Rose benar-benar kesepian. Tumpukan komik di sebelahnya sama sekali tidak membantu. Sejak keluarganya pindah ke desa ini, Ia kehilangan teman dan sahabat baiknya.
SRIIING…
“Aaah!” jerit Rose. Seorang gadis berambut perak muncul di hadapannya dengan memakai gaun panjang biru. Kulitnya yang putih pucat sungguh mengerikan. Tapi, beberapa detik kemudian… Gadis itu menghilang!
SRIIING…
“Aaah!” jerit Rose. Seorang gadis berambut perak muncul di hadapannya dengan memakai gaun panjang biru. Kulitnya yang putih pucat sungguh mengerikan. Tapi, beberapa detik kemudian… Gadis itu menghilang!
Desa ini angker juga, batin Rose. Dia menghempaskan semua komiknya ke kardus buku di dekat tempat tidurnya, lalu meraih sebungkus keripik kentang. Setelah menyalakan laptop, muncullah kebiasaan buruk Rose: nonton film sambil makan keripik dan tiduran! Dan tanpa ragu, beberapa menit kemudian Rose tertidur pulas. Aduh, beeeh… Kalau gini lebih baik si hantu tadi muncul lagi!
Keesokan harinya.
“Rose, ngapain sih di kamar melulu?” Terdengar seruan Mama. “Keluar, dong! Main-main kemana, gitu… Barangkali ketemu anak seumuran kamu. Kan bisa kenalan, tuh!”
“Huh. Iya deh…” Rose berjalan keluar kamar, lalu meraih sandal birunya. “Berangkat Ma…”
“Rose, ngapain sih di kamar melulu?” Terdengar seruan Mama. “Keluar, dong! Main-main kemana, gitu… Barangkali ketemu anak seumuran kamu. Kan bisa kenalan, tuh!”
“Huh. Iya deh…” Rose berjalan keluar kamar, lalu meraih sandal birunya. “Berangkat Ma…”
Setelah 20 langkah dari tempat semula, Rose bertemu seorang anak perempuan. Anak itu langsung mengajaknya berkenalan. Nama anak itu Mary. Rumahnya terletak tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
“Mau mampir ke rumahku?” tanya Mary.
“Boleh,” jawab Rose.
“Mau mampir ke rumahku?” tanya Mary.
“Boleh,” jawab Rose.
Sesampainya di rumah Mary.
Rose dan Mary benar-benar keasyikan bermain di kamar Mary yang penuh boneka. Mereka melakukan apa saja yang menyenangkan: mulai dari main game, main iPhone bareng, dan sekarang mereka asyik ngobrol bersama.
“Eh, beberapa hari aku dihantui,” kata Rose. “Aku dihantui seorang anak perempuan berambut perak. Sebetulnya sih dia cantik sekali, tapi entah kenapa terasa menakutkan,”
“Apa?” Mary menyemburkan jus mangga yang sedang dimunumnya. “Kau bilang, dihantui gadis berambut perak yang sangat cantik?”
“Ya. Apa kamu tahu dia?”
“Dia anak perempuan kepala desa ini!” teriak Mary. “Namanya Grace. Dia meninggal empat tahun lalu karena kecelakaan maut! Dan kalau sekarang dia muncul lagi, artinya dia masih mencari seorang teman. Untuk menemaninya di alam baka…”
Rose dan Mary benar-benar keasyikan bermain di kamar Mary yang penuh boneka. Mereka melakukan apa saja yang menyenangkan: mulai dari main game, main iPhone bareng, dan sekarang mereka asyik ngobrol bersama.
“Eh, beberapa hari aku dihantui,” kata Rose. “Aku dihantui seorang anak perempuan berambut perak. Sebetulnya sih dia cantik sekali, tapi entah kenapa terasa menakutkan,”
“Apa?” Mary menyemburkan jus mangga yang sedang dimunumnya. “Kau bilang, dihantui gadis berambut perak yang sangat cantik?”
“Ya. Apa kamu tahu dia?”
“Dia anak perempuan kepala desa ini!” teriak Mary. “Namanya Grace. Dia meninggal empat tahun lalu karena kecelakaan maut! Dan kalau sekarang dia muncul lagi, artinya dia masih mencari seorang teman. Untuk menemaninya di alam baka…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar