Waktu pertama kali menginjakkan kaki di Sekolah Menengah Pertama rasanya sangat senang sekali, apalagi bisa mengenal teman baru dan lingkungan sekolah yang baru, hari-hari masuk awal SMP sangat menyenangkan apalagi bisa bertemu teman baru.
Pada saat MOS gue mengenal teman cewek yang bernama Dita, dia orangnya asik, suka bergurau dan lumayan cantik menurut gue. Hari demi hari telah berjalan dan pada saat pembagian kelas gue sempat deg-degan karena gue ingin sekali sekelas sama temen gue yang bernama Dita tersebut, tetapi pada saat pengumuman pembagian kelas semua harapan menjadi sirna seketika setelah gue tidak satu kelas dengan dia, gue sempet kecewa tetapi kekecewaan tersebut tidak berjalan lama karena Dita menasihati gue, Dita: “meskipun tidak satu kelas kita tetep temen deket kok”. Gue sempet lega setelah dia bilang begitu kepadaku, hari-hari berikutnya kita pun sering kemana-mana bersama, karena kita sering bersama maka timbul rasa nyaman di antara satu sama lain dan rasa itu mulai muncul.
Tak terasa 1 tahun pun telah berjalan, kini gue naik ke kelas 2 SMP dan bahagianya lagi gue sekelas sama dia. Hari berganti hari rasa sayang pun mulai bermunculan, dan kita saling mengerti satu sama lain. Akhirnya gue memutuskan untuk mengganti status hubungan itu, yang sebelumnya menjadi “temen dekat” sekarang menjadi “berpacaran”. Hari-hari lebih bahagia setelah menjalin hubungan yang spesial dengan dia, 1 bulan telah berlalu dan semuanya berjalan dengan sangat menyenangkan, begitu pula bulan berikutnya.
Rasa tidak nyaman pun mulai terjadi ketika bulan ke 4 kita menjalin hubungan. Rasa itu ditunjukkan dia setelah menyembunyikan rahasia dengan temen sebangku gue yang bernama Iwan, gue pun mulai penasaran dengan apa yang dirahasiakan oleh mereka. tapi gue tetap tenang dan tidak berfikiran negatif terlebih dahulu.
Semakin gue tahan rasa tenang itu dan semakin gelisah yang gue rasakan, dan pada akhirnya gue pun mulai mencari informasi tentang rahasia yang disembunyikan oleh kekasih gue yang bernama Dita itu. Tetapi semua itu sia-sia, tidak ada seorangpun yang memberi tahu kepada gue.
Ketika gue sedang serius mengerjakan tugas dan pada saat itu waktu bertepatan dengan waktu istirahat seseorang pun datang menghampiriku, dia adalah Galang (temen sebangku gue sewaktu kls 1 SMP). Gue sempet bingung ketika dia menghampiriku dan sempet gemeteran karena gue kira gue ada masalah dengannya, ternyata dia bilang ke gue tentang semua rahasia yang yang disembunyikan oleh pacar gue
Setelah mendengar cerita dari temen gue itu gue mengucapkan banyak terimakasih padanya karena telah memberikan info tentang rahasia pacar gue, dengan rasa kecewa dan emosi tidak kusangka ternyata pacar gue jatuh cinta kepada orang lain. Keesokan harinya gue menghampiri pacar gue itu, gue tanya kepada dia
Gue: “apakah benar kamu menyembunyikan sesuatu dariku?”
Dita: “diapun seketika diam (dengan wajah sedikit ketakutan)”
Gue: “buat apa kita pacaran kalau kita tidak bisa terbuka terhadap pasangan kita masing-masing?”
Dan akhirnya diapun mulai angkat bicara dengan memandang ke arahku dan menatap mataku.
Dita: “maaf selama ini aku memang menyembunyikan sesuatu darimu”
Gue: “apa itu? (dengan wajah kecewa)”
Dia tidak mau cerita karena dia takut aku kecewa dan menjauhinya. Dan setelah beberapa menit kemudian dia pun mulai jujur tentang yang terjadi kepadanya.
Dita: “sebenarnya aku jatuh cinta kepada cowok lain”
Gue: “jatuh cinta kepada siapa?”
Dita: “dia pun mengambil handphone dari sakunya dan menunjukkan foto cowok yang dia sukai dan kita sudah merestui hubungan kita 2 hari yang lalu”
Gue: “mengapa kamu melakukan semua ini? (akupun termenung dan menatap serius ke arahnya)”
Akupun sangat terkejut mendengar cerita itu dan tidak menyangka dia setega itu kepadaku, dengan perasaan tega juga aku meninggalkannya sendirian di dalam ruang kelas. Akupun memutuskan untuk pulang dan tak menghiraukannya sedikitpun.
Gue: “apakah benar kamu menyembunyikan sesuatu dariku?”
Dita: “diapun seketika diam (dengan wajah sedikit ketakutan)”
Gue: “buat apa kita pacaran kalau kita tidak bisa terbuka terhadap pasangan kita masing-masing?”
Dan akhirnya diapun mulai angkat bicara dengan memandang ke arahku dan menatap mataku.
Dita: “maaf selama ini aku memang menyembunyikan sesuatu darimu”
Gue: “apa itu? (dengan wajah kecewa)”
Dia tidak mau cerita karena dia takut aku kecewa dan menjauhinya. Dan setelah beberapa menit kemudian dia pun mulai jujur tentang yang terjadi kepadanya.
Dita: “sebenarnya aku jatuh cinta kepada cowok lain”
Gue: “jatuh cinta kepada siapa?”
Dita: “dia pun mengambil handphone dari sakunya dan menunjukkan foto cowok yang dia sukai dan kita sudah merestui hubungan kita 2 hari yang lalu”
Gue: “mengapa kamu melakukan semua ini? (akupun termenung dan menatap serius ke arahnya)”
Akupun sangat terkejut mendengar cerita itu dan tidak menyangka dia setega itu kepadaku, dengan perasaan tega juga aku meninggalkannya sendirian di dalam ruang kelas. Akupun memutuskan untuk pulang dan tak menghiraukannya sedikitpun.
Sesampainya di rumah handphone gue berbunyi, gue lihat ternyata si Dita telpon gue tetapi tidak gue angkat soalnya gue masih marah dan kecewa kepadanya. Perasaan gue seketika hancur lebur dan tak ada semangat sedikitpun untuk pergi ke sekolah, tetapi setelah dibujuk dan dipaksa olek kakak gue, gue pun pergi ke sekolah.
Sesampainya di sekolah gue pun langsung menghampiri Dita dan minta untuk mengakhiri hubungan kita selama ini. Dita pun sempet terkejut dengan apa yang gue ucapkan kepadanya, dia pun meneteskan airmata kekecewaan. Tanpa basa basi gue langsung pergi meninggalkannya.
Sesampainya di sekolah gue pun langsung menghampiri Dita dan minta untuk mengakhiri hubungan kita selama ini. Dita pun sempet terkejut dengan apa yang gue ucapkan kepadanya, dia pun meneteskan airmata kekecewaan. Tanpa basa basi gue langsung pergi meninggalkannya.
1 bulan bulan berjalan tanpa kehadirannya lagi dan gue sudah anggap dia seperti teman biasa, pada saat pulang sekolah dia pun menghampiriku yang sedang duduk sendirian.
Dita: “kok belum pulang?”
Gue: “belum, masih nunggu temen (wajah cuek)”
Dita: “oh begitu yaa”
Gue: “kamu kok belum pulang?”
Dita: “masih nunggu jemputan”
Tidak lama kemudian jemputan Dita pun datang dan ternyata itu pacarnya, dengan wajah tersipu malu dia pun berpamitan ke gue. Gue pun membalasnya dengan senyuman, setelah itu gue pun menyusul pulang. Sampai di rumah gue sempet berfikir: “mengapa ya cewek yang sudah bukan milik kita lagi terlihat laebih anggun?” Dia saja bisa move on dari gue, jadi gue harus bisa juga dong (wajah gembira). Akhirnya hari-hari berikutnya gue hadapi dengan gembira dan aktivitas gue berjalan seperti biasanya.
Dita: “kok belum pulang?”
Gue: “belum, masih nunggu temen (wajah cuek)”
Dita: “oh begitu yaa”
Gue: “kamu kok belum pulang?”
Dita: “masih nunggu jemputan”
Tidak lama kemudian jemputan Dita pun datang dan ternyata itu pacarnya, dengan wajah tersipu malu dia pun berpamitan ke gue. Gue pun membalasnya dengan senyuman, setelah itu gue pun menyusul pulang. Sampai di rumah gue sempet berfikir: “mengapa ya cewek yang sudah bukan milik kita lagi terlihat laebih anggun?” Dia saja bisa move on dari gue, jadi gue harus bisa juga dong (wajah gembira). Akhirnya hari-hari berikutnya gue hadapi dengan gembira dan aktivitas gue berjalan seperti biasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar