Sabtu, 02 November 2013



Cerita ini dimulai saat aku duduk di kelas XII SMA, XII SMA merupakan saat-saat sibuk masalah ujian nasional, ya kebanyakan siswa mengikuti les tambahan didalam maupun diluar sekolah, Aku memilih untuk melanjutkan lesku disalah satu pusat bimbingan belajar yg terdekat dengan sekolahku, Aku mendaftar dan mendapatkan waktu belajar senin dan kamis, Kebanyakan siswa yg mendaftar disana adalah siswa sekolah yg dekat dengan tempat bimbel itu.
Dihari pertamaku masuk dikelas hanya diam karena belum memiliki teman. Hanya ada teman sekelasku di sekolah yg 1 bimbel denganku. Mereka adalah arief dan pebri. Mereka adalah sahabat baikku. Senang susah kami selalu bersama. Ya seperti sahabat biasa kami juga sering bersama, dari bermain futsal, jalan-jalan dan makan. Diawal les pertamaku aku tak terlalu memperhatikan sekitarku, yg kuperhatikan adalah materi yg diajarkan oleh tentor fisika, karena fisika adalah pelajaran yg memuakkan bagiku. Terlebih aku orgnya tergantung siapa yg membawakan. Jika gurunya bisa membuat mood-ku bagus, maka aku akan mengerti, jika tidak ya sebaliknya, akupun tak akan pernah mengerti.
Biuti Fourtuna
Pelajaran dimulai dengan perkenalan tentor dan penyampaian visi misi yg menyebalkan itu. Absen pun dimulai. Kami siswa bimbel tersebut menuliskan nama, asal sekolah dan tanda tangan. Ocehan tentor kamipun selesai, dengan tarikan napas panjang akhirnya bisa lebih relax dari yang tadi. Sang tentor pun membacakan dan mengabsen satu persatu siswa. Pada akhirnya tentor kami terdiam pada 1 nama yg menurutnya aneh mungkin. BIUTI FOURTUNA. Ada seorang cewek yang mengangkat tangan ketika nama itu dipanggil oleh tentor itu. Tentor itu mengeja nama cewek itu.
“B-I-U-T-I F-O-U-R-T-U-N-A” kata tentor itu.
Kami bertiga tertawa kenapa nama dia dari bahasa inggris dan dituliskan dalam bentuk bahasa Indonesia. Dan aku pun berkata pada Arief dan Pebri.
“Boy, jelek kali namanya, entah inggris ke indonesiaan entah juga Indonesia inggris-ingrisan” kataku pada mereka.
“iya jelek kali macem ga ada nama lain aja ya, hahahaha” kata Pebri sambil tertawa lebar.
Arief pun berkata “aduh, aduh, ga pande tu emaknya bahasa Inggris”
Kamipun masih tertawa dengan nama itu. Kami lanjut belajar dengan masih menahan perut yg sakit akibat tertawa terlalu gembira.
Hari kedua les di bimbel itu aku melihat seorang cewek. Beuhh, badai. Cantik, manis, putih dan TOP BANGET lah pokoknya. ya pasti untuk seorang laki-laki punya naluri dong, kalo liat cewek cantik pasti nyari tahu siapa dia. Aku menyelidiki absen costumer service di bimbel kami. ASTAGA, ternyata cewek yg cantik itu adalah Biuti Fourtuna. Aku merasa malu, dan mengiyakan arti nama itu. Beauty Fortune, kecantikan dan keberuntungan, walaupun namanya ditulis dengan lafal lidah orang Indonesia. Jika aku mendekatinya sekarang seperti menjilat ludah sendiri. Pertama mengejeknya dan kedua mendekatinya. Aku memang tak pernah mengajak kenalan pada seorang cewek, entah kenapa, seakan bukan aku banget gitu. Itulah kenapa dulu cewek-cewek ilfeel lihat aku. Mereka ilfeel karena aku terlihat vakum sama cewek, padahal aku takut, nggak tahu kenapa. Bisa dibilang dulu itu aku cowok paling enggak banget kalo jadi criteria cewek. Sedih ya.
Hari-hari di bimbel pun diwarnai dengan seorang Biuti Fourtuna, dia selalu mengambil posisi duduk paling depan. Itu yg membuat aku selalu melihat dan memperhatikan ketika tentor menjelaskan pelajaran. Aku selalu mengambil posisi dibelakang dengan sudut elevasi yg tepat pada jarak dan target Biuti Fourtuna. Eh, jgn berpikiran duduk dibelakang bodoh ya. Aku masih bisa jawab kok cos 90 = 3. Aku pintarkan
Semua itu berlalu begitu saja, diawal bulan bimbelku pun hanya melihat dia dari jauh, tak berani aku untuk menyapanya apa lagi mengajak ngobrol. Pikirku, cewek secantik dia pasti dong banyak yg suka. Terkadang aku mudah minder pada dia, apa mungkin cewek secantik dia bisa jalan denganku, cermin aja nolak kalo aku mau bercermin. Mungkin curi-curi pandang yg terbaik untukku dan mengagumi dia dari jauh aja. Ga lebih. Aku kebanyakkan berpikir tentang negative selalu, jadi akhirnya down dan minder mulu. Ya selalu curi-curi pandang aku dengan dia, sambil menyelam minum air, sambil mendengarkan penjelasan tentor dan memperhatikan dia, Biuti. Aduuuh, nyeseknya cuma jadi pengagum rahasia dari jauh, huuuuu. Terus berlanjut seterusnya sampai aku mencoba-coba mencari seorang pacar. Akhirnya aku memiliki pacar. Dia adalah siswa di bimbelku juga tetapi beda kelas. Tapi pada suatu sore aku sedang berboncengan dengan pacarku untuk pulang bareng, eh ada Biuti didepanku. Aku hanya tersenyum dengannya. Nyesek Ya jelas, tapi mau gimana lagi, aku udah punya pacar sih. Ternyata hubunganku dengan pacarku tak berjalan dengan baik, putus deh, jomblooo lagi. Resmi aku tak mendapatkan keduanya dalam hatiku. Sedih yakan woi, ya dipendam ajalah sepertinya yg baik. Ini adalah hari senin, aku datang ke tempat bimbel seperti biasa. Entah kenapa di kelas hanya ada aku dan Biuti, deg deg degan dong pastinya. Entah kenapa juga, mungkin faktor lugu entah faktor idiot aku tak berani juga mengajak dia mengobrol. Nyesek lagi deh. Apa yg terjadi saudara-saudara Aku tak tahu.
Cemen, itu yg mungkin kata yg cocok untukku. Aku meminta no hape Biuti iseng-iseng pada teman Biuti, dia temanku juga di bimbel. Pada saat itu aku tidak langsung menelpon atau sms Biuti, tetapi pada saat itu juga aku mencari account facebook dan twitter miliknya. Akhirnya ketemu juga, melihat fotonya aku haaaaaaaaaah, manisnya. Senyum-senyum sendiri aku setelah melihat fotonya yg manis. Gila ya Ga gila ga cinta tau! Dihari kamis aku mengalami jleb moment di buat Pebri dan 1 kelas sampai tentor pun ikut-ikutan, aku kepergok sedang memperhatikan Biuti. Sorak-sorak bergembira, birgembiralah semua, itulah lagu yg menurutku pas untuk menggambarkan arti sorak mereka, (-_-“). Mereka bilang aku suka pada Biuti, ini memang benar, tapikan tak perlu di publish jugakan. Biuti tersenyum, aku salah tingkah dan mukaku merah, lengkap lah penderitaanku. Aku hanya terus memikirkan kejadian betapa bodohnya aku tadi, kenapa sampai bisa terjadi. Kepikiran kejadian tadi berbarengan aku kepikiran Biuti. Ok fine, aku galau. Ini adalah hari minggu, aku memberanikan diri dengan seribu mantra untuk memulai percakapan via sms.
“Biuti”
“iya, siapa
“Dimas, temen les Biuti ”.
“oh Dimas, ada apa”
“gapapa Biuti, mau kenal lebih jauh aja sama Biuti”.
Akhirnya aku sms-an sama Biuti, kami mengobrol dengan hal yg ringan-ringan. Dia membalas sms-ku dengan baik. Hari-hariku diwarnai dengan sms indah Biuti. Aaaaahaahhhaahh senangnya akuu. Keesokkan harinya aku datang dengan semangat ke Bimbel ku, kulihat Biuti belum juga datang walaupun bel masuk telah berbunyi. Akhirnya dia datang, jalan dengan anggun membawa buku. Ketika memasuki kelas entah kenapa dia langsung melihatku sambil tersenyum. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhh hatiku berteriak. Ternyata kesenangan itu hanya belangsung sebentar dan jleb moment pun terjadi kembali. Setelah sholat ashar aku ditinggal pergi Arief dan Pebri. Sial mereka, dalam hatiku. Dengan hati setengah kesal aku kembali ke kelas dan eng ing eng, seluruh bangku dipakai semua, hanya ada 1 bangku yg kosong. Ya anda benar, bangku itu tepat berada disamping Biuti Fourtuna. Yaelah, kena lagi sama permainan Pebri dan Arief. Mereka bersorak gembira kembali. Dengan penuh malu aku duduk disamping Biuti dengan tas dan bukuku sudah disana. Jleb bukan, tapi seneng juga sih, duduk samping Biuti gitu lho, hehehehe. Biuti hanya tersenyum imut aku hanya balas dengan senyum ngengir tipis. Gila memang mereka berdua, punya rencana yg demikian jleb. Ya terima kasih aja la sama mereka, uda buat aku dan Biuti duduk bersebelahan. Malam harinya adalah moment paling jleb dalam cerita ini. Aku memulai sms dengan hal yg ringan sampai akhirnya seperti ditubruk banteng.
“Dimas Biuti bole nanyak ga”
“boleh kok, nanyak apaan Biuti”
“Dimas suka ya sama Biuti”
*heningbeberapasaat *anakiniagresifternyata
1 menit berlalu
2 menit berlalu
Dan seterusnya sampai aku haus dan mau minum baygon.
“jawab dong Dimas” singgung Biuti setengah kesal.
“gimana ya, iya Biuti, Dimas suka sama Biuti”. #jleb!
“kenapa ga nembak”
*gubraaaaak-tabrak-bajaj *heninglama
“nanti ya”. Sok cool ya kan yaaa tapi mau bilang apalagi. Bisu dan idiot mendadak jadinya.
“oh yauda gapapa”.
#trataktaktakdungcess
Bingung aku mau bales apa, yauda deh ga usa bales aja, dan akhirnya beberapa menit berselang dia sms lagi.
“sebenernya Biuti suka juga sama Dimas, tapi Dimas sombong, negur pun tak pernah. Agak ilfeel sama Dimas jadinya. Dari awal bimbel Biuti uda suka sama Dimas, tau ga Biuti sering perhatiin Dimas tapi Dimas aja ga sadar, eh Dimas boncengan sama cewek lain. Yaudah deh, Biuti pikir Dimas ga suka sama Biuti”.
Dimas idiot, bodoh, dungu, lengkap deh, mati aku. Entah mau bales apapun semakin bingung.
Cuma bales “Maaf ya Biuti”.
Apalah coba yg harus aku lakuin. Terjun kejurang kah Kesetrum listrik 1018MV Atau masuk kandang harimau lapar Hadeeeh ga semangat lagi untuk deket apalagi sampe pacaran sama Biuti. Kurasa tak ada yg bisa membantuku, akulah yg harus membantu diriku sendiri.
Behind the scene back theme song #NowPlaying: Armada – Mau Dibawa Kemana. Fine!
GALAU..GALAU..GALAU..IDIOT..
Apa yg harus aku lakukan, ya apa ya, ga tau (“+_+)~(+_+”). Ada terlintas dipikirkanku untuk berhenti saja, tapi hati ini sulit untuk melepaskan. Kembali lagi bertahan dan lanjutkan apa berhenti dan lepaskan. Dalam ingat aku berpikir untuk mencari solusi yg baik tapi tak bisa juga untuk mendapatkan jawaban itu. Dibutuhkan berhari hari untuk mendapatkan solusi kecil dengan dampak yg besar. Aku menyanyakan hal ini pada teman-temanku, akhirnya aku dapat solusi cerdas dan ide brilliant. Aku meyakinkan diriku untuk yang satu ini.
Kamis, 1 maret 2012 merupakan hal yg membuat jiwa ini bergetar hebat tak terkendali. Dengan bantuan Pebri aku menjalankan rencana ini. Aku berencana membuat event ini ketika relaksasi music di bimbel pada les ke-2 dengan bantuan semua teman 1 kelas dan mbak costumer service untuk mem-booking lagu. Dengan 1 petikan jari semua terdiam seolah-olah waktu berhenti ketika hati ini tercuat menyatakan cinta.
PlayNow: RAN – Kulakukan Semua Untukmu.
Aku memetikkan jariku dan semua terdiam. Aku berkata dalam hati semua harus berhasil dan sesuai yg direncanakan. Aku berjalan dengan tujuan kursi Biuti Fourtuna. Mulai dengan tutur lembut yg halus.
“Biuti”
“eh ada apa ini Dimas, kenapa ini” dengan muka heran dan sambil melihat sekelilingnya sudah terdiam membatu.
“it’s just for you”
“uda dimas duduk sana! Malu diliat yg lain”
“untuk apa malu karena cinta Biuti”
#masuk refrain *AKAN KULAKUKAN SEMUA UNTUKMU
Aku pun berlutut dihadapannya, terlihat wajah Biuti luluh seluluh-luluhnya. Biuti tersenyum sangat manis pada saat itu, aku belum pernah melihat dia semanis itu sebelumnya. Optimisku pun lebih mantab, mulai aku mengungkapkannya.
“Biuti, this is about you, everything for you, I love you, you’re my sweet dream. Every night you always come to my dream, You look like angel in paradise. I hope you’re mine. Biuti, will you be my baby”
Belum ada respon selain gaya cherrybelle yg dia perbuat. Dia tersenyum lebar dan bahagia terlihat. Aku hanya melihat matanya yg indah dengan pengharapan dia bisa jadi milikku.
“Gimana Biuti”
“”
“kok senyum”
“nanti pasti Biuti jawab ya Dimas”.
“makasi ya sebelumnya Biuti, uda mau dengerin isi hati Dimas”.
Lagu akan habis dan aku memetikkan jari lagi untuk menghidupkan teman kelas sampai tentor yg mengajar. Kami (aku dan Biuti) mendapat applause dari semuanya. Aku merasa sangat lega waktu itu. Ketika les berakhir aku resmi jadi milik Biuti dan Biuti jadi milikku.
“Dimas” Biuti memanggilku.
“iya Biuti Ada apa”
“yang tadi Dimas seriuskan”
“ya serius la Biuti”
“iya Dimas”.
“iya apaan” (-_-“ )
“Biuti pikir-pikir enggak deh”.
“yauda gapapa Biuti”.
“ga nolak maksudnya, I love you too Dimas. Semoga kita langgeng ya”.
“makasi ya Biuti” *luluhliatsenyumbiuti
“iya, makasi untuk surprise kecilnya tadi ya, Biuti terkesan sama Dimas. Ternyata Dimas itu ga seburuk apa yg Biuti pikirkan, 1 maret 2012 kita resmi yaa ”.
“iya Biuti sama-sama. Kita resmi ”.
Ya ga sih aku jadian Iya, aku jadian. Haaah senangnya. Satu pelajaran yg bisa aku ambil adalah aku harus tegas terhadap hidupku, tak boleh ada yg terlewatkan. Cepat, dapat, juara dan bertahan. Semua itu akan berakhir indah bukan. Percayalah semua indah pada waktunya karena cinta itu bukan berakhir indah tapi cinta itu tak pernah berakhir.
Congratulation for Dimas Muhammad Prasetya and Biuti Fourtuna!
We wish you a lifetime of joy together.
05:32 PM Thursday, 1st March 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar