Sabtu, 02 November 2013



Suasana hening, angin deras dan burung-burung berterbangan kesana-kemari. Dan diatas bukit belakang kampusku, menjadi saksi, kesedihanku dimulai. Saat aku ingin menyusul Merry (Sahabatku) di bukit kampusku. Karena udah aku janjiin untuk memberinya sebuah hadiah berupa boneka dan bunga mawar putih yang sudah aku siapkan 1 hari sebelumnya. Karena saat itu adalah hari ulang tahunnya.
Namun, hanya terbuang sia-sia penantianku untuk memberi Merry sebuah hadiah dariku. Karena setelah aku sampai dibukit belakang kampusku, aku melihat Frey (Kakak tingkat Merry) mengungkapkan perasaanya pada Merry di tempat yang biasanya aku dan Merry selalu duduk berdua, bercanda bareng dan nyanyi bareng sambil melihat burung berterbangan dan melihat pemandangan seluruh kota.
Rasanya baru kali ini aku merasa kecewa dan sedih. Aku bertanya-tanya dalam hatiku, apakah aku jatuh cinta pada Merry? Oh tuhan, jangan biarkan aku jatuh cinta sama Merry, dia hanya sahabatku bukan lebih dari itu. Aku enggak mau merusak persahabatanku dengan Merry cuman gara-gara perasaan sayangku sama dia. Tapi jujur aku gak bisa bohong kalo aku sayang dia.
“Hai Merry…” jawab si Frey
“Eh Kak Frey, kok tau Merry ada disini” Balas Merry
“Iya… Kakak Mulai tadi Ngikutin kamu, mangkanya Kakak tau kamu disini” sahut si Frey
“Oalah iya udah Kakak, duduk yuk, sambil temenin Merry, nungguin sahabatku si Rian” jawab Merry
“Eeee, Mer sebenarnya Kakak kesini mau ngomongin sesuatu sama kamu” balas si Frey
Sambil memegang tangan Merry, si Frey langsung mengungkapkan perasaanya pada Merry
“Kakak Sejujurnya udah lama suka sama Merry, sejak waktu pelatihan basket itu. Kakak ingin Merry jadi pacar kakak, Merry bersediakah” ucap si Frey dengan wajah meyakinkan.
Merry melepas tangan Frey
“Aku bingung Kak, beri aku waktu iya, untuk menjawab semua ini” Merry membalasnya
Dan si Frey pun mau memberi waktu pada Merry untuk menjawab perasaanya. Setelah kejadian itu, Aku pun pergi begitu saja, takut menggangu mereka berdua, serta membawa boneka dan bunga mawar putih yang akan kuberikan pada Merry. Namun ditengah perjalanan menuju kostku, aku bertemu dengan Merry.
“Nyet… tunggu nyet, eh kamu kemana tadi sih… aku tungguin kamu tadi di bukit, kok kamu gak dateng” jawab Merry dengan memberi senyuman padaku
“HAPPY BIRTHDAY iya nyit, dan selamat buat tadi”, ini hadiah untukmu” dengan nada suara sedih dan wajahku agak pucat
“Selamat apa sih nyet, makasih iya hadiahnya, tapi kok wajahmu pucat, kamu sakit iya?” Balas Merry dengan mengusap wajahku
“Enggak apa-apa kok nyit, mungkin kecapek’an, maaf iya tadi aku gak kebukit memberinya” balas aku dengan melepas tangan Merry yang mengusap wajahku
“Iya udah nyet, jaga kesehatan iya, oh iya besok bareng iya jalan ke kampus, kita jalan bareng, ada yang mau aku curhatin sama kamu. oke” jawab Merry padaku
“Iya udah, aku pulang duluan, Assalamualaikum” balas aku
Paginya dengan suasana cerah di kota malang. Aku dan Merry jalan berdua menuju kampus, ditengah perjalanan, Merry menceritakan kejadian kemaren yang menurutku pahit itu padaku. Tentang Frey yang menyatakan perasaanya ke dia.
“Eh nyet… kamu tau gak, Kak Frey pemain basket yang keren itu di kampus kita” jawab Merry
“Iya, tahu… Kenapa emang” guman aku
“Kemaren pas aku nunggui kamu di bukit belakang kampus, dia menghampiriku tau gak nyet, dan dia nembak aku, bayangin Kak Frey udah keren pinter man basket, nembak aku, seneng raanya deh. ” Ucap Merry padaku.
“Terus” jawab aku
“Tapi aku belum jawab, aku butuh waktu Nyet, tapi aku pingin jadi pacarnya dia” jawab Merry
Dengan balasan yang singkat, aku menjawabnya untuk menerimanya.
“Iya udah terima aja” jawab aku
Enggak terasa kamu berdua tiba dikampus.
Saat perkuliahan selesai, aku menyusul Merry ke kelasnya, namun langkahku terhenti setelah melihat Frey di dalam kelas Merry, dan melihat mereka berdua asyik bercanda, dan dengan lantangnya Merry berkata bahwa, dia mau jadi pacarnya Frey,
“Kak, aku mau jawab, yang kemaren, sejujurnya aku juga suka sama kakak, dan aku mau nerima kakag jadi pacar Merry” ucap merry pada Frey
Dengan rasa kecewa dan sedih, aku langsung pergi dan lari menuju ke tempat aku biasa dengan Merry duduk berdua yaitu bukit belakang kampus. Saat itu aku tuangkan rasa kekecewaanku pada burung berterbangan, dan berteriak sekecang-kencangnya pada pemandangan yang luas di depan bukit itu. Dan setelah kejadian tersebut, sms dia, gak pernah aku bales, dan dia telefon juga gak pernah aku respon, dan sampai 1 bulan berjalan, akhirnya ku coba untuk menghubungi nomor Merry, namun ternyata nomor Merry sudah gak aktif lagi. Dan saat saat itulah aku merasa sepi, Merry yang selalu setiap malam mengucapkan, “have nice dream sahabatku nyet” sekarang gak ada lagi yang diucapkan. Entahlah, sekarang aku sudah lupakan Merry, Merry yang sekarang bukan Merry yang dulu pernah aku kenal. Gundah terlukiskan pada jati diriku saat itu.
Dan setelah 2 minggu waktu berjalan tiba-tiba aku mendapatkan SMS singkat dari nomor yang enggak aku kenal. Dan kubuka message itu, ternyata Merry,
“Nyet,
aku ingin ketemu sama kamu, besok pagi.
Ditempat biasa kita duduk bareng, canda bareng.
Di bukit belakang kampus kita.Please datang. Merry sahabatmu” isi pesan singkat Merry
Saat itu rasanya aku malas untuk bertemu dengan Merry, Dan keesokan paginya, aku tetap tidak merubah pikiranku untuk datang bertemu dengan Merry. Namun, saat hujan deras tiba dikala senja tiba. Merry mengirimku sebuah pesan lagi, saat itu hatiku luluh dan mau untuk bertemu dengan Merry.
“Persahabatan yang abadi adalah persahabatan yang tanpa rasa benci dan amarah, Persahabatan yang abadi adalah persahabatan dengan rasa sayang yang saling tidak membedakan. Sebuah kata tulus dariku, memang gak ada arti bagimu, namun izinkan aku tuk meminta maaf padamu, walaupun hanya sebentar saja, kamu bertemu denganku, hujan deras ini tidak akan membuat aku resah untuk menunggumu” SMS dari Merry untukku.
Dan ternyata Merry masih menungguku mulai tadi pagi, Ya tuhan… apakah dia sudah makan, apakah dia baik-baik saja, Pikirku saat itu. Saat itu aku langsung menuju ke bukit belakang kampus, dan gak peduli hujan deras turun, aku segera pergi menemui Merry. Sesampai di bukit, terlihat Merry duduk sendiri, dengan pakaian Merah meronanya yang basah kuyup.
“Maafkan aku nyit, maafkan keegoisanku” jawab aku dengan memegang pundak merry
Dan Merry pun berdiri, dan saat itu Merrypun memelukku, dengan menangis dan meminta maaf padaku.
“Aku kangen kamu nyet, kangen kamu nyet, maafkan aku, maafkan aku” Jawab Merry padaku
“Iya udah lupakan saja, Jangan menagis lagi, bagaimana dengan Frey apakah baik baik saja hubunganmu dengan dia” Jawab aku dengan mengusap air mata Merry
“Nyet, aku udah putus sama Frey, aku baru tau kalo Frey adalah cowok dari teman Reni, dan sekarang Reni menjauhiku, gara-gara tau kalo aku pacaran sama Frey” balas Merry padaku sambil menangis.
“Iya sudah jangan menangis. harus perlu kau tau sejujurnya saat kamu pertama kali ditembak sama Frey, saat itu aku kecewa dan sedih, Jujur hatiku gak bisa bohong, kalo aku sayang kamu, meskipun kita sahabat, tapi rasa sayang ini begitu kuat, aku tak mau, kehilangan sahabat sepertimu Merry” jawab aku
“Maafkan kesalahanku Nyet, aku tau, Maafkan aku, aku juga sayang kamu” Sahut Merry dengan menangis.
“Hust jangan mewek, jelek tau, iya udah, sekarang kita kembali seperti dulu, mulai menjadi sahabat yang seperti dulu, bercanda, nyanyi bareng di bukit ini, bukit istimewa ini” balas aku dengan tawa dan merangkul si Merry
Dan Akhirnya, aku dan merry kembali menjadi sahabat yang utuh lagi, dan tempat bukit ini menjadi saksi, Aku dan Merry menjadi sahabat lagi setelah mengalamai perpecahan akibat keegoisan masing-masing, Hujan deras dikala senja saat itu menjadi bagian terpenting dalam sejarah persahabatanku dengan Merry.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar