Sabtu, 02 November 2013



Hai.. kawan namaku Kissel.
Akhirnyaa liburan pun tiba, kata mama aku akan pulang kampung ke Surabaya.
Aku senang sekali karena sudah 5 tahun aku tidak kesana.
“Kissel.. cepat sedikit 30 menit lagi kita akan berangkat” kata mama.
“Iya ma.. tinggal mengemasi baju kok!” teriakku tergesa-gesa.
“Ya sudah, mama tunggu di bawah!” teriak mama pula.
Aku segera turun ke bawah untuk menemui mama. “Maaf ma, nunggu lama ya?” tanyaku. “tidak sayang baru 10 menit kok” kata mama lembut.
“Kissel, kamu sarapan dulu ya, agar di perjalanan tidak lapar” kata mama. “Baik ma” jawabku.
20 menit kemudian…
“Ayo sayang kita pergi, bismillahirrahmanirrahim” kata mama. “Iya ma” jawabku. Sepanjang perjalanan aku mendengar lagu melalui i-phone5 ku.
5 jam berlalu…
“Huhh.. akhirnya sampai juga, perjalanan ini sungguh melelahkan.. “kataku lega. “Heh Kissel, Ayah lebih capek tau.. kamu enak cuma duduk, sadar kalee” kata ayah mengejutkanku. “Hih ayah nih.. narsis..” kataku tertawa.
“udah, ayo kita temui nenek ida” ajak mama.
Kulihat di teras rumah nenek ada seorang wanita tua yang sedang duduk di kursi goyangnya sambil merajut syal musim dinginnya, tak lain tak bukan adalah.. NENEK IDA…
“Nenek… aku kangen banget sama nenek” teriakku. “Ne.. nek ju.. ga kang.. en sama Kissel” kata nenek terbata-bata. Memang belakangan ini nenek sakit parah, namun setelah om Rizal membawa nenek ke dokter keadaan nenek semakin membaik.
Malam ini hujan deras mengguyur daerah tempat tinggal nenek, cuacanya sangat dingin. “Mama.. aku kedinginan..” kataku. “Ini ada selimut” kata mama.
Ketika aku hendak ke kamar aku melihat nenek sedang menikmati teh sambil duduk di kursi goyang kesayangannya. “Nek.. boleh tidak aku mencoba duduk di kursi goyang ini?” tanyaku takut tidak diperbolehkan. “Dengan senang hati sayang” kata nenek. Lalu nenek bangun dari duduknya dan pergi untuk tidur. Aku perlahan menduduki kursi itu.. dan.. aku langsung tertidur.
Kicauan burung bersahut-sahutan membuatku terbangun dari tidurku. aku bergegas menemui keluargaku di ruang makan. “Pagi semua!!” sapaku tersenyum. Setelah sarapan aku membersihkan rumah agar terlihat indah dan asri. Ketika aku membersihkan kursi goyang nenek aku melihat sosok tak kasat mata yang mencoba menerkamku, aku berteriak “TOLONGGG!!!” teriakku. “Ada apa Kissel?” tanya mama. “Anu ma tadi aku ngeliat ada penampakan di kursi goyang nenek yang mencoba menerkamku” ujarku kepada mama. “Memang di kursi goyang nenek ada makhluk halus, karena kursi goyang ini adalah peninggalan bude wewe, teman nenek yang tewas terbunuh karena diperk*sa. Dan, bude wewe suka duduk di kursi goyang ini” jelas nenek. “Oh begitu” ujarku.
Esok harinya aku melihat kejadian yang sama seperti kemarin aku diterkam dan pingsan.
Bau balsem membuat hidungku pedih dan aku segera bangun, “apa yang terjadi denganku?” tanyaku. “Kamu pingsan sayang” jawab mama. “ma.. aku takut dengan kursi goyang itu.. huhuhu” kataku menangis. “kamu gak usah takut kan ada mama, nenek, ayah, dan yang lain” kata mama. “Ma, aku pipis dulu ya!” kataku pada mama. “iya” kata mama singkat. Aku melewati kursi goyang nenek.. dan.. tiba-tiba.. ada orang yang memanggilku “KISSEL… KISSEL..”, “Aku mohon jangan sakiti aku..” kataku takut.
“eh Kissel bangun.. udah pagi nih, kamu kok aneh sih, siapa yang mau sakiti kamu?” tanya mama. “eh.. rupanya cuman mimpi, tadi aku mimpi seremm banget” kataku. “Ooo begitu, ya sudah cepat bangun” kata mama.
Aku lalu menemui nenek “Nenek apa kursi goyang ini milik seseorang?” tanyaku. “Gak sayang, ini punya nenek” kata nenek. “Ada hantunya?” tanyaku. “Yah gak adalah, itu cuma mitos tentang kursi goyang berhantu, kamu takut?” tanya nenek. “Gak dong.. tapi sih takut juga.. hahaha” kataku tertawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar