Zhena dan yongki adalah teman dari kecil, rumah mereka bersebelahan dan mereka dilahirkan pada hari yang sama juga. Sejak mamanya meninggal dan papanya menikah lagi Zhena dititipkan pada mama Yongki yang juga sahabat mama Zhena untuk menjaga dan mendidik Zhena.
Saat itu Zhena berusia 6 tahun, dia harus kehilangan kasih sayang ibu dan ayahnya yang memang tidak menyayanginya setelah ia tergoda dan berselingkuh dengan seorang janda. Hal itu yang membuat mama Zhena kaget dan akhirnya meninggal karena serangan jantung. Namun Zhena juga tidak kekurangan kasih sayang karena mama papa Yongki juga sangat menyayangi Zhena seperti mereka menyayangi Yongki.
Saat itu Zhena berusia 6 tahun, dia harus kehilangan kasih sayang ibu dan ayahnya yang memang tidak menyayanginya setelah ia tergoda dan berselingkuh dengan seorang janda. Hal itu yang membuat mama Zhena kaget dan akhirnya meninggal karena serangan jantung. Namun Zhena juga tidak kekurangan kasih sayang karena mama papa Yongki juga sangat menyayangi Zhena seperti mereka menyayangi Yongki.
Suatu hari saat itu Zhena sedang duduk melamun didepan rumah. Dia mengingat semua kenangan bersama mamanya, saat bercanda bersama, bermain bersama, dan melewati hari-hari indah bersama. Zhena tersenyum melihat semua itu, namun senyuman itu berubah menjadi raut wajah yang sedih, karena ia juga harus mengingat kenangan terburuk karena melihat sosok mama yang sangat dicintainya meninggal didepannya. Air matanya sulit untuk terbendung dan terus menetes. Dalam hatinya ia sangat sedih dan kecewa karena ia tidak bisa menjaga mamaya seperti yang pernah ia katakan pada mamanya.
“ Zhena janji akan jaga mama, dan akan menghapus air mata yang keluar dari mata mama “ kata Zhena saat ia berusaha menenangkan mamanya yang sedang sedih. Zhena tertunduk lesu, seakan ia tidak bisa lagi melanjutkan hidupnya saat ia mengingat mamanya. Dari jauh Yongki memperhatikan Zhena yang tertunduk didepan rumah dan begegas untuk menghampiri karena ia tau Zhena sedang sedih mengingat mamanya.
“ Dooorr…!!! Zhena lagi ngapain?? “
Namun Zhena tidak merespon yongki sedikitpun. Yongki berusaha membuat Zhena tersenyum kembali.
“ Zhena, main yuk, main sepedah-sepedahan, atau makan ice cream, mama baru beli looh.. “ hibur Yongki
Namun tetap saja Zhena diam. Yongki bingung cara papa lagi agar Zhena bisa melupakan kesedihannya, lalu ia memanggilkan mamanya untuk berusaha menghibur Zhena dan mengembalikan senyum Zhena yang diam-diam selama ini dikagumi Yongki. Mama Yongki pun datang dan membujuk Zhena agar ia tidak bersedih lagi.
“ Zhena, kamu kenapa sayang? “
Zhena hanya diam saja.
“ Kamu nggak boleh kayak gitu sayang, kalau mama kamu lihat, mama kamu bakal sedih Zhena.. “
“ Zhena kangen sama mama, Zhena ingin ketemu mama.. “
“ Kalau kamu kangen sama mama kamu, kamu bisa bilang sama tante, nanti kita sama-sama nengokin mama kamu “ kata mama Yongki
berusaha menenangkan Zhena dan berniat mengajak Zhena ke makan mamanya.
“ Dooorr…!!! Zhena lagi ngapain?? “
Namun Zhena tidak merespon yongki sedikitpun. Yongki berusaha membuat Zhena tersenyum kembali.
“ Zhena, main yuk, main sepedah-sepedahan, atau makan ice cream, mama baru beli looh.. “ hibur Yongki
Namun tetap saja Zhena diam. Yongki bingung cara papa lagi agar Zhena bisa melupakan kesedihannya, lalu ia memanggilkan mamanya untuk berusaha menghibur Zhena dan mengembalikan senyum Zhena yang diam-diam selama ini dikagumi Yongki. Mama Yongki pun datang dan membujuk Zhena agar ia tidak bersedih lagi.
“ Zhena, kamu kenapa sayang? “
Zhena hanya diam saja.
“ Kamu nggak boleh kayak gitu sayang, kalau mama kamu lihat, mama kamu bakal sedih Zhena.. “
“ Zhena kangen sama mama, Zhena ingin ketemu mama.. “
“ Kalau kamu kangen sama mama kamu, kamu bisa bilang sama tante, nanti kita sama-sama nengokin mama kamu “ kata mama Yongki
berusaha menenangkan Zhena dan berniat mengajak Zhena ke makan mamanya.
Setelah sampai dimakan mamanya, Zhena langsung duduk bersimpuh dan memeluk nisan mamanya. Seakan ia tidak ingin melepasnya. Terlintas diingatannya saat ia masih bisa memeluk mamanya, hatinya sangat hancur, dalam usia yang seharusnya masih dalam kasih sayang kedua orang tuanya, namun ini berbeda, Zhena harus menerima kenyataan yang terjadi pada dirinya
Angin berhembus kencang, menyebabkan daun pohon kamboja itu jatuh mengotori tempat persemayaman seorang wanita yang 15 tahun telah menempati dan menjadikannya tempat peristirahatan terakhirnya. Sosok gadis berusia 20 tahun duduk disamping gundukan tanah merah yang penuh dengan daun pohon kamboja. Tangannya yang halus mengambil dan membersihkan daun-daun yang jatuh diatasnya, dengan sesekali tangannya mengelus batu yang bertuliskan nama seorang wanita yang sangat dicintainya. Matanya yang mulai penuh dengan air mata itu tidak lagi bisa membendung kesedihannya. Zhena, seorang gadis kecil yang ditinggal kedua orangtuanya 15 tahun lalu, kini tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik, yang tegar menghadapi kenyataan terpahit dihidupnya. Ia tidak menyangka kalau ia bisa melewati semua yang terjadi padanya. Dengan air mata yang menetes dipipi merahnya, sesekali mulutnya tersenyum saat ia menatap dalam sebuah batu yang bertuliskan “Santi Natasia” namun lama kelamaan senyuman itu terasa sakit saat ia harus mengingat peristiwa 15 tahun lalu, saat ia berusia 6 tahun, saat ia melihat papa dan mamanya bertengkar, saat ia melihat mamanya jatuh dengan nyawa yang keluar dari tubuhnya, saat ia juga harus melihat mamanya dipakaikan kain putih ditubuhnya dan dimasukkan kesuatu te pat yang akan tertutup rapat oleh tanah. Saat itu juga ia harus kehilanagan seseorang yang berharga dihidupnya. Disela-sela isakan tangisnya ia berkata.
“ Lihat ma, Zhena udah besar, Zhena udah kuliah ma.. Zhena berhasil menjadi apa yang mama mau, Zhena berhasil menjadi anak yang mandiri, yang tegar dan tabah ma.., mama pasti senang lihat Zhena yang sekarang.. “
“ Mama kamu pasti bangga punya anak sepertimu Zhen. “ tiba-tiba suara
Itu terdengar dibelakang Zhena.
Teman Zhena dari kecil yang selama 15 tahun mengagumi dan tidak ingin melihat Zhena bersedih, ia rela melakukan apa saja asalkan Zhena bahagia. Ia duduk disebelah Zhena, merangkul dan menenangkan Zhena.
“ Ma, Zhena beruntung banget ma, ada tante Dini, om doni dan Yongki yang sayang sama Zhena, mereka segalanya bagi Zhena ma. “ katanya
dengan kepalanya disandarkan ke batu nisan mamanya.
“ Tapi mama nggak usah khawatir, mama tetap segalanya buat Zhena. “ imbuhnya dengan tersenyum.
Berjam-jam Zhena berada ditempat itu. Waktu kini menunjukkan pukul 2 siang. Cuaca hari ini tidak secerah kemarin, dari tadi awan hitam itu menyelimuti langit yang seharusnya berwarna biru.
“ Mama kamu pasti bangga punya anak sepertimu Zhen. “ tiba-tiba suara
Itu terdengar dibelakang Zhena.
Teman Zhena dari kecil yang selama 15 tahun mengagumi dan tidak ingin melihat Zhena bersedih, ia rela melakukan apa saja asalkan Zhena bahagia. Ia duduk disebelah Zhena, merangkul dan menenangkan Zhena.
“ Ma, Zhena beruntung banget ma, ada tante Dini, om doni dan Yongki yang sayang sama Zhena, mereka segalanya bagi Zhena ma. “ katanya
dengan kepalanya disandarkan ke batu nisan mamanya.
“ Tapi mama nggak usah khawatir, mama tetap segalanya buat Zhena. “ imbuhnya dengan tersenyum.
Berjam-jam Zhena berada ditempat itu. Waktu kini menunjukkan pukul 2 siang. Cuaca hari ini tidak secerah kemarin, dari tadi awan hitam itu menyelimuti langit yang seharusnya berwarna biru.
Gerimis mulai mengguyur pemakaman itu. Zhena dan Yongki bergegas untuk eninggalkan tempat itu sebelum gerimis menjadi hujan yang lebat. Ditengah perjalanan menuju mobil Zhena dan Yongki bertemu dengan seorang laki-laki yang duduk bersandar dibawah pohon pinggir jalan pemakaman itu. Saat Zhena memandangnya , seakan Zhena tidak tega dan ingin menghampirinya, namun ia merasa tidak enak dengan Yongki, kepalanya yang sering celengokan menoleh kebelakang untuk melihat laki-laki itu ternyata diketahui Yongki, Yongki pun tau maksud Zhena. Akhirnya Yongki mengajak Zhena untuk menghampiri laki-laki itu. Laki-laki itu terlihat sangat sedih dan sangat putus asa, entah apa penyebabnya.
“ Mas, ngapain disitu? Udah mau hujan loooh.. “ Zhena mulai menyapa laki-laki itu dan akhirnya mereka berkenalan. Dendy nama laki-laki itu.
Beberapa bulan berlalu, hubungan Zhena dan Dendy sepertinya bertambah dekat, merka berdua pacaran. Kabar itu didengar Yongki, sebenarnya hati Yongki sakit mendengar kabar itu karena Yongki diam-diam menyukai Zhena, tapi Yongki berusaha menerima semua itu dengan ikhlas, karena baginya melihat Zhena bahagia itu sudah lebih dari cukup untuknya.
Suatu malam Dendy berencana mengajak Zhena ke suatu tempat yang sudah dipersiapkannya. Waktu itu saat Dendy ingin menjemput Zhena, kejadian tragis menimpanya. Mobilnya menabrak pohon, saat ia berusaha menghindari seseorang yang tiba-tiba menyeberang ditengah jalan. Orang-orang disekitar kejadian mengerumuninya dan membawanya kerumah sakit. Dirumah perasaan Zhena sangat cemas, ia berusaha menelefon Dendy tapi tidak ada jawaban. Selang semenit setelah Zhena berusaha menghubungi Dendy, tiba-tiba handphonenya berbunyi, dia senag karena yang menelfon Dendy, tapi kebahagiaannya berubah menjadi kekecewaan, karena ternyata dia bukan Dendy. Sempat Zhena bingung, kenapa yang berbicara bukan Dendy?? Dendy dimana?? Pertanyaan itu mengiang difikirannya. Lebih kaget saat Zhena mendengar kabar kalau Dendy mengalami kecelakaan. Tanpa pikir panjang Zhena menyusul Dendy ke Rumah Sakit ditemani Yongki. Setelah sampai dirumah sakit Zhena cemas memikirkan keadaan Dendy. Air matanya terus mengalir dipipinya, hatinya sedih, ia merasa tidak mau kehilanagn oarang yang ia sayangi kedua kalinya. Yongki berusaha menenagkannya, diraihnya tubuh Zhena kedalam pelukan Yongki.
“ Menangislah dipeukanku Zhena, luapkan semua apa yang kamu rasakan”
Setelah beberapa jam Zhena menunggu, dokter keluar UGD dan memberitahu keadaan Dendy.
“ Dokter, gimana keadaan Dendy?? “
“ Dendy bisa diselamatkan kan Dok?? “
“ Alhamdulillah Dendy selamat.. “
Hati Zhena terasa lega mendengar pernyataan Dokter.
“ Tapiii… “ Dokter melanjtkan perkataannya.
“ Tapi kenapa Dok?? “ Zhena mulai cemas
“ Dendy baik-baik saja kan Dok?? “
“ Dendy selamat dari kecelakaan itu, tapi kamu minta maaf, kami tidak bisa
Menyelamatkan organ penting yang dimiliki Dendy. “ tutur Dokter.
“ Maksud Dokter ?? “ Zhena semakin cemas dan fikirannya kembali kacau.
“ Kornea mata Dendy rusak karena mengalami benturan hebat pada waktu
Kecelakaan. “
Zhena hanya diam mematung, hatinya terasa sakit mendengar kekasih yang sangat dicintainya tidak bisa melihat.
Setelah beberapa jam Zhena menunggu, dokter keluar UGD dan memberitahu keadaan Dendy.
“ Dokter, gimana keadaan Dendy?? “
“ Dendy bisa diselamatkan kan Dok?? “
“ Alhamdulillah Dendy selamat.. “
Hati Zhena terasa lega mendengar pernyataan Dokter.
“ Tapiii… “ Dokter melanjtkan perkataannya.
“ Tapi kenapa Dok?? “ Zhena mulai cemas
“ Dendy baik-baik saja kan Dok?? “
“ Dendy selamat dari kecelakaan itu, tapi kamu minta maaf, kami tidak bisa
Menyelamatkan organ penting yang dimiliki Dendy. “ tutur Dokter.
“ Maksud Dokter ?? “ Zhena semakin cemas dan fikirannya kembali kacau.
“ Kornea mata Dendy rusak karena mengalami benturan hebat pada waktu
Kecelakaan. “
Zhena hanya diam mematung, hatinya terasa sakit mendengar kekasih yang sangat dicintainya tidak bisa melihat.
1 minggu setelah kejadian itu Zhena kelihatan sanagt bersedih, sesekali ia menangis membayangkan mamanya meninggal dihadapannya, membayangkan kekasihnya tidak bisa melihat, hatinya benar-benar hancur. Dari jauh Yongki memperhatikan Zhena, ia tidak tega melihat keadaan Zhena. Yongki yang tidak pernah ingin melihat Zhena bersedih, tidak pernah ingin melihat air mata Zhena membasahi pipinya, Yongki yang selama ini mencintai Zhena dan hanya ingin melihat senyumnya.
Yongki mendatangi dokter yang menangani Dendy, ia bermaksud untuk menolong Dendy agar Zhena bahagia. Dokter tidak bisa mengiyakan permintaan konyolnya itu, karena itu sangat membahayakan dirinya, namun Yongki tetap pada pendiriaannya, ia ingin mendonorkan matanya buat Dendy. Ia sudah siap dengan semua konsekuensinya, ia rela mati untuk melihat Zhena bisa tersenyum kembali dan akhirnya Dokterpun menyetujuinya.
“ walaupun aku nanti harus mati, toh aku masih bisa melihat senyum Zhena dengan mataku yang ada pada Dendy. “ pikirnya saat ia terbaring
ditempat operasi.
“ Zhena, ini semua untuk kamu. “ katanya dalam hati.
“ Sudah siap Yongki? “ tanya Dokter.
“ Siap Dok, lakukan dengan baik untk Zhena ya Dok.. “
“ Sebelum operasi dilakukan, ada yang mau disampaikan? “
“ Saya mau sms Zhena bentar ya Dok?! “
“ Silahkan.. “
Yongki mengambil handphonenya dan menulis sms untuk Zhena
“Zhena, jaga diri kamu baik-baik, tetaplah tersenyum, jangan menangis lagi. Aku sayang kamu..” kata-kata itu yang terakhir kali diucapkannya. Hingga sampai saatnya tiba, ia merasa waktunya sedah semakin dekat, pelan-pelan ia pejamkan matanya dan untuk selamanya.
ditempat operasi.
“ Zhena, ini semua untuk kamu. “ katanya dalam hati.
“ Sudah siap Yongki? “ tanya Dokter.
“ Siap Dok, lakukan dengan baik untk Zhena ya Dok.. “
“ Sebelum operasi dilakukan, ada yang mau disampaikan? “
“ Saya mau sms Zhena bentar ya Dok?! “
“ Silahkan.. “
Yongki mengambil handphonenya dan menulis sms untuk Zhena
“Zhena, jaga diri kamu baik-baik, tetaplah tersenyum, jangan menangis lagi. Aku sayang kamu..” kata-kata itu yang terakhir kali diucapkannya. Hingga sampai saatnya tiba, ia merasa waktunya sedah semakin dekat, pelan-pelan ia pejamkan matanya dan untuk selamanya.
“ Ini siapa sih, malam-malam ada sms.. “ ketika saat ingin membaca sms tersebut, tiba-tiba ada panggilan masuk dari dokter yang menangani Dendy. Dokter berkata ada kabar baik untukknya dan menyuruh datang ke Rumah Sakit. Setelah tiba dirumah sakit Dokter menyampaikan bahwa ada orang yang sangat baik yang mau mendonorkan matanya untuk Dendy. Zhena sangat bahagia melihat kekasihnya dapat melihat lagi. Ditengah senyumnya yang lebar itu tiba-tiba Zhena berfikir sejenak.
“ Kamu kenapa sayang?? “ tanya Dendy yang sedang melihat Zhena agak sedikit bingung.
“ Yongki kemana, dari tadi pagi kok nggak kelihatan. “ katanya sambil membuka sms yang tadi velum sempat dibacanya.
Kanget saat Zhena membaca sms dari Yongki, ia semakin bingung kenapa Yongki bilang seperti itu, ia juga bingung karena Dokter tidaj memberi tahunya siapa yang sudah mendonorkan matanya buat Dendy. Zhena pun bertanya kepada Dokter, dia ingin membalas kebaikan orang tersebut, namun Dokter tidak memberitahukannya, karena Yongki sudah meminta agar merahasiakannya.
“ Ada apa ya,, rumah kok rame banget..?? “ pikirnya saat ia melihat dirumahnya banyak sekalu orang berdatangan dengan memakai pakaian hitam-hitam. Zhena semakin curiga, dan langsung masuk kedalam rumah.
“ Yongki kemana, dari tadi pagi kok nggak kelihatan. “ katanya sambil membuka sms yang tadi velum sempat dibacanya.
Kanget saat Zhena membaca sms dari Yongki, ia semakin bingung kenapa Yongki bilang seperti itu, ia juga bingung karena Dokter tidaj memberi tahunya siapa yang sudah mendonorkan matanya buat Dendy. Zhena pun bertanya kepada Dokter, dia ingin membalas kebaikan orang tersebut, namun Dokter tidak memberitahukannya, karena Yongki sudah meminta agar merahasiakannya.
“ Ada apa ya,, rumah kok rame banget..?? “ pikirnya saat ia melihat dirumahnya banyak sekalu orang berdatangan dengan memakai pakaian hitam-hitam. Zhena semakin curiga, dan langsung masuk kedalam rumah.
Seperti guntur yang menyambar hatinya, bagaikan hujan pisau yang menghujam jantungnya. Ia tidak bisa berkata-kata, kakinya terasa berat untuk melangkah, hatinya terus berkata “Itu bukan Yongki” Zhena lari kedepan rumah, duduk ditempat biasanya ia merenung. Disitu ia muali berfikir, apakah Yongki yang mendonorkan matanya untuk Dendy?? Tapi kenapa Yongki melakukannya dan mengorbankan dirinya?? Zhena ingat dengan sms yang terakhir dikirim Yongki. “Zhena, jaga diri kamu baik-baik, tetaplah tersenyum, jangan menangis lagi. Aku sayang kamu..” Zhena mencermati tulisan itu dan mencari-cari arti tulisan itu.
Tiba-tiba mama Yongki menghampiri Zhena, menenagkan Zhena, dan menceritakan semua pada Zhena. Zhena kaget dan hampir tak percaya Yongki melakukan semua itu untuknya. Zhena merasa bersalah kepada orangtua Yongki.
“ Tante, maafin Zhena. Zhena yang udah bikin Yongki jadi kayak gini, tante boleh laporin Zhena ke kantor polisi..”
Namun tante Dini hanya tersenyum mendengar perkataan Zhena.
“ Tante, Zhena udah terlalu banyak hutang budi sama tante, dan sekarang Zhena malah buat anak satu-satunya tante meninggal. Hukum Zhena tante… “
“ Zhena, tante nggak marah sama kamu, Yongki begini bukan karena kamu, ini karena Yongki sayang sama kamu, Yongki ingin lihat kamu tersenyum.. “
“ Tapi dengan dia mengorbankan diri?? “
“ Dia bilang sama tante, walaupun dia meninggal, tapi dia masih bisa melihat senyummu Zhena, dia bahagia seperti itu.. “
Zhena terharu mendengar ucapan tante Dini, ternyata tanpa ia sadari sekama ini begitu besar sayang Yongki padanya hingga Yongki mengorbankan nyawa untuknya.
Namun tante Dini hanya tersenyum mendengar perkataan Zhena.
“ Tante, Zhena udah terlalu banyak hutang budi sama tante, dan sekarang Zhena malah buat anak satu-satunya tante meninggal. Hukum Zhena tante… “
“ Zhena, tante nggak marah sama kamu, Yongki begini bukan karena kamu, ini karena Yongki sayang sama kamu, Yongki ingin lihat kamu tersenyum.. “
“ Tapi dengan dia mengorbankan diri?? “
“ Dia bilang sama tante, walaupun dia meninggal, tapi dia masih bisa melihat senyummu Zhena, dia bahagia seperti itu.. “
Zhena terharu mendengar ucapan tante Dini, ternyata tanpa ia sadari sekama ini begitu besar sayang Yongki padanya hingga Yongki mengorbankan nyawa untuknya.
“ Dooorr…!!! Zhena lagi ngapain?? “
“ Zhena, main yuk, main sepedah-sepedahan, atau makan ice cream, mama baru beli looh.. “
“ Mama kamu pasti bangga punya anak sepertimu Zhen. “
“ Menangislah dipeukanku Zhena, luapkan semua apa yang kamu rasakan”
“Zhena, jaga diri kamu baik-baik, tetaplah tersenyum, jangan menangis lagi. Aku sayang kamu..”
“ Zhena, main yuk, main sepedah-sepedahan, atau makan ice cream, mama baru beli looh.. “
“ Mama kamu pasti bangga punya anak sepertimu Zhen. “
“ Menangislah dipeukanku Zhena, luapkan semua apa yang kamu rasakan”
“Zhena, jaga diri kamu baik-baik, tetaplah tersenyum, jangan menangis lagi. Aku sayang kamu..”
Zhena tersenyum mengingat semua itu. Mengingat perhatian yang diberikan Yongki padanya sampai akhir hayat Yongki. Dari belakang Dendy datang menyusul Zhena yang sedang melamun disebuah taman,
“ Senyum-senyum sendiri, kayak orang gila tauu.. “
“ Itu kan yang kamu ingin lihat matanya Yongki.. “
Mereka berdua tertawa lebar sambil berjalan bergandengan meninggalkan taman. Namun tiba-tiba ada seseorang yang menabrak Zhena, laki-laki berkacamata yang sepertinya Zhena mengenalnya.
“ Cowok ituu…… “
“ Senyum-senyum sendiri, kayak orang gila tauu.. “
“ Itu kan yang kamu ingin lihat matanya Yongki.. “
Mereka berdua tertawa lebar sambil berjalan bergandengan meninggalkan taman. Namun tiba-tiba ada seseorang yang menabrak Zhena, laki-laki berkacamata yang sepertinya Zhena mengenalnya.
“ Cowok ituu…… “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar