Namaku Sintia dwi putri. Aku biasa di panggil sintya. Aku adalah seorang siswa di sma 2 Padang. Aku adalah seorang yang berasal dari keluarga kecil yang sederhana. Hari-hari ku dipenuhi dengan aktivitas belajar, mengajar mengaji, dan membantu orangtua ku.
Suatu pagi yang cerah aku sedang berbincang-bincang dengan teman-teman ku. Tiba tiba datang ibu Ria, memanggil teman ku Via. Kami semua hanya terdiam tanpa berkata apapun.
“Via kamu ikut ibu sebentar ya,” ucap ibu Ria
“Kemana bu?”
“Ke kantor ada yang ingin ibu bicarakan kepada mu” jawab bu Ria
“Via kamu ikut ibu sebentar ya,” ucap ibu Ria
“Kemana bu?”
“Ke kantor ada yang ingin ibu bicarakan kepada mu” jawab bu Ria
Kami semua mengikuti Via menuju ke ruang guru, dan mencoba mendengarkan percakapan Via dengan Ibu Ria.
Ternyata Via sedang bermasalah dengan biaya sekolahnya. Dia sudah menunggak spp selama 3 bulan. Aku merasa prihatin dengan teman ku yang satu ini dia sudah terlalu sering bermasalah dengan keuangan.
Via adalah anak yang baik, walaupun dia berasal dari keluarga kurang mampu, tapi semangatnya untuk sekolah sangatlah tinggi.
Ternyata Via sedang bermasalah dengan biaya sekolahnya. Dia sudah menunggak spp selama 3 bulan. Aku merasa prihatin dengan teman ku yang satu ini dia sudah terlalu sering bermasalah dengan keuangan.
Via adalah anak yang baik, walaupun dia berasal dari keluarga kurang mampu, tapi semangatnya untuk sekolah sangatlah tinggi.
Tak lama kemudian Via keluar dari ruang guru, dengan wajah sedih, kami pun tetap terdiam tanpa bisa berbuat apa-apa.
Melihat ini semua, aku dan teman teman yang lain mendapat Ide untuk membantu Via. Yaitu dengan cara mengadakan bazar pakaian murah. Pakaian disini ada yang sudah bekas pakai tapi masih layak di gunakan dan ada juga yang baru. Pakaian bekas nya kami ambil dari pakaian kami yang jarang di pakai. Dan pakaian barunya kami dapatkan dari bantuan orang tua Ririn yang memiliki butiknya sendiri.
Melihat ini semua, aku dan teman teman yang lain mendapat Ide untuk membantu Via. Yaitu dengan cara mengadakan bazar pakaian murah. Pakaian disini ada yang sudah bekas pakai tapi masih layak di gunakan dan ada juga yang baru. Pakaian bekas nya kami ambil dari pakaian kami yang jarang di pakai. Dan pakaian barunya kami dapatkan dari bantuan orang tua Ririn yang memiliki butiknya sendiri.
Beberapa hari kami melakukan kegiatan ini, sedangkan Via hanya bingung dan tak tau apa-apa dengan semua yang kami lakukan ini. Setelah semua uangnya terkumpul dan pakaian pakaian itu habis terjual, barulah kami memberikan uangnya kepada Via.
“hai vi?” ucap ku, menyapa Via.
“hai juga sin”, Balasnya
Aku menceritakan tentang dan apa tujuan kami melakukan kegiatan bazar beberapa hari belakangan ini kepada Via. Bahwa itu semua tidak lain adalah untuk membantu Via agar dia bisa melunasi biaya sekolahnya. Dia terlihat meneteskan air mata.
“Lho kok, kamu nangis sih, Ayo terima aja kita semua ikhlas kok ngelakuin ini semua buat kamu”
“aku cuman sedih karena aku pasti nggak bakalan bisa balas kebaikan kalian semua” balas Via
“Kita kan pleennndd,” semua menjawab kompak.
“hai vi?” ucap ku, menyapa Via.
“hai juga sin”, Balasnya
Aku menceritakan tentang dan apa tujuan kami melakukan kegiatan bazar beberapa hari belakangan ini kepada Via. Bahwa itu semua tidak lain adalah untuk membantu Via agar dia bisa melunasi biaya sekolahnya. Dia terlihat meneteskan air mata.
“Lho kok, kamu nangis sih, Ayo terima aja kita semua ikhlas kok ngelakuin ini semua buat kamu”
“aku cuman sedih karena aku pasti nggak bakalan bisa balas kebaikan kalian semua” balas Via
“Kita kan pleennndd,” semua menjawab kompak.
Akhirnya Via bisa membayar uang sekolahnya, dan persahabatan kami pun semaki erat dan slalu diiringi kasih sayang dan rasa peduli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar