“Aaaaaa…” seruku keras.
Aku terbangun dari mimpi burukku. Sebuah mimpi yang selalu sama setiap harinya, membuatku ketakutan setengah mati. Aku mengusap peluh yang terus menetes di keningku. lalu aku menghembuskan nafas kesal.
“Amel.. ada apa, sih” ucap sepupuku yang terbangun. “ng..ng.. nggak kok, nggak papa. udah, kamu tidur aja, Shiel” jawabku. Shiella kemudian mendengus kesal, lalu tidur kembali.
Aku terbangun dari mimpi burukku. Sebuah mimpi yang selalu sama setiap harinya, membuatku ketakutan setengah mati. Aku mengusap peluh yang terus menetes di keningku. lalu aku menghembuskan nafas kesal.
“Amel.. ada apa, sih” ucap sepupuku yang terbangun. “ng..ng.. nggak kok, nggak papa. udah, kamu tidur aja, Shiel” jawabku. Shiella kemudian mendengus kesal, lalu tidur kembali.
“Kenapa ya. Semenjak aku liburan di rumah tante, aku selalu mimpi buruk” ucapku heran.
“Haaaa, jadi, kamu juga mimpi buruk, mel. Aku juga, lho..” ucap Shiella bingung.
Aku mengangkat bahu, lalu menyesap teh ku. Tak kusangka, bayangan seseorang melintas di belakang sepupuku.
Aku tersedak. Bayangan itu, sangat mirip denganku.
“A, a, aaameel, ken, kenappa or, orang itu mir, mirip de, denganmu” ucap Sheilla terbata-bata, sambil menunjuk belakangku. Aku menengok ke belakang.
serentak, kami pun berlari tak tentu arah sabil menjerit. “Aaaaaaa…” ucapku kesakitan. Terlambat. Tubuhku melayang di udara. Aku terjatuh dari anak tangga saat lari menghindari bayangan itu yang terus mengejarku.
“Haaaa, jadi, kamu juga mimpi buruk, mel. Aku juga, lho..” ucap Shiella bingung.
Aku mengangkat bahu, lalu menyesap teh ku. Tak kusangka, bayangan seseorang melintas di belakang sepupuku.
Aku tersedak. Bayangan itu, sangat mirip denganku.
“A, a, aaameel, ken, kenappa or, orang itu mir, mirip de, denganmu” ucap Sheilla terbata-bata, sambil menunjuk belakangku. Aku menengok ke belakang.
serentak, kami pun berlari tak tentu arah sabil menjerit. “Aaaaaaa…” ucapku kesakitan. Terlambat. Tubuhku melayang di udara. Aku terjatuh dari anak tangga saat lari menghindari bayangan itu yang terus mengejarku.
Saat aku sadar, semua orang tengah menangis di sampingku. Kucari-cari sesosok orang yang menyebabkan aku seperti ini, dikejar-kejar bayangan yang baru kutahu adalah saudari kembarku yang dibunuh oleh tanteku.
Dan saat kulihat bayangan tanteku, aku langsung bangkit duduk.
Semua orang tampak terkejut melihat ulahku, apalagi melihat aku yang melotot kepada tanteku.
“Amel…” ucap tanteku bingung.
“Apa yang tante lakukan pada kembaranku, tante.” ucapku.
Tanteku tampak terkejut dengan perkataanku. Mamaku yang tidak tahu kalau aku mempunyai kembaran heran dan bertanya.
Akhirnya aku meenjelaskan semuanya, apa yang dikatakan oleh arwah saudariku pada saat aku tak sadar.
Dan saat kulihat bayangan tanteku, aku langsung bangkit duduk.
Semua orang tampak terkejut melihat ulahku, apalagi melihat aku yang melotot kepada tanteku.
“Amel…” ucap tanteku bingung.
“Apa yang tante lakukan pada kembaranku, tante.” ucapku.
Tanteku tampak terkejut dengan perkataanku. Mamaku yang tidak tahu kalau aku mempunyai kembaran heran dan bertanya.
Akhirnya aku meenjelaskan semuanya, apa yang dikatakan oleh arwah saudariku pada saat aku tak sadar.
Akhirnya, tanteku mengakui semua perbuatannya di masa lalu. Ternyata tanteku membunuh saudariku itu pada saat ia baru lahir, dan mama belum sempat melihatnya. Alasannya, tanteku iri pada mama yang notabene adalah adik kandungnya sendiri.
Tanteku iri pada mama karena mama mendapat suami yang kaya raya. Dia sendiri mendapat suami yang hidupnya pas-pasan.
Pada saat mama hamil dan melahirkan aku dan kembarnku, tanteku mempunyai rencana jahat dan membunuh saudariku.
Tanteku iri pada mama karena mama mendapat suami yang kaya raya. Dia sendiri mendapat suami yang hidupnya pas-pasan.
Pada saat mama hamil dan melahirkan aku dan kembarnku, tanteku mempunyai rencana jahat dan membunuh saudariku.
Tak kusangka, tantekuu sendiri yang membunuh sadariku…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar