Sabtu, 02 November 2013



You Don’t Know How Precious It Is To Have A Body,Do You?
Being Able To Touch And Feeling Warmth.
You Have A Voice That Someone Else Can Hear And
You Have People To Hear Your Voice.
You Can Look At Someone And Smile Together.
I Envy You…
(Shin Ji Hyun – 49 Days “Korean Drama”)
Februari 12,2011
Aku hanya dapat duduk termenung memandangi rintik hujan dari jendela kamarku.Dulu aku sangat menyukai hujan.Saat ia turun membasahi bumi,rasanya sangat sejuk.Aroma dan suaranya dapat menentramkan hati.Dan hujan yang telah mempertemukan aku dengannya.Namun kini setiap hujan turun,aku selalu takut..teringat pada hari itu dan kembali sadar bahwa aku telah membuat dia pergi terlalu jauh.
Kehilangan dia rasanya seperti akhir dari hidupku.Karena kehilangan dia berarti aku kehilangan ayah,ibu,kakak,kekasih,teman baikku dan diriku sendiri.Tak pernah terpikirkan olehku bahwa suatu hari aku akan kehilangan dia.Dan aku sadar bahwa selama ini hanya ia yang ada di hidupku.
Mencintai seseorang lebih dari hidupmu sendiri adalah suatu kesalahan,karena ketika ia pergi dan meninggalkan hidupmu,maka saat itu juga kau akan berfikir untuk menghancurkan hidupmu sendiri.Namun ketika ada seseorang yang lebih mencintaimu lebih dari dirimu sendiri,itu adalah berkat yang tidak pernah ternilai…Inilah yang aku rasakan…Dan mungkinkah kau mengerti ??
Kakak…Aku merindukanmu..
Hari ini tepat 3 tahun dia pergi,namun rasanya masih segar dalam ingatanku.Rentetan peristiwa hari itu terus bermain dalam pikiran,seperti memilih mode on dalam memori.
Seandainya aku bisa mengulang hari itu..
Tidak..
Seandainya aku bisa menghapus hari itu..Mungkin kau masih berada disini..tertawa bersamaku..melakukan banyak hal..
Hari itu seperti hari ini,hujan turun menyapa.Rasanya sangat sejuk dan baunya sangat menenangkan hati.Namun kesejukan hari itu tidak mampu menghilangkan amarah pada diriku.
Saat itu aku sangat marah padanya.Hal yang sangat aku sesalkan hingga saat ini.Aku bahkan mengutuki diriku sendiri,karena kesalahanku aku kehilanganmu.
Kami bertengkar ketika ia sedang mengendarai motornya dengan kecepatan normal.Tapi hujan saat itu membuat keadaan jalan menjadi licin.Aku membuatnya tak dapat berkonsentrasi dengan baik.Dia berusaha menenangkanku,tapi emosiku saat itu telah membutakan mata dan hatiku.
“Kau tahu..Kali ini aku tidak bisa memaafkanmu.Kau tidak pernah mengijinkanku membantumu “.
“Lupakan saja..”
“Aku membencimu….”Kata – kata itu terlontar dari mulutku tanpa pernah aku pikirkan.Ia menoleh kebelakang dan melihatku..sorot matanya memancarkan rasa kekecewaan.Entah mengapa aku merasa akan kehilangan dia.Namun aku tidak pernah punya kesempatan utuk mengatakan maaf padanya.
Tiba –tiba saja sorot lampu yang terang benderang menguyur tubuh kami.Lampu sorot sebuah mobil dari tikungan jalan yang melaju sangat kencang,menuju ke arah kami.Terdengar suara klakson bersamaan dengan gemuruh roda mobil..aku hanya bisa berteriak..dan refleks,dia membelokkan motornya untuk menghindar.Namun sepertinya sudah terlambat.Roda motor kami tergelincir dan membentur pagar pembatas jalan.Mobil didepan kamipun tidak bisa mengendalikan arah lajunya.
Sekejap kemudian,aku hanya merasakan tubuhku terlempar dan melayang.Tubuhku membentur sesuatu..dan sekejap kemudian semua mendadak menjadi gelap…
*****
Februari 12,2011
Mengapa kau termenung??Bukankah hari ini hujan turun??Dulu kau sangat menyukainya..lalu mengapa kini kau bersedih ?? Apa kau merindukanku ??
Tak ada yang dapat aku lakukan,aku minta maaf.Sungguh maafkan aku.Aku tidak bermaksud membuatmu seperti ini..membuatmu terus merasa bersalah..
Sungguh..aku tidak pernah membencimu.Aku pun menderita melihat dirimu seperti ini.
Seandainya bisa,aku sangat ingin memelukmu,membelai rambutmu,menghapus air matamu.Melakukan apapun agar kau dapat tertawa..Setidaknya membuatmu tersenyum..
Tapi apa yang dapat aku lakukan ?? Aku hanya dapat memandangmu dan menangis..
Kau terus membuat dirimu semakin menderita.Kau sudah membayarnya dengan keadaanmu selama ini.Membayar kesalahanmu.Jika itu yang kau mau…kita sudah impas.Kini kau kehilangan segalanya.Apa lagi yang kau sesalkan ??
Jadi seperti ini aku di matamu ?? Kau pikir aku akan bahagia melihatmu seperti ini ?? Aku tahu kau menyesal.Aku tahu kau merasa bersalah.Tapi lihatlah dirimu sekarang..kau bahkan lebih menyedihkan daripada aku.Kau tau betapa berharganya dirimu untukku?Kau adalah satu-satunya wanita yang pernah aku cintai seumur hidupku.Aku mohon jangan menyiksaku seperti ini,melihat dirimu yang semakin hancur membuatku hampir gila..
Apa kau sadar ?? Kau telah menyia-nyiakan hidupmu.Hidup adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan.Sesuatu yang telah Tuhan minta dariku..
Hidup lah lebih lama..dan kembalilah menjadi dirimu yang dulu..Aku janji…Aku akan selalu disini..di dekatmu..Mengawasimu..
*****
Maret,2008
Aku membuka mataku..rasanya menyenangkan sekali..seperti terbangun dari tidur yang panjang..dan saat ini aku terbaring di atas rumput yang sangat lembut..seperti kapas..
“Dimana aku ??“ Aku berusaha untuk bangun dan mencari tahu tempat keberadaanku saat ini..
Dan..
“Oh tidak,apa yang terjadi ??“ Aku merasa seperti melayang.Rasanya tubuhku ringan sekali.Dan mengapa aku memakai gaun putih ? Apa aku sedang di sebuah pesta ?? Tapi kemana perginya yang lain ??
Rasanya aku tidak kenal tempat ini.Tapi sungguh tempat ini indah sekali.Taman terindah yang pernah aku lihat.Semua bunga yang aku kenal dan bahkan belum pernah aku lihat sebelumnya tertanam rapi disini,bahkan ada air terjun buatan.
Tidak…itu air terjun sungguhan yang sangat indah..
Apakah aku masih di negaraku ?? Apakah ini milik seorang bangsawan ?? Ataukah ini tempat wisata ?? Oh Tuhan..aku benar – benar tidak tahu dimana aku sekarang..Taman inì luas sekali,tapi apakah tidak ada 1 orangpun disini ??
Saat aku berjalan..tiba-tiba aku melihat seseorang dari kejauhan.Aku tidak yakin apa aku mengenalnya.Tapi sepertinya orang itu berjalan ke arahku.Mungkin aku bisa tanyakan sesuatu padanya..
Saat dia mulai mendekat,aku merasa seperti mengenalnya.Dari kejauhan ia terlihat sangat tidak asing.Dia..seperti..
“Kakak…“ Aku langsung menghampirinya dan memeluknya..
Ya..aku mengenalnya..sangat mengenalnya.Dia adalah kakak laki-lakiku satu-satunya.Tapi mengapa ia juga ada disini ?? Dia juga mengenakan pakaian serba putih.Tapi pakaiannya terlihat lebih bersinar daripada aku.Tubuhnya seperti mengeluarkan cahaya putih.Indah sekali..
“Kak..sedang apa kau disini ?? Dan mengapa aku juga ada disini ?? Sebenarnya tempat apa ini?? Dan apa yang sudah terjadi ??“ Aku terus bertanya,tapi ia hanya tersenyum dan terus berjalan sambil merangkulku..
“Kak..kau tidak mau menjawab??“
Dia tersenyum dan bertanya padaku. “Apa kau suka tempat ini ??“
“Ya..ini tempat terindah yang pernah aku lihat.“
“Suatu saat kau juga akan tinggal disini..“
“Benarkah ?? Apa kau juga akan tinggal disini ??“
Dia mengangguk dan tersenyum kembali.Wajahnya begitu bersinar dan ia terlihat jauh lebih tampan.Ketika ia tersenyum,entah mengapa aku merasa jauh lebih tenang..Aku yakin ia bahagia disini..Tapi,apakah ia tidak merasa kesepian ??
“Aku bahagia disini..Dan aku akan selalu di temani oleh orang-orang yang baik.Kau tenang saja.“
“Kak,kau bisa membaca pikiranku ??“
Tiba-tiba sebuah cahaya putih menyinariku dari atas.Cahayanya tidak menyilaukan tapi membuatku sangat bersinar..
“Sudah saatnya kau kembali.. “
“Kak,apa maksudmu ?? KAK..KAK..KAKAK..!!!“
“Gizza aku akan selalu mencintaimu,apapun yang terjadi…”
“Nona..kau sudah sadar ??“
Dengan susah payah,aku berusaha membuka mataku..’Dimana ini ?? Siapa wanita ini ? Aku tidak mengenalnya..’
Tidak lama kemudian datang seorang pria muda mengenakan pakaian serba putih…
“Nona,syukurlah kau sudah sadar.Saya akan memeriksa kondisi anda sekarang.Suster tolong bantu saya.“
‘Jadi wanita itu suster ?? Tapi dimana kakak ??‘
“Ak..a..“ ‘knp suaraku ??’ Tenggorokanku sakit sekali..
“Nona,kau baik-baik saja??“
“Ka..kak ??“dengan menahan sakit,aku berusaha mengeluarkan suaraku yang terdengar sangat parau..
“Nona,lebih baik kau simpan dulu suaramu.Kau harus banyak istirahat.Kau sudah tidak sadarkan diri selama hampir 3 minggu..“ Pria muda itu terus membujukku.
‘Jadi pria ini seorang dokter dan ini di rumah sakit ??Apa yg sudah terjadi ??’Aku berusaha mengingatnya..tapi..
‘Akh..kepalaku sakit sekali’ Aku terus memegangi kepalaku..Sepertinya kepalaku dibalut perban..
“Dok..ini diluar perkiraan kita.Nona..kau sangat beruntung..”Suster itu tersenyum sambil memandangku.
“Tapi dia tetap harus menjalani banyak pemeriksaan.Suster tolong buatkan jadwal untuk pemeriksaannya…” Suster itu mengangguk dan tersenyum kepadaku.
“Dan sekarang kau boleh pergi..“
Tak lama kemudìan suster itu keluar..
“Syukurlah,kau sudah sadar..Aku tau kau pasti akan sadar..“ Dia menggenggam tanganku..
‘kenapa dia menangis ?? Apa ia mengenalku ??’
“Ka..kak??“ Dengan terbata-bata,sekali lagi aku berusaha menahan sakitku.Jelas terlihat kekagetan di wajahnya saat aku menyebut kakakku.Apa yang terjadi?
“Maafkan aku..dia..dia..“ Dokter muda itu berusaha menahan tangisnya.Ia menggenggam tanganku dengan erat.Tangannya bergetar dan dingin.Sepertinya ia menyembunyikan sesuatu dariku.Ia bahkan tidak berani menatap mataku.
‘Ada apa ?? Dimana kakak ?? Kenapa dia menangis ?? Cepat katakan…’
“Dia..dia….“ Matanya berkaca – kaca dan suaranya bergetar.
‘Ada apa ini?? kakakku kenapa ?? kenapa dengan dia ??’
“Sebaiknya kau istirahat saja.Setelah kondisimu membaik,aku sendiri yang akan menemanimu menemuinya.Kau tenang saja…..Semuanya akan baik-baik saja..“Ia berusaha menenangkanku,namun aku merasa ada sesuatu yang ia sembunyikan dariku.Ketika mengucapkan kalimat terakhirnya,tatapan matanya menerawang,seakan sedang bicara pada dirinya sendiri.
Ada apa dengan kakak??Apapun yang terjadi..Aku harap ia baik-baik saja…
*****
Desember,1993
“Gizza..kau tunggu disini,jangan kemana-mana..Ibu harus pergi membeli sesuatu.“
“Ibu tidak lama kan ??“
Ibuku menangis dan terus membelai wajahku.Kemudian ia pergi meninggalkanku di sebuah taman dekat panti asuhan.Saat itu aku sangat takut,tapi aku yakin ia pasti akan kembali untuk menjemputku.
Aku hanya duduk terdiam di bangku taman ini sambil terus memandangi punggungnya hingga ia menghilang dari pandanganku.
Sudah hampir 4 jam sejak ia pergi,dan aku mulai menangis.Aku sangat lapar dan lelah,tapi aku takut jika aku pergi,ibu akan kembali dan khawatir.Aku takut ibu tidak bisa menemukanku.Jadi,aku putuskan untuk tetap disini.
Tidak beberapa lama kemudian,langit berubah menjadi gelap dan hujan mulai turun.Tidak perlu waktu yang lama sampai aku mulai basah kuyup.Aku benar-benar bingung.Apa yang harus aku lakukan?? Aku hanya bisa menangis dan terus menangis.
Tubuhku mulai menggigil.Aku menekuk kakiku dan merapatkannya dalam pelukku sambil menenggelamkan wajahku.
“Ibu,aku takut..cepat kembali..“Aku tidak bisa menghentikan tangisku..
“Kau baik-baik saja ?? Sedang apa kau disini ??Kau basah kuyup.“
Aku mengangkat kepalaku dan melihatnya untuk pertama kalinya.Anak laki-laki ini usianya kira-kira lebih tua dariku.Aku terus memandang wajahnya.Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.Aku hanya bisa menangis.Dan tiba-tiba ia menarik tanganku…
“Aku tidak mau pergi…Aku mau menunggu ibu.”Aku terus menarik tanganku.Namun ia tidak mau melepasku.
“Aku akan membantu mencari ibumu.Tapi sekarang kita harus berteduh dulu.Kau pasti akan sakit. Kau mau melihat ibumu khawatir?”
Aku tetap tidak mau berpindah dari tempatku.’Bagaimana kalau ibu kembali dan tidak bisa menemukanku?’
“Kita akan kembali kesini jika hujan sudah berhenti.Aku janji..”
Aku tidak tau mengapa tiba-tiba aku merasa kata-katanya benar.Mungkin karena tubuhku sudah tidak bisa menahan dinginnya udara saat ini.
Kemudian aku berlari mengikutinya.Saat itu,ia terus menggenggam erat tanganku dan hanya terus berlari.Dan aku tidak pernah tau kalau hari itu adalah hari terakhirku melihat ibu..
*****
Sejak hari itu,aku hanya bisa menangis.Aku merindukan ibuku,tapi ia tidak pernah datang menjemputku.Setiap hari aku selalu kembali ke taman itu,dan berharap melihat ibu yang sedang menungguku.Namun,harapanku sia-sia.Ia tidak pernah kembali untuk menemuiku.
Anak laki-laki itu menepati janjinya,ia yang selalu menemaniku mencari ibu.Meskipun aku sempat merasa sangat marah padanya,karena kalau saja hari itu aku tidak mengikutinya,pasti aku bisa bertemu dengan ibuku.Tapi selama ini hanya ia yang selalu menghiburku dan ia menemaniku kemana saja aku pergi.Ia pernah mengatakan padaku bahwa ia tidak akan pernah meninggalkanku dan akan menepati janjinya,karena ia juga merasakan yang aku rasakan.Hanya saja aku mungkin masih dapat menemui ibuku,tapi ia hanya bisa berharap menemui ibunya di dalam mimpi.Ia bahkan tidak tahu bagaimana wajah ibunya.
Aku merasa sangat kasihan padanya,tapi ia tidak pernah terlihat sedih.Ia bilang,dia tidak mau melihat orang-orang merasa kasihan padanya.Menurutnya itu tidak ada gunanya,hanya akan membuatmu semakin terpuruk dan sedih.Umurnya masih 9 tahun,tapi banyak hal yang telah ia lewati yang membuatnya jauh lebih dewasa dari anak seumurnya.Diapun kini telah menjadi sosok kakak sekaligus ibu dan juga ayahku.
Aku melewati hari-hariku di panti asuhan ini bersamanya.Hari berganti minggu,dan tidak terasa 10 tahun sudah berlalu,namun aku masih belum bisa menemukan ibuku.Aku dan kakakku memutuskan untuk keluar dari panti asuhan dan melihat dunia luar.Kami memutuskan untuk meneruskan sekolah kami ke tingkat bangku kuliah dan bekerja part time untuk membiayai hidup kami berdua.Meskipun harus bersusah payah,namun kami berdua sepakat untuk menjalani hidup yang normal sama seperti orang lain yang memiliki keluarga.
Hubungan kami semakin lama semakin dekat.Tidak pernah terpisahkan oleh apapun.Dan dia telah menjadi bagian dari diriku.Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkan ataupun melupakannya,apapun yang terjadi.
Sampai suatu hari….
Aku harus kehilangannya untuk selamanya..Dan hidupku berubah menjadi sangat berantakan..
*****
April,2011
“Gizza..sampai kapan kau akan hidup seperti ini ??” Dia terus saja mengejarku meskipun aku tidak memperdulikannya.
“Untuk apa kau mencemaskan hidupku ??”Aku terus berjalan tanpa memperdulikan laki-laki itu.Mendengar suaranya saja membuat darahku memanas.Ia terus menemuiku meskipun aku selalu mengusirnya ataupun membentaknya. Pagi ini,seperti biasa ia telah menungguku pulang bekerja.Ia benar-benar membuatku selalu kehilangan kesabaran.Rasanya aku ingin sekali menghilangkannya dari pandanganku untuk selamanya.
Ia menarik lenganku dan menggenggamnya erat.Aku berusaha melepaskannya,namun semua percuma saja..ia tetap tidak bersedia melepaskan genggamannya..
“Sekarang apa lagi maumu?Kenapa kau selalu muncul dihadapanku??” Aku menahan kemarahanku yang kian memuncak.Napasku terengah-engah,tanpa sadar aku mengepalkan tanganku dengan erat.Kuku – kukuku menancap dan berbekas di telapak tanganku.Namun aku tidak merasakan sakit.Kemarahan ini telah menghisap semua perasaanku.
“Kenapa kau ingin menghancurkan hidupmu sendiri??Kau sudah gila??”Ia berteriak lebih keras dariku.Ia menatap lurus ke mataku.
“Itu bukan urusanmu…!!!!”Aku terus berusaha melepaskan gengamannya.
“Berhentilah bersikap seperti ini.Aku hanya ingin membantumu.Kau bisa benar-benar kehilangan kesadaranmu kalau kau terus bertingkah seperti ini.”
“Aku memang sudah gila..Aku sudah benar-benar gila.. Jadi jangan pernah muncul lagi dihadapanku..Melihatmu semakin membuatku gila..Aku mohon pergilah dari hidupku…Dan kau tau kenapa aku seperti ini.. Dokter….“
Tiba – tiba ia langsung melepas genggamannya.Tangannya terkulai lemas dan matanya menatap kosong ke bawah.Wajahnya dengan seketika berubah pucat.
Aku meninggalkannya tanpa memperdulikannya.Aku terus berjalan,namun tidak tau kemana tujuanku.Aku terus berpikir,tapi tidak tau apa yang sedang aku pikirkan.Mataku menatap ke depan,tapi tidak tau apa yang aku lihat.Semuanya masih terasa berat untukku.Meskipun sudah 3 tahun berlalu,namun rasanya aku masih belum menemukan kesadaranku.Aku merasa heran,bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.Menjalani hidup seperti ini,rasanya benar-benar menguras tenaga dan pikiranku.Apa yang harus aku lakukan untuk mengakhiri semuanya?
*****
“Hei,Gizza…Sampai kapan kau akan seperti ini??Kau benar-benar sudah tidak waras..!!Kenapa kau tinggalkan dokter itu?? Dia hanya ingin membantumu..!!” Aku terus saja mengejarnya,meski ia tidak pernah memperdulikanku.
Meski ia tidak pernah mendengarkanku,aku tetap saja mencarinya dan berbicara padanya.Aku tidak peduli ia tidak memperhatikanku,karena melihatnya dapat menjalani harinya sudah membuatku tenang.Setidaknya ia masih sanggup untuk bernapas dan memutuskan untuk tetap bertahan hidup.
Tiba – tiba saja ia menghentikan langkahnya.Ia terlihat sedang berpikir,dan tidak lama kemudian ia berjalan lagi.Kali ini dengan tujuan yang pasti,karena langkahnya terlihat lebih terarah.Namun ketika sampai ditujuan,aku tersentak dan berdiri di depannya.
“Gadis bodoh,kali ini kau tidak boleh kesini..” Aku menghalanginya saat ia memutuskan melangkahkan kakinya memasuki toko kecil ini.Namun tentu saja ia tidak memperdulikanku dan terus melangkah memasuki toko itu.
“Kau mau membeli mie instan lagi nona??” bibi pemilik toko itu merasa ragu,meskipun ia yakin tidak pernah ada barang lain yang pernah dibeli oleh wanita ini di tokonya.Dan tebakan bibi itu tepat,Gizza menganggukan kepalanya.
“Kau yakin??” Meskipun ia telah mendapat jawabannya,namun ia masih saja ragu.Karena selama beberapa tahun ini,hanya beberapa bungkus mie instan inilah yang selalu menjadi barang belanjaan wanita muda ini.Setelah beberapa hari kemudian,ia akan kembali ke toko ini dan membelinya lagi.Begitulah seterusnya…
“Bibi,tolong berikan saja padaku..Aku harus segera pergi bekerja.”
Meskipun ragu, bibi pemilik toko itu tetap memberikannya pada Gizza.
“Bibi,aku mohon jangan berikan padanya.”Aku berusaha untuk merebut plastik itu,namun usahaku sia- sia.Aku tentu saja tidak dapat menyentuh benda itu.
Setelah membayarnya,iapun pergi meninggalkan toko kecil itu.
“Aduh bibi…sudah ku bilang jangan berikan padanya..kenapa kau menjual padanya.Seharusnya kau menasehatinya…”Namun bibi itu mengacuhkanku.
“Hah..percuma saja,kau tidak bisa mendengarku..” Aku berlari meninggalkan toko itu dan mengejar Gizza.
Hari ini,seperti biasa…Gizza akan pulang ke rumah dan memasak mie.Kemudian pergi tidur selama beberapa jam dan kembali bekerja.
Ia bekerja di dua tempat berbeda dalam 1 hari.Dari jam 11 siang hingga jam 8 malam,ia akan bekerja sebagai pencuci piring di sebuah restoran kecil.Kemudian ia akan melanjutkan bekerja di minimarket hingga jam 7 pagi.
Melihat ia hidup dan bekerja seperti ini setiap hari membuatku gila.Rasanya aku ingin mati untuk kedua kalinya. Aku ingin sekali membantunya,namun tidak pernah ada yang bisa aku lakukan untuknya.Ini membuatku semakin tersiksa.
Meski kadang aku berpikir ini jauh lebih baik,ketika ia menyibukkan dirinya dan melupakanku.Tapi jika ia terus seperti ini,ia akan jatuh sakit.Lalu siapa yang akan membantunya.Gadis ini..kau benar – benar membuatku menderita.
*****
“Kau tau,jika kau benar-benar bekerja disana..aku tidak akan pernah memaafkanmu.”
“Tapi kak…Cuma ini yang bisa aku lakukan.Bagaimana mungkin aku bisa diam saja melihatmu bekerja terus – menerus seperti ini?? ” ia tetap saja mengacuhkanku,meski aku terus – menerus memohon padanya.
“Kak,aku sudah berusaha mencari pekerjaan lain.Tapi tidak ada waktu yang cocok.Dan gaji disana juga besar.Aku bisa menjaga diriku sendiri.Kau tidak perlu mncemaskanku..Ya..”Aku berusaha meyakinkannya dan menatap matanya.
“Hei,gadis bodoh..Memangnya kau pikir tempat apa itu ?? Jika aku membiarkan kau bekerja disana,itu berarti sama saja aku menjualmu.”
“Kakak…….!!!!!!! Kenapa kau berkata seperti itu?? ” Kata – katanya membuat emosiku meninggi.Bagaimana mungkin ia bisa berkata seperti itu..
Aku benar – benar kesal mendengarnya berbicara seperti itu.Aku berniat untuk pergi meninggalkannya sendiri,namun tiba – tiba ia mengenggam tanganku dan menatap mataku.
“ Kau tidak perlu mencemaskan keuangan.Aku bisa mengatasinya sendiri.Kau hanya perlu belajar lebih giat.Apapun yang terjadi kita harus menyelesaikan pendidikan kita dengan nilai yang baik.Dengan begitu,kita bisa mewujudkan impian kita.”
“Tapi kak..”
“Kau tidak perlu khawatir.Semuanya akan baik – baik saja.Kalau perlu aku akan menjual motor ku.Tidak ada yang perlu kau cemaskan.Kau mengerti itu?? “ Ia mengucapkannya dengan tenang.Namun aku tau,ada kesedihan di dalam matanya.Ia menyadari hal itu dan tidak berani menatapku.
Bagaimana mungkin ia menjual motor balap kesayangannya itu.Motor itu sudah lama ia idam-idamkan.Dan ia mendapatkannya dengan susah payah.Meskipun itu motor bekas,namun ia membelinya dengan uang tabungannya selama beberapa tahun.
Kami hanya terdiam dalam beberapa saat.Kemudian ia pergi meninggalkan ku sendiri didalam rumah kontrakan kami.
Ya..Setelah kami meninggalkan panti asuhan,kami menyewa sebuah rumah kecil.Mungkin itu tidak bisa disebut rumah,karena tempat ini hanya mempunyai satu ruangan yang sedikit lebih besar dari ruangan lainnya yang kami gunakan sebagai kamar tidur dan juga ruang makan,1 dapur kecil dan 1 kamar mandi.
Meskipun kami tinggal bersama,namun kami tidak pernah tidur bersama.Itu yang membuatku semakin mencintainya.Dia menghormatiku sebagai seorang perempuan,ia selalu punya cara lain yang lebih manis untuk mengungkapkan perasaannya.
Dan tentu saja ia jarang sekali,bahkan hampir tidak pernah berada di rumah kami,karena ia selalu sibuk dengan pekerjaannya.Pagi hingga siang hari,ia harus pergi kuliah..setelah itu ia pergi bekerja di sebuah restoran sebagai pelayan hingga sore hari.Kemudian ia melanjutkan bekerja di bar hingga pagi.Dan ia lebih sering tidur di bar dan berangkat ke kampus dari sana.Kami hanya bisa bertemu di kampus dan saat ia mendapatkan libur dari pekerjannya itu.
Melihat ia hidup dan bekerja seperti ini setiap hari membuatku gila.Rasanya aku ingin mati melihatnya.Aku ingin sekali membantunya,namun tidak pernah ada yang bisa aku lakukan untuknya.Ini membuatku semakin tersiksa.Jika ia terus seperti ini,ia akan jatuh sakit.Lalu siapa yang akan lebih mencemaskannya.Laki – laki ini..kau benar – benar membuatku sedih.
“Kali ini aku tidak akan mendengarkannya.Aku tetap akan bekerja disana..” Meskipun aku ragu,aku tetap membulatkan tekadku untuk bekerja di bar itu.
Selama beberapa hari,tentu saja ia tidak tau kalau aku bekerja di bar itu,karena ia selalu sibuk dengan semua pekerjaannya.Sampai suatu hari,aku sedang melayani seorang tamu.Ketika itu hari sudah hampir pagi,karena aku memutuskan untuk mengambil kesempatan bekerja lembur dengan gaji hampir dua kali lipat.Tentu saja aku tidak bisa menolaknya,itu adalah kesempatan yang telah aku nantikan setelah bekerja hampir dua minggu disana.Namun tiba – tiba,pria tua itu mulai merayuku.Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan.Pria itu memaksaku untuk duduk menemaninya.Namun dengan sopan aku menolaknya.Tentu saja aku tidak mungkin memaki pria tua itu,aku tidak ingin dipecat dari pekerjaan ini.
Dan tiba – tiba saja ada yang menarik tanganku dari belakang.Sontak aku terkejut dan hampir kehilangan keseimbanganku.Aku memutar kepala dengan cepat dan langsung berhadapan dengan kakak yang menatapku dengan kening berkerut tidak senang.
“Kakak ?? ”gumamku dengan suara seperti tercekik.Mataku terbelalak kaget.Aku sama sekali tidak berharap bertemunya di saat seperti ini.
“Ikut aku..” Ia mengatakannya tanpa menatapku sambil mencengkram lenganku dengan sangat erat.Ia menarik tanganku dengan paksa.Dengan seketika minuman yang aku bawa terjatuh dan membasahi baju pria tua itu.Sontan saja,pria itu langsung berdiri dan memarahiku.
Aku berusaha untuk membersihkan noda minuman itu dari baju dan celananya.Tapi tetap saja pria tua itu terus memarahiku dan memakiku.Dan tiba – tiba saja..
‘Buk ‘ Laki – laki tua itu jatuh tersungkur ke lantai.Tepi bibirnya berdarah dan pipinya sedikit lebam.
Aku terkejut dan tidak bisa mengatakan apa-apa.Namun yang pertama terlintas di pikiranku adalah kali ini aku akan benar – benar dipecat.
“Apa yang kau pikirkan ?? Ikut aku sekarang..” kakak tiba – tiba menarik tanganku dan membuyarkan lamunanku.Aku hanya bisa mengikutinya tanpa bisa berbuat apapun.
Dengan seketika kami menjadi tontonan para pengunjung bar.Para penjaga bar menghampiri kami dan mulai menyerang kakak.Ia sempat menghindar dari beberapa tinju yang melayang ke arahnya dan sempat meninju rahang beberapa orang pria.Aku hanya bisa berdiri terpaku di belakangnya.Dan menutup mulut yang terbuka lebar setiap kali melihat kakak terkena pukulan.Aku merasakan jantungku berdegup kencang dan rasanya kakiku lemas.Setelah beberapa lama akhirnya kami berhasil lolos..
Saat kami tiba di luar bar,aku seperti baru mendapat kesadaranku.Dengan cepat,aku berusaha melepas genggamannya dari tanganku.Ia terkejut dan menatapku lurus..
“Aku tidak mau pergi..Aku tidak mau dipecat..”
“Kau gila??Ikut aku sekarang..”Ia kembali menarikku,namun aku tetap bersikeras untuk tetap berada di tempat itu.Ia menoleh dan menatap mataku tajam.Raut wajah itu…selama aku bersamanya..hanya beberapa kali ia menunjukkan raut wajah itu.Aku tidak berani menatap wajahnya apalagi matanya.Karena aku tau,itu berarti emosinya sudah berada di puncak tertinggi.
Ia menuntunku menaiki motornya.Dan kami melaju cepat meninggalkan bar itu.
Dan saat itu,aku baru sadar….hujan turun…
Aku terbangun dan langsung terduduk kaku… Tubuhku terpaku dan mataku menatap kosong ke depan.Kepalaku berputar mencari sesuatu.Kemudian aku terdiam lagi dan kini hanya duduk terdiam sambil menekuk kakiku ke dalam pelukan dan menatap lurus dengan tatapan kosong.Dan ternyata aku bermimpi..Ia bahkan masuk ke dalam mimpiku.
Hari ini rasanya aku begitu rapuh dan tidak bertenaga.Tubuhku gemetar mengingat mimpi itu.Kejadian 3 tahun lalu merasuk ke dalam mimpiku.Tanpa komando,pikiranku mulai memainkan ingatanku 3 tahun kebelakang.Saat kami masih bersama,tertawa dan melakukan banyak hal bersama.
Dan saat itulah secuil kendali diriku yang rapuh seketika hancur berkeping – keping.Air mata ini berjatuhan satu persatu.Dan tangisku memecah.Aku menutup mulutku dengan sebelah tangan,aku pikir ini bisa menahan tangisku yang semakin kencang.Namun aku tidak bisa mengendalikan diriku lagi,tidak bisa menahannya lagi.Seluruh tubuhku berguncang kencang.Kali ini aku membiarkan isakan dan air mataku tumpah keluar.Aku tidak bisa menahannya walau aku ingin.Aku berharap,dengan begitu rasa sakit dan kepedihanku bisa berkurang meskipun hanya sedikit.Dan aku menekan satu tanganku ke dada.Rasanya sakit sekali,seperti ada luka besar yang tidak pernah kering.
*****
“Gizza,kau tau ?? hal yang paling aku sukai sekaligus membuatku takut adalah ketika aku melihatmu tertidur.Kau tau kenapa?”Kata – kataku terhenti seperti menunggu jawaban yang,aku tau,tidak akan terjawab.
Aku mengamati setiap bagian wajahnya dan ingin sekali membelai wajahnya.Rasanya sudah lama sekali aku tidak melakukan ini.Namun gerakan tanganku terhenti,aku sadar aku tidak bisa menyentuhnya.Air mataku tidak terbendung lagi..tapi aku segera menghapusnya,rasanya aku takut air mata ini akan jatuh ke wajahnya dan membangunkannya.
“Kau terlihat seperti bayi yang sedang tertidur.Damai dan tenang,seperti tidak mengenal semua masalah yang ada di dunia.Namun ketika kau tertidur aku juga takut kau tidak akan terbangun lagi dari tidurmu.Itu artinya aku tidak bisa melihatmu lagi…” aku melanjutkan kata – kataku.Rasanya aku ingin sekali ia mendengar suara ku.Tapi itu hal yang tidak mungkin terjadi.Betapa tersiksanya aku menyadari hal itu.
Saat aku sedang berusaha untuk mencoba menyentuhnya,tiba – tiba saja dia terbangun.Aku terkejut dan sontak mundur menghindarinya.Aku pikir aku telah berhasil menyentuhnya.Namun rupanya dugaanku salah.
Ia terlihat seperti terkejut.Ia terbangun dan langsung terduduk,tubuhnya terpaku dan matanya menatap kosong ke depan.Kepalanya berputar seperti sedang mencari sesuatu.Kemudian ia terdiam lagi dan kini hanya duduk terpaku sambil menekuk kakinya ke dalam pelukan dan menatap lurus dengan tatapan kosong.
“Kau bermimpi buruk?? Kenapa kau terbangun seperti itu??”Aku kembali menghampirinya.Aku sangat cemas dengan sikapnya itu.Apa yang sebenarnya yang ia mimpikan?Kenapa ia terpaku seperti itu??
Beberapa saat kemudian,ia menangis dengan tersedu.Tubuhnya bergetar hebat dan ia terisak – isak seperti diluar kendalinya.Ia menekan telapak tangannya di dada.Belum pernah aku melihat gadis ini menangis seperti itu,bahkan setelah kejadian beberapa tahun yang lalu.
Ketika pertama kali ia tau aku telah tiada,aku bahkan tidak melihatnya menangis.Ia hanya berdiri terpaku di depan makamku dan tatapan matanya kosong.Meski samar- samar aku melihat matanya berkaca – kaca,namun aku tidak melihat setetes air matanya yang jatuh.Aku pikir ia akan baik – baik saja.Namun kini aku berharap saat itu ia menangis dan menumpahkan segala kesedihannya.Dengan begitu ia bisa menjalani hidupnya sekarang dengan normal.
Kini aku hanya dapat melihatnya menangis seperti itu.Apa yang bisa aku lakukan??
“Gadis bodoh,,aku mohon..berhentilah..Meski kau terus menangis seperti itu,aku tidak akan pernah kembali…”
Tanpa terasa air mataku terjatuh dan semakin lama semakin deras.Rasanya aku bisa merasakan apa yang sekarang dirasakan oleh wanita ini.Aku ingin sekali memeluknya dan berharap dapat mengurangi rasa sakitnya.Menghapus air matanya dan menenangkannya.Namun yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah menatapnya dan berharap ia segera kembali seperti Gizza yang dahulu,menjalani hidupnya dengan senyumnya.Aku benar – benar tersiksa saat ini.
“Tersenyumlah..meski hanya sekali…meski hanya sekilas..Aku mohon.Hanya itu yang perlu kau lakukan..Agar aku bisa memelukmu..meski hanya sekejap.”
*****
Aku melangkahkan kakiku dengan gontai.Seperti tanpa tujuan,tanpa tenaga dan tanpa arah.Sejak terbangun dari mimpi itu,aku tidak dapat tertidur lagi.Tapi anehnya aku tidak mengantuk sama sekali,hanya saja aku merasa tidak bertenaga.Rasanya hari ini aku hanya ingin berdiam diri di rumah,hanya diam tanpa melakukan apapun.Tidak ada yang ingin aku lakukan.Namun aku tetap harus pergi bekerja,karena hanya itu satu – satunya cara agar aku bisa melupakan sejenak masalahku.
Setelah bertahan selama berjam – jam,akhirnya aku dapat menyelesaikan pekerjaanku.Tiba – tiba saja aku merasakan kakiku lemas.Kepalaku terasa sangat berat dan perutku tiba – tiba seperti terkuras.Rasanya sangat mual dan perih.Tapi seperti biasa,aku tak pernah memperdulikannya.Rasa sakit di hatiku jauh lebih besar dari semua rasa sakit yang aku rasakan selama ini.Apa untungnya jika aku pergi ke rumah sakit ?? Rasa sakit ini mungkin akan sembuh,tapi apa selanjutnya ??Aku akan lebih lama di dunia dan selamanya merasakan sakit ini.Tidak ada satupun yang bisa menyembuhkannya.
Saat aku berjalan meninggalkan restoran itu,tiba – tiba saja pandanganku berputar – putar dan kakiku bergetar lemas.Aku hanya terus berjalan tanpa memperdulikannya sambil terus memegang perutku yang terasa sangat sakit.Berkali – kali,aku merasakan mual yang teramat sangat.Sesekali aku berhenti dan kemudian melanjutkan jalanku kembali.Namun,kakiku dengan seketika tidak dapat menopang tubuhku.Aku terjatuh dan sekejap kemudian aku hanya mendengar suara orang – orang yang berteriak.Pandanganku semakin kabur,namun samar –samar aku masih dapat melihat orang – orang yang berkerumun mengelilingiku.Dan saat itu,aku melihatnya…menangis…
“Kakak..” Dan sekejap kemudian semuanya menjadi gelap.
*****
“Bodoh..Kau benar –benar gadis bodoh.” Dokter itu terus saja berbicara,meski ia sadar Gizza tidak akan bisa mendengarnya.
Aku tidak tau apa yang akan terjadi padanya,jika dokter ini tidak sedang menunggunya hari ini.Aku bersyukur,ia adalah orang yang sekarang ada di hidupmu.
“Kali ini apalagi alasanmu??Kau benar – benar ingin meninggalkan semua ini?? Gadis bodoh..!” Dia terus mengamati tubuh Gizza yang sedang terbaring dengan mata terpejam.
“Kau tau ?? tubuhmu bukanlah mesin,kau harus punya waktu istirahat yang cukup,setidaknya kau harus makan – makanan yang layak untuk tubuhmu ini!”
Aku melihatnya menggenggam tangan wanita itu.Rasa sakit dan tenang bercampur aduk di dadaku.Tidak ada yang bisa aku lakukan,melihat wanita yang aku cintai sedang terbaring seperti itu,dengan seorang pria di sisinya.Rasa marah,kecewa,kesal,tenang semuanya bercampur aduk.Dadaku terasa seperti akan meledak.Dan aku tidak mungkin melihat ini lebih lama lagi…
“Gizza…sekarang kau aman bersamanya.Aku akan meninggalkanmu sebentar,ada hal yang harus aku selesaikan.Sebentar lagi..kau hanya menunggu sebentar lagi.Dan aku akan menepati janjiku padamu.Jaga dirimu baik – baik,bertahanlah sedikit lagi.Aku mohon..”
Dan aku meninggalkannya..hanya untuk sementara waktu…
*****
Aku mengerjap – ngerjapkan mataku,kepalaku terasa berat.Namun aku berusaha untuk duduk.Dan aku berusaha mengingat apa yang telah terjadi..
Aku melihat sebuah amplop di meja kecil disamping ranjangku.Siapa yang mengirim ini?? Aku membolak – balikkan amplop itu dan aku tidak menemukan identitas pengirimnya.
Aku mengeluarkan beberapa lembar kertas dari amplop putih bersih itu.Sebuah tulisan tangan yang rapi namun aku masih belum bisa menebak siapa pengirimnya,dan aku mulai membacanya..
Gizza…
Maaf,maaf,maaf…dan maaf…
Kini hanya maaf yang bisa aku sampaikan padamu…Aku mengerti kesedihanmu,kemarahanmu dan semua rasa yang kau rasakan.Aku mengerti,sangat mengerti..karena kau tau..akupun merasa hal yang sama.
Kehilangan seseorang yang kau sayangi,merupakan kesedihan tanpa batas.Kecelakaan itu,aku sungguh menyesal..sungguh maaf..Maafkan aku..Tapi pernahkah kau terpikir,bahwa bukan hanya kau sendiri yang merasakan hal itu.Hari itupun aku kehilangan keluargaku.Kehilangan adikku satu – satunya.Akupun tau dia menjadi penyebab kecelakaan itu.Dan aku..meskipun aku tau,kakakmu juga membutuhkan pertolonganku,namun tak dapat ku pungkiri,aku memilih untuk menyelamatkan adikku terlebih dahulu.Meski aku tau,saat ia sampai di rumah sakit,adikku sudah tidak dapat tertolong.
Kau tau,aku tak bisa tertidur nyenyak selama 3 tahun ini.Selalu terbangun di tengah malam,dan menangis dalam sunyi.Bukan aku yang ingin menolongmu,tapi aku yang butuh pertolonganmu.Maafkan adikku..Biarkan ia tenang disana.Maafkan aku…biarkan aku melepaskan rasa bersalah ini.
Betapa menderitanya aku melihatmu hidup seperti ini karenaku.Tidakkah pernah terpikir olehmu,hal yang sama juga dirasakan kakakmu.Setiap malam aku selalu bermimpi hal yang sama selama 3 tahun.
Di dalam mimpiku aku melihat kakakmu.Dia menghampiriku dan memintaku untuk menjagamu..Dan mengeluarkanmu dari penderitaan ini..Aku melihatnya menangis..Ia tidak memarahiku,tapi menangis dihadapanku..
Lalu aku terbangun dan aku tidak dapat tertidur lagi..Hanya terdiam dan yang terlintas dalam pikiranku…hanya kau…Begitulah yang aku alami selama 3 tahun ini..
Aku mohon…Maafkan aku…Ijinkan aku menjadi temanmu…Agar kita bisa melewati semua ini bersama.Bisakah kau mulai memaafkanku…sedikit demi sedikit..Dan mulai menjalani kehidupan ini dengan normal..bersama..
Aku memejamkan mataku.Seluruh tubuhku menggigil dan dadaku sesak.Bibirku bergetar tak beraturan.Aku meremas kertas – kertas itu.Tanganku gemetar dan berkeringat.
Entah apa yang sekarang ada di pikiranku dan apa yang sekarang harus aku lakukan.Aku terdiam sejenak,begitu banyak hal-hal yang berputar di kepalaku.
Aku memutus semua selang infus dan tidak memperdulikan semua rasa nyeri yang menjalari kepalaku.Yang terpikir olehku saat ini,hanya keluar dari rumah sakit ini dan berlari…terus berlari..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar