Sabtu, 02 November 2013



Ruangan ini, mengapa harus ruangan ini lagi. ruangan yang membuat hidupku tiba-tiba berubah begini. Jika harus diasingkan mengapa harus di ruangan ini.
Tepat seminggu lalu saat keluargaku sedang asik-asiknya membereskan barang-barang di rumah baru ini, aku malah asik bermain dengan kucing kesayanganku. dia sungguh lasak dan tak mau diam. terus berlari dan menaiki satu per satu anak tangga yang ada di rumahku. anak tangga itulah yang akan membawa siapapun masuk ke dalam ruangan itu, ruangan yang sangat tersisihkan dan kelam itu.
“puss… jangan masuk kesitu” aku sudah melarang kucingku untuk tidak masuk ke dalam sana, tapi dia sungguh nakal dan tak mau diberitahu, dia tak mengindahkan perintahku, sang majikannya.
Kebetulan sekali pintu itu terbuka, dia masuk. aku mengejarnya, tapi… langkahku terhenti saat aku melihat dengan kedua mataku yang masih normal ini sesosok makhluk aneh yang bentuknya sangat absurd tapi yang jelas warna dominan hitam. makhluk itu sedang memegang kucingku yang malang, dia sudah tewas di tangan makhluk itu, lihat saja mulut berbulunya berlumuran darah, tubuh kucingku sudah tercabik-cabik tak karuan. sejenak aku berpikir ini mimpi. tapi tidak, ini nyata. Aku hanya terdiam membelalakkan kedua mataku, rasanya ternggorokanku ini sedang tersumbat sehingga tak ada suara yang berhasil keluar dari mulutku. aku seperti bisu sesaat.
Makhluk itu menghilang entah kemana, saat kami bertatap mata. yah, aku melihat matanya yang merah dan wajahnya yang sangat menjijikkan itu.
Pagi ini, di ruangan yang sangat ini aku hindari ini, lagi-lagi aku diasingkan. entah mengapa semenjak kejadian itu tiba-tiba aku seperti orang sawan, tubuhku menggeletar dan aku pasti akan merusak benda apa saja yang kulihat. maka dari itu, jalan terbaiknya agar barang-barang di rumahku yang masih utuh tak ikut jadi korban atas tindakanku yang tak masuk akal ini, aku diasingkan. di ruangan ini.
Entah apa penyebabnya, dokter profesional pun tak bisa meramalkannya. banyak yang menyarankan keluargaku untuk bertanya panya paranormal, tapi itu tadi, keluargaku tak percaya pada paranormal dan aku juga.
Bukan tak mau menceritakan apa yang aku alami seminggu lalu pada keluargaku, aku sudah capek mengoceh pada mereka tapi tak ada satu pun yang percaya. atas hilangnya kucingku, mereka anggap bahwa kucingku hanya sedang berada di suatu tempat untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya. yap, kucingku bukan mati, tapi menghilang. tak ada bangkainya yang tersisa, itulah salah satu alasannya mengapa keluargaku tak percaya. ini gila. benar-benar gila.
Aku semakin bingung dengan diriku, semakin lama semakin tak terarah, seperti ada sesuatu yang mengontrol tubuhku untuk merusak apapun yang kulihat dan sekarang kumatnya bukan pada pagi hari saja, tapi malam juga.
Hari ini aku memutuskan untuk mencari jawabannya pada temanku yang punya indra keenam, aku baru terpikir sakarang untuk menemuinya, aku merasa mungkin saja ada yang merasukiku.
“Schawdanskey… yap aku yakin itu”
“Maksudmu, memang benar ada yang mengikutiku?”
“Yap dia adalah makhluk aneh, makhluk dunia lain yang senang bermain-main di dunia manusia”
“Aku tak mengerti mengapa dia mengikutiku?”
“Dia menginginkamu…” Kata isabel tetangga lamaku, dia terkenal bisa melihat-lihat dan punya indra keenam, juga sangat menekuni dunia mistis.
“Aku…?” tanyaku kebingungan.
“Menurut buku yang pernah kubaca… makhluk ini akan mengikuti siapapun yang menatap matanya, biasanya selama satu bulan jika sudah pas dan dia suka, maka dia akan mengambil tubuh orang itu. membuat sang empunya hilang kesadaran bahkan hidup tapi mati” katanya sambil sedikit menghororkan suaranya.
“Hidup tapi mati?”
“Ya, semua orang melihatmu hidup, tapi sebenarnya kau mati arwahmu entah berada dimana”
“Jadi, yang ada di tubuhku… makhluk itu?”
“Tepat sekali, tapi kau jangan khawatir dia tak akan mengambil tubuhmu. kau tak pernah melihatnya kan?” tanya isabel.
“Makhluk itu? ehm… bagaimana wajahnya?” Tanyaku.
“Ehm… sebentar aku ada fotonya.
Isabel menunjukkan gambar dari makhluh aneh itu dan…
“Astaga… aku pernah melihatnya, waktu itu…” Aku menceritakan panjang lebar tentang yang aku alami.
“Memang, dia makhluk yang jahat dan sangat misterius” kata isabel.
“Aku bagimana?”
“Dua minggu lalu, masih ada dua minggu lagi untukmu sebelum dia mengambil tubuhmu”
“Terus?”
“Ehm… sebentar” isabel mulai memainkan komputernya.
“Lihat…”
Akupun mulai membaca artikel tentang bagaimana cara terbebas dari makhluk itu.
“… jika sudah sampai waktunya, kau harus mempersiapkan diri. jangan tidur. ya, karena di saat itu dia akan masuk ke dalam tubuhmu, di saat semua anggota tubuhmu rileks dia akan bebas keluar masuk. maka dari itu jangan tidur, jika kau tidur maka ketika matamu terbuka, jiwamu sudah tak bersatu dengan tubuhmu lagi. disarankan tiga hari sebelum waktunya tiba. jangan tidur.” Aku dengan serius membaca artikel itu.
“Emily, hanya satu syaratnya jangan tidur. kau bisa?” Tanya isabel.
“Bisa” jawabku lantang.
Hari-hari kujalani seperti biasanya, pagi dan malam aku akan diasingkan ke ruangan ini. aku takut, sebentar lagi genap sebulan. Aku tak memberitahu satu pun anggota keluarku, karena aku tahu mereka pasti tak kan percaya.
Tiga hari sebelum genap sebulan, aku sudah banyak membeli apapun yang bisa membantu untuk tak tertidur. Aku takut, ditambah lagi semalam orangtuaku pergi dan jadilah aku di rumah sendiri. Aku merasa semakin ada yang mendekatiku dan menyesakkan dadaku, ini hari tepat sebulan dan aku terus memelekkan mataku. Belum istirahat semenit pun.
Malam tiba, keadaan malam ini begitu mencekam rasaku. aku memutar lagu rock sekuat mungkin dengan menggunakan earphone.
“Aaaaa… tolong jangan, jangan aku masih ingin hidup jangaaaan… aaaa” makhluk itu semakin dekat, apa yang harus aku lakukan, aku tak bisa bergerak, kakiku terasa sangat berat, dia semakin dan akhirnya berhasil memegang tanganku dan…
Aku membuka mata, putih. Hanya warna putih yang bisa kulihat. Dimana aku ini, jangan-jangan aku sudah berada di… surga?
“Ibu?” Aku terkejut, sekaligus bersyukur karena aku masih hidup dan masih bisa melihat dunia terutama ibuku.
“Apa yang kau lakukan? sehingga tidak tidur selama beberapa hari ini?” Tanya ibu.
“Eee… aku.. aku..”. “Sudahlah jangan kau ulangi lagi” kata ibu, kemudian meninggalkanku sendiri di ruangan ini.
Aku bersyukur, makhluk itu tak mengambil tubuhku dan membiarkan rohku berkeliaran di muka bumi ini, aku tak tahu mengapa. Tapi yang pasti makhluk itu telah meninggalkan bekas yang mungkin agak lama hilangnya di pergelangan tangan kiriku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar