Sabtu, 02 November 2013



Yaaa… Aku mau nya cuma kamu?? Bukan dia, hanya kamu yang ada dipikiranku saat ini dan mungkin entah sampai kapan. Cuma kamu, bukan Tito yang mamberikan aku sebuah kalung pada waktu ulang tahunku kemarin. Bukan juga Willie, sahabatku dari kecil yang tiba-tiba saja berbalik menyukaiku dan nekat menyatakan cintanya. Hanya kamu….. Seseorang yang jauh disana…jauh sekali. Bukan ratusan tapi ribuan kilometer jaraknya. Terpisah antara jarak dan waktu, musim bahkan benua. Dialah laki-laki yang telah mampu meluluhkan hatiku. Yang telah lama membatu bahkan mungkin sudah seperti fosil yang di baru saja di temukan dari ribuan tahun lalu yang terpendam sangat dalam.
Kisah ini berawal dari beberapa tahun yang lalu. Laki-laki itu datang ketika aku masih trauma dengan masalah percintaan. Di tinggal diam-diam menikah dengan pacar adalah hal yang paling menyakitkan dan suatu penghianatan, itulah pengalaman yang sangat pahit dalam hidup ini. Semenjak itu aku tidak percaya, bahkan malas berhubungan dengan yang namanya laki-laki. Pikirin ini hanya tertuju pada satu-satunya usaha butik yang aku miliki, menyenangi orang tua dan tentunya menyenangi diriku sendiri. Sudah hampir tahun ke tiga aku menjomblo dan yang aku dengar, mantan pacarku sudah mempunyai bayi yang mungkin sangat lucu. Hmm…..jujur saja aku tidak mau membayangi bahkan memikirkannya untuk saat ini. Aku sangat menikmati kesendirianku. Bila malam minggu tiba, aku keluar pergi dengan teman-teman dekatku, tertawa, bergosip, gembira???? Wahhh senangnya hati ini dan damn….aku paling malas jika mendapat undangan resepsi perkawinan. Selain bingung siapa yang mau aku ajak untuk dijadikan pasangan sementara, aku juga malas bila ada yang mulai bertanya sudah punya pacar belum?? Atau kapan mau menikah?? Bertahun-tahun pertanyaan itu yang membuatku rasanya ingin teriak……..pusiiinggggg……
Dia bernama Afla, laki-laki itu muncul bersama dengan teman dekatku Eddo. Malam itu mereka sengaja datang kerumah, karena aku berjanji pada Eddo akan membawakannya oleh-oleh yang aku beli dari Bali.
“Kenalin nih Cha, teman gue kata Eddo sambil melirik kearah laki-laki yang berada di samping kanannya”.
“Afla…. katanya memperkenalkan diri”.
“Aku Ocha jawabku sambil meraih tangannya”. Dan kami pun berjabat tangan.
Tiba-tiba jantung ini berdetak sangat cepat, untuk menatap matanya saja sepertinya aku tak sanggup. Yaaa Tuhan ada apa dengan diriku sekarang, kenapa laki-laki ini membuat aku gemetaran. Dan aku yakin dia manusia bukan mahluk gaib, tetapi kenapa sekujur tubuhku lemas didekatnya. Atau kah dia seorang malaikat yang kau beri untuk menolongku. Atau kah dia yang ada di impianku selama ini, seseorang yang menarik tangan dan mencoba menolongku ketika aku terperosok kedalam lubang yang dalam setelah di tinggal pergi oleh mantan pacarku. Ataukah sekarang aku sudah mulai gila karena ingin sekali menemukan orang yang menolongku di impian itu, yang sudah hampir tiga tahun lalu lamanya. Tak sadar aku pun menarik napas panjang dan mencoba untuk mengatur nafas ini yang mulai tidak kompak dengan irama detak jantungku.
“Kenapa loe Cha, Tanya Eddo sambil menatap tajam diriku”.
Mendengar pertanyaan Eddo aku pun mulai tersadar dari dunia khayalanku ini. Dan seperti orang bodoh aku tersenyum di hadapan mereka berdua.
“Yeeee…… di Tanya malah senyum-senyum doang kata Eddo yang terlihat bingung”.
“Kerja dimana Fla, tanyaku yang mulai berbasa-basi”.
“Kebetulan sekarang aku sedang berkerja di Toronto, hmm…aku pulang ke Indo lagi liburan aja nih, mumpung dapat cuti dari kantor jawab Afla yang masih saja memandangiku”.
“OOHHHHH….. aku pun tersenyum”.
Dalam hati, ingin sekali aku menepuk jidad ini dan berteriak, Gileeee jauhh amat,…. Ternyata dia tinggal di Canada?? khayalanku pun mulai meninggi lagi.
“Woooyyyy……. Kok bengong lagi loe??? Teriak Eddo sambil menjuleki kepalaku ”.
“Ahhhhhhh…… loe jangan main julek-julekin aja dong, kepala orang kan di fitrahin tauu?? teriakku sewot sambil mencubit lengan Eddo”.
Aku menatap Afla sedang tertawa melihat kelakuanku yang mungkin mulai aneh ini.
“Kamu kerja dimana Cha, tanya Afla”.
“Hmmm….. dia itu pengusaha Butik, Fla potong Eddo”.
Aku mengganggukan kepala tanda setuju dengan jawaban Eddo.
“Aku punya Butik kecil-kecilan, usaha biasa aja kok, kataku yang mulai tidak percaya diri”.
Afla pun menatap diriku kembali sambil tersenyum.
Malam itu menjadi awal pertemuan kami berdua. Keesokan harinya kami bertiga pergi menonton film dan menemani Afla jalan-jalan selama ia di Jakarta. Di akhir bulan Mei, Afla pulang ke Canada. Sebelum ia pergi Afla sempat menelefonku. Dia mengucapkan terima kasih karena aku telah menemaninya selama ia ada di Jakarta, dan dia berpesan.
“Cha jangan lupa yaa kabar-kabarin aku kalau nanti aku sudah di sana kata Afla”.
“Sippp….. beres Fla, nanti kita saling kontak yaa jawabku”.
“Sebenarnya aku masih kepengan banget di sini, tapi cuti kerja ku sudah habis kata Afla”.
“Jangan lupa kapan-kapan balik ke Indo lagi yaa, nanti kita jalan lagi okie….. jelasku”.
“Okei…. Jawab Afla sambil tertawa”.
Semenjak Afla pergi, diam-diam aku mulai merindukannya. Merindukan tatapan serta senyumannya. Aku rasa, aku telah jatuh cinta padanya, jatuh cinta pada orang yang tidak mungkin untuk bersama. Aku mulai berfikir kalau aku ini mungkin terkena karma karena secara tidak langsung aku suka menyakiti hati cowo-cowo yang menyukaiku. Dan sekarang aku merasakan bagimana rasanya memendam rasa suka dan rindu pada seseorang yang mungkin saja, belum tentu juga ia menyukaiku, Hmmmm…. Alias cinta bertepuk sebelah tangan. Ingin rasanya aku menghubungi Afla secepatnya, tetapi rasa gengsi ini berperan sangat besar di hatiku. Aku pun mengambil keputusan untuk menunggu Afla dulu yang menghubungiku. Dan apa yang terjadi, sudah hampir sebulan Afla belum juga menghubungiku. Mungkin Afla sudah lupa sama aku atau dia terlalu sibuk bekerja sampai-sampai belum sempat menghubungi aku pikirku yang mulai menghibur diri sendiri.
Siang itu Eddo mampir ke butik, dia tersenyum gembira lalu ia duduk di sofa dekat denganku.
“Kenapa loe, cengar-cengir sendirian tanyaku yang mulai penasaran dengan tingkahnya”.
“Dapat salam loe, dari Afla jawab Eddo”.
“Serius loe?? Tanyaku tidak percaya”.
“Iyah……, katanya dia mau hubungi loe malu, takut loe sudah lupa sama dia jelas Eddo”.
“Terus-terus dia ngomong apalagi Do, tanyaku penasaran”.
“Yaaa….. cuma gitu aja sih, Afla bilang Ocha anaknya seru juga yaa, lucu lagi, gitu doang kok jawab Eddo”.
“Terus-terus….. terus tanyaku lagi yang sudah sekian kalinya”.
“Ahhhh….. loe kaya tukang parkir yang ada di depan aja…. Terus-terus mulu Cha teriak Eddo kesal”.
“Lho…… gue kan mau tau kelanjutannya jelasku sambil cemberut”.
“Sepertinya Afla suka sama loe Cha, tapi gue bilang aja kalo loe itu cewe yang susah banget buat di deketin….. soalnya loe tuh orangnya galak hahahahaha…… jawab Eddo sambil terawa terbahak-bahak”.
“Ahhhh……. Payah loe… ahhh teriakku kecewa”.
“Faktanya benar kan Cha, cowo mana yang enggak loe judesin kalo dia mulai ngedeketin loe kata Eddo”.
“Yaaa…. Tapi enggak begitu juga kali jawabku cemberut”.
“Sebenarnya loe masih suka sama cowo apa enggak sih Cha, ledek Eddo sambil tertawa lagi”.
“Waaahhhhh ngajakin berantem nih anak???? teriakku”.
“Abis gue heran sama loe Cha, sama siapa aja gak mau….. loe tuh cantik Cha, cowo mana yang enggak akan suka kalo ada di dekat loe, Loe mau cari cowo yang seperti apa sih???? Tanya Eddo”.
“Lho kok jadi ngebahas cowo sih….. kataku”.
“Hmmmm…… jangan-jangan selama ini diam-diam loe suka sama gue yaa Cha, ledek Eddo”.
“JIaaahhhhh……. GR banget loe Do???? Sorry loe buka tipe gue teriakku sambil tertawa terbahak-bahak”.
Aku agak kecewa dengan penjelasan Eddo ke Afla. Apa mungkin dengan penjelasan Eddo itu Afla jadi takut untuk menghubungiku. Yang lebih parahnya lagi ….hmmm apa mungkin dia jadi ilfill sama aku????…. huaaahhh… Aku tidak sanggup untuk membayangkannya. Hmm…senang sekali hati ini sewaktu aku tau Afla menanyai tentangku pada Eddo. Rasa rinduku pada Alfa semakin menjadi-jadi, aku berfikir mungkin sampai ratusan kali untuk menghubunginya lebih dulu, tapi rasa gengsi ini masih berada di urutan no satu di benakku.
Keesokan harinya aku menyerah, aku mengambil ponsel ku yang terletak diatas meja. Tampak basa-basi lagi aku membuat pesan singkat yang akan aku kirim buat Afla. Berisikan “Hi… Fla apa kabar, masih ingat sama aku kan “OCHA”. SMS yang sedikit agak norak dengan pertanyaan klise. Setelah pesan terkirim, aku langsung menyerahkan semua ini pada Tuhan dan nasib, apakah SMS ku di balas atau tidak, aku pasrah yang penting aku sudah berusaha pikirku yang mencoba menghibur diri sekali lagi. Aku merebahkan diriku di atas sofa, kebetulan siang itu Butik lagi sepi… karyawanku pun aku lihat sedang mengobrol santai. Baru saja aku memejamkan mata ini tiba-tiba SMS ku berbunyi Triiingggg…… aku langsung terbangun lalu menyambar ponselku yang masih tergeletak diatas meja. Aku tersenyum malu ketika melihat nama Afla yang tertera di layar ponsel.
“Hii….. Ocha kabar aku baik, kamu apa kabar, kok baru menghubungi aku sekarang?? aku pikir kamu yang lupa sama aku”………
Huaahhh….semenjak itu kami berdua mulai suka saling menyapa dengan menggunakan SMS. Lucunya sebelum tidur aku memberi salam selamat pagi pada Afla dan Afla mengucapkan selamat tidur padaku, karena perbedaan Negara kami berdua kurang lebih 12 jam lamanya dan hal itu hampir setiap hari kami berdua lakukan. Satu tahun kemudian, pada suatu hari di bulan july aku mendapat pesan SMS dari Afla yang cukup menggembirakan hati ini. “Cha… aku dua hari lagi mau pulang ke Indo, Abang aku mau married tapi cuma sebentar disana, karena aku gak dapat izin yang lama dari kantor”.
Tidak sadar aku pun menari-nari kegirangan setelah membaca pesannya. Aku langsung membuat rencana akan mengajak Afla jalan-jalan. Setidaknya kami berdua bisa mengobrol panjang lebar dengan saling bertatapan satu hari saja harapku dalam hati. Aku tidak sabar menunggu hari itu tiba.
Bertemu dengan Afla mungkin menjadi anugerah terindah dalam hidupku saat ini. Meskipun aku belum yakin Afla juga menyukaiku seperti yang aku rasakan sekarang padanya. Aku mulai memikirkan lagi akan cinta yang bertepuk sebelah tangan serta resikonya. Rasa pusing ini pun kembali menggelayuti pikiran ini.
Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, Afla datang ke Butik pada saat makan siang. Kami makan siang berdua sambil bercerita dari hal-hal yang penting sampai hal-hal yang tidak penting untuk di ceritakan yang menbuat kami berdua tertawa terbahak-bahak. Menyenangkan sekali berada di dekatnya, suasana hati seperti ini baru aku rasakan kembali semenjak beberapa tahun yang lalu. Afla cuma dua minggu berada di Jakarta, Dan aku hanya bertemu tiga kali selama ia berada di sini, mungkin karena Afla sibuk dengan acara di keluarganya. Setelah itu Afla kembali pulang ke Toronto. Dan semenjak itu hubungan kami berdua sempat terputus untuk yang kedua kalinya karena tidak saling kontak. Mungkin kami berdua terlalu sibuk dengan pekerjaan dan kegiatan kami masing-masing. Itu terjadi selama hampir enam bulan lamanya Aku pun mulai menyerah dengan perasaan dan khayalanku selama ini. Mungkin ini adalah nasibku.
Perasaan hati ini kembali hampa, mungkinkah Afla disana sibuk dengan pekerjaan yang banyak menyita waktunya ataukah ia sudah mempunyai pacar. Aku menarik nafas panjang. Cukup sudah….??? aku tidak mau memikirkan Afla lagi, mungkin sudah saatnya sekarang aku membuka hati ini untuk laki-laki yang menyukai dan sayang padaku, gumamku dalam hati. Sudah lama sekali aku tidak mendengar kabar Afla sampai-sampai pada suatu pagi di hari sabtu SMS ku berbunyi, dengan malas aku membuka mata dan mengambil ponsel di meja rias.
“Selamat pagi Tuan Putri, ayo..ayo bangun jangan malas nanti rejekinya abis di patok sama ayam “Afla”.
Sontak saja aku langsung terbangun dan membaca SMS itu sekali lagi. Benar ini dari Afla teriakku dalam hati. Hubungan kami berdua berjalan baik kembali. Aku tidak pernah tau, apa alasan Afla selama ini tidak pernah menghubungiku, yang penting sejak saat itu komunikasi diantara kami berdua berjalan baik kembali. Kami berdua saling menyukai, dari rasa suka itu lama kelamaan menjadi rasa sayang.
“Apa??? Loe sama Afla saling suka teriak Eddo sewaktu aku menjelasan tentang hubungan kami selama ini”.
“Iyah Do, gue suka sama Afla dan sepertinya Afla juga suka sama gue jawabku pelan”.
“Hmmm… gue sudah tau kok, kalau Afla sebenarnya juga sudah lama suka dan sepertinya dia jatuh hati sama loe waktu pertama kali bertemu, Afla sempat curhat sama gue tentang loe jelas Eddo”.
“Terus…. Tanyaku”.
“Yaaaa gitu aja sih, tapi loe sudah mantab Cha mau pacaran jarak jauh sama Afla kata Eddo”.
“Sepertinya iyah…. Jawabku”.
“Loe enggak mau pikirin sekali lagi, Afla tuh jauh banget Cha, loe tuh beda Negara sama dia. Loe sudah tau resikonya seperti apa kan??. Pasti banyak cobaannya entah itu saling cemburu atau saling tidak percaya, komunikasi yang enggak lancar. Dan yang paling parah lagi perselingkuhan atau ketidaksetiaan diantara loe sama Afla jelas Eddo”.
Aku menundukan kepala ketika Eddo menatapku.
“Loe sudah siap, untuk sakit hati lagi oleh hal-hal yang gue jelaskan tadi, contohnya resiko yang paling besar, Hmmmmm…. Afla tertarik dengan cewe lain disana dan dia berselingkuh?? Loe sudah pernah ngerasain sakit hati itu sebelumnya kan, bagimana rasanya?? Dan apa loe mau ngerasain lagi tuh, rasa sakit yang buat loe trauma, terus udah gitu loe enggak mau pacaran bertahun-tahun lagi, dan menutup hati loe untuk laki-laki jelas Eddo panjang lebar”.
Aku semakin bingung dengan penjelasan Eddo. Eddo ada benarnya juga, resikonya sangat besar sekali, hmmm.. apa aku sudah siap dengan semua ini tanyaku dalam hati.
“Cha, loe tuh sahabat gue….. loe tuh sudah seperti adik gue sendiri. Begitu juga dengan Afla, dia sahabat gue dari SMU. Gue enggak mau terjadi apa-apa dengan kalian berdua. Gue sempat melarang Afla untuk menjauhi loe, tapi akhirnya kalian diam-diam berhubungan di belakang gue kan?? jelas Eddo. Tapi yaaa… gue serahin kembali dengan kalian berdua, kalian kan yang mau ngejalaninnya. Gue cuma bisa memberi saran. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar yaa bisik Eddo sambil mengelus-ngelus rambutku.
Ohhh…. Jadi ternyata, selama ini Afla tidak pernah menghubungi aku karena Eddo. Hmmm… untungnya Afla tidak terpengaruh dengannya. Kata-kata Eddo membuat hati ini ciut kembali. Aku tidak mau sakit hati lagi, yaa Tuhan apa yang harus aku perbuat tanyaku dalam hati. Saat ini aku samakin dekat dengan Afla meskipun itu di lakukan melalui SMS atau chatting. Aku menyadari bahwa untuk meyakinkan hatiku ini hanya dengan doa dan meminta pada Tuhan agar ia memberikan yang terbaik untukku. Sejak saat itu aku selalu terbangun di tengah malam dan berdoa agar di berikan jalan yang terbaik untuku. Jika Afla yang terbaik dekatkanlah padaku yaaa Tuhan dan yakinkanlah hatiku ini. Itulah doa yang aku pinta hampir setiap hari di tengah malam seusai aku shalat. Tiga tahun sudah aku tidak bertemu dengan Afla.
Jawaban yang aku pinta pada Tuhan akhirnya terkabul. Pada bulan desember 2008 di suatu pagi aku mendapat SMS dari Afla dia berkata “Cha, Insyaallah aku mau for good ke indo… doain semuanya lancar yaa, tunggu aku semusim lagi ”Afla”. Yaa Tuhan aku tidak percaya membacanya… aku mengucek-ngucek mataku dan ku baca berkali-kali pesan pendek itu. Aku sangat berterima kasih pada Tuhan yang telah mendengar tangisanku setiap malam. Semusim lagi?? Yaa…… semusim untuk selamanya aku akan bertemu kembali dengannya, Afla akan pulang ke Indo setelah winter disana………
Dan sekarang aku berdiri menunggu kedatangannya. Akhirnya aku menemukan cintaku kembali. Yaaa… cinta seorang laki-laki yang merebut perhatianku beberapa tahun belakangan ini. Aku berjalan mondar-mandir di depan teras rumahku sambil menggenggam ponselku. Tidak lama kemudian Sedan berwarna hitam itu berhenti di depan rumah. Aku tersenyum ketika Afla membuka pintu mobilnya lalu ia setengah berlari menghampiriku. Afla membalas senyumanku lalu ia memelukku dengan erat…. Aku kangen banget sama kamu bisiknya di telingaku. Aku juga… Fla jawabku, tidak berasa air mata ini pun menetes di pipi. Sejak saat itu aku bahagia sekali……, Aku dan Afla berpacaran selama tiga tahun dan akhirnya kami menikah di bulan November. Semoga perjalanan ini juga berakhir dengan bahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar