Sabtu, 02 November 2013



“ra, ayo cepet” teriak Dira pada Diara, Dira Atmajaya. Salah satu cowok SMP pejuang yang memiliki banyak penggemar cewek karena menjadi leader dalam tim basket SMP pejuang adalah sahabat dari Diara Fransiska, cewek cuek yang punya talent dalam bidang menulis. Mereka bersahabat sejak mereka TK, wajar kalau banyak cewek cewek SMP pejuang envy sama Diara, dia satu satunya cewek yang deket banget sama Dira. Mereka akan mengembalikan buku BOS yang mereka pinjam tahun ajaran kemarin ke perpustakaan.
“iyeee, kalem napa dir :-\ ini buku kan beraaaat “
“ah, lu mah lama, sini gue aja yang bawain” Dira mengambil buku yang tadi ada ditangan Diara dan membawanya. Diara ngeliatin Dira heran, ‘kenapa sih Dira ko jadi beda ya ?’
“apa liat liat ??”
“ha ?? “ kaget. “apa ih, geer ajadeh” Diara memalingkan wajah.
“aneh lu ra” sejenak melihat kearah taman yang ada di dekat mereka.
“eh, itu ada Tristan ! tan !! sini wooy !!”
“hey dir, mau balikin buku juga ?” Tanya Tristan setelah berada di hadapan mereka berdua.
“iya, yaudah kita bareng aja yu.” Ajak Dira, tanpa memperdulikan Diara yang masang wajah jutek disampingnya.
“heh ??” Diara ngedumel sendiri , dia paling bête kalo udah ada Tristan disebelahnya .
Akhirnya mereka jalan menuju perpustakaan bersama-sama.
“eh, onta. Jalannya bisa geseran ga sih ?” Diara mulai gondok sama cowok sebelahnya yang ngebetein . “sempit tau !!” terus ngomel, Tristan dan Diara selama tiga tahun ada di sekolah ini ga pernah akur, bahkan hanya Dira yang bisa bikin mereka berhenti buat adu mulut.
“weeeeey, kalem coy”
“:-\” Diara masang muka cemberut.
“gue pertama !” Diara girang bisa baris paling pertama untuk mengembalikan buku BOS itu, walaupun penjaga perpusnya belum dateng . Dira baris di belakang Diara dan tetep kalem, sedangkan Tristan ada dibelakang Dira dan anak itu ga bisa diem.
“eh, buku lu ada berapa ?” Tanya Tristan ke Diara
“delapan laah, emang berapa lagi coba ?”
“oooh” mata Tristan mulai cari cari ide buat bisa ngambil buku Diara yang tersimpan di meja tunggu “eh, ra ra !! liat kaki lu !!! ada ulet bulu !!! “ teriak Tristan sambil mencuri curi kesempatan mengambil salah satu buku diara.
“aaaah !!! mana ? mana ??? “ Diara sangat panic, dan dia terus mengangkat ngangkat kakinya.
“yaaaah , udah pergi. Heheehee :p” Tristan ketawa puas merasa menang
bisa mengambil buku Diara yang untungnya bisa dia pake buat ngegantiin buku dia yang ilang. Sedangkan Dira cuman berdiri nenteng tasnya dan hanya tersenyum melihat kedua temannya ini. Sinta hanya cemberut, dan mengecek bukunya kembali. “loh ? AAAAH !!! “ Diara membalikkan badan kea rah Tristan “pasti lo yang ngambil buku gue ! sini balikiiiiin !” Diara marah sambil narik narik baju Tristan.
“ih, apa sih. Bukan gue , gue ga tauuu “ Tristan membalas so bego
“ih, lo nyebelin ya lama lama. Sini balikin buku gue”Diara marah sambil nyoba ngelawan Tristan, yang punya badan gede tinggi. Diara terus memukul badan Tristan dan Dira sama sekali tidak membantu Diara sampai akhirnya Tristan mencoba ‘meneleweng’ kepala Diara. “ih, ni cewek nyebelin banget sih” teriak Tristan.
“tan !! bisa sopan dikit ga sih sama cewe ? seenaknya aja lu maen nelewengin kepalanya. Setomboy tomboynya Diara dia tetep cewe!” semua yang ada disitu hening, suara Dira yang tegas, keras, lepas, dan lugas itu bikin Diara yang tadi teriak kesakitan berhenti meringis. Dan Diara menatap speechless Dira sahabatnya itu. Diara bener bener ga nyangka sahabatnya sekaligus orang yang diam diam dia sukai membelanya di depan umum, padahal sebelumnya selama mereka bersahabat Dira ga pernah ngeliatin perhatiannya ke Diara di depan umum. ‘’oh, god! Ini bener bener bikin gue melted dan speechless. Gue emang ga salah kalo gue udah suka sama dia sejak gue masih kecil. How gentle he is” Diara diam tanpa kata, dan sibuk berbicara pada dirinya sendiri dalam hati. Diara sedikit kaget, ngeliat tingkah Dira yang aneh, biasanya dulu Dira cuek banget kalo Diara berantem sama anak cowok di sekolah mereka. And now, he is more interest than other guy for Diara. Ah, how lucky Diara !
“yeee, sorry sorry. Abis si Diara ripuh banget. Bukunya diambil doing berisiknya minta ampun “ Tristan akhirnya membuka mulut dan mencairkan suasana tegang antara mereka karena bentakan Dira tadi. Intinya Tristan minta maaf.
“iya, tapi gasegitunya juga sampe nelewengin kepalanya kan ? it’s really annoyed me! And you must know, she is still a girl” Dira kembali menjelaskan and for second times, Diara cengo ngeliatnya. Dira perhatian banget sama diara.
“iyadeh iya, gue minta maaf ya ra. Gue cuman bercanda tadi.”pinta Tristan
“yaaa, forget it ! I don’t want to remember that moment again :-\”jawab Diara jutek. “abis ini ke kantin yu Dir, gue lapeeeer “ ajak Diara ke Dira yang dari tadi ada disebelahnya.
Setelah mereka selesai dengan segala urusan di perpus. Merekapun pergi ke kanti, Diara langsung duduk disalah satu meja. Dan Dira berdiri dihadapannya.
“mau makan apa ? gue aja yang pesenin.” Tawar Dira.
Diara seketika cengo lagi, tapi dia langsung sadar, “ha ? eeeem, order, just like the other days”
Tak lama setelah itu, Dira datang sambil membawa dua cheeseburger mozarela kesukaan mereka, dan diikuti mas mas penjaga kantin yang membawakan dua jus, yaitu jus alpukat dan jus lemon.
“makasih mas”
“nih, cheeseburger mozarellanya. Dan ini jus alpukat kesukaan loe” setelah dia memberikan makanan Diara, diapun memakan makanannya. Saat mereka makan Diara melamun, dan ia pun mencoba bertanya ke dira.
“dir, lo kenapa ?”
“kenapa apanya ?”
“ada yang aneh sama lo”
“ah, ga ada”
“tapi lo aneh dir”
“aneh apanya ?”
“kenapa tadi lo jadi ngedadak care banget sama gue ?”
“loh, kan kita sahabat. Bukannya itu fungsi dari persahabatan ?”
“iya, tapi jarang aja kan lo ngeliatin rasa care lo sama gue depan banyak orang. Paling kalo kita maen bareng doang. Lo tadi sampe marahin Tristan gitu. Tapi makasih ya dir, lo belain gue J”
“oh, itu. Iya gapapa. Itukan gunanya sahabat”
Dira berhenti bicara, menunduk, dan menarik napas, lalu kembali menatap mata Diara dalam.
“lagi pula, gue sadar gue punya sahabat yang baik banget sama gue. Dan sahabat gue kan care banget sama gue. Ngapain gue nutup nutupin persahabatan ini, dan gue ngerasa lo galayak buat disakitin sama cowo manapaun baik secara fisik, ataupun mental. Kalo lo disakitin sama cowo itu bakal bikin gue lebih sakit, gue bakal lebih terpukul karena gue ga bisa ngejaga lo dengan baik. Lagipula, diara fransiska, you mean so much in my life–too much. so it is so normal if i’m protecting you this way” beberapa detik diara cengo setelah dira ngejelasin itu semua. Dan Diara menatap mata Dira, Dira tersenyum dan mengelus rambut lembut Diara yang tergerai rapih dengan perlahan. Dan kembali meminum jus lemonnya. Diara tersenyum lebar. It’s a simple friendship changing into love

Tidak ada komentar:

Posting Komentar