Jumat, 01 November 2013



Bulan romadhon yang lalu, aku terbawa pandangan kepada cewek bersweater merah di kampungku, tepatnya Bone. Aku terbawa kemisteriusan cewek itu aku jadi ingin lebih tau dan kenalan dengan dia. Di hari kedua aku di Bone, aku bertanya kepada adik sepupuku.
“Dik, Dik?” Sambil menyuruhnya untuk duduk di sampingku.
“Iya Kak.”
“Kamu kenal tidak sama kakak yang di sana itu?” Tanyaku
“Ohhh, Kakak itu tinggal di dekat rumah. Lagipula kenapa kakak nanyain itu ke aku?” Tanyanya penasaran
“nggak, heran ajah.” jawabku, menghentikan pembicaraan.
Kebetulan tanteku penjual pulsa, dan aku melihatnya mengisi pulsa di tempat tanteku. Aku pun berpikir kalau nomornya tersimpan saat ia beli pulsa tadi. Aku pun mencari di kotak masuk ponsel tanteku yang terkirim pada tanggal 6 Agustus, yah aku pun berusaha dan terus berusaha. Hingga aku menelfon nomor Om ku yang ada di daftar pembeli pulsa pada hari itu, aku pun malu akan hal itu. Adikku menertawaiku, sungguh hal yang tak terduga. Tapi aku berusaha untuk mendapatkan no ponselnya.
Satu malam sebelum takbiran, salah satu teman adikku pun ku suruh untuk mengambilkan no ponsel Kakak bersweater merah itu. Dengan spontan aku bilang ke adek itu, kalau aku suka sama dia, berita itu pun tersebar luas. Tapi aku juga berdoa agar hal ini tidak terdengar oleh cewek itu.
Hari yang kunanti nantikan tiba, yaitu hari lebaran. Aku bersama keluar pergi sholat Idul Fitri bersama, di dekat rumah. Sungguh ramai, aku terlupa sejenak dengan cewek itu saat aku dan keluarga ngumpul bareng. Di siang hari aku memikirkan kembali bagaimana aku bisa mendapatkan no ponselnya jika rencanaku gagal.
Di sore harinya teman adikku berkata kalau aku tak bisa meminta no ponselnya. Aku sudah memastikan ini dari awal, bagaimana tidak teman adekku saja belum tau apa itu nomor ponsel, yah biarlah. Aku pun mencari cara lagi dengan duduk di atas tingkat rumah nenekku. Di situ pun aku selalu duduk terdiam, sampai melihat cewek itu membeli pulsa kembali. Sampai suara teriakan temanku terdengar di telingaku.
“Cewek yang kamu suka jalan kesini.” Jelasnya
“?” Akupun hanya senyum dan langsun masuk ke rumah.
Akupun berlari masuk ke dalam rumah, dan membuka facebook di dekat tempat pembelian pulsa di layani agar rencanaku berhasil dan tidak diketahuinya. Tanteku pun melayaninya.
“Mauka Beli?”
“Yah tunggu, mau beli apa?”
“Mauka beli pulsa.”
“Pulsa berapa?”
“Pulsa Sepuluh.”
Ia pun menyebutkan no ponsel dan aku menghafalnya. Spontan aku langsun Misscall nomornya. Ternyata benar dia yang punya no ponsel ini. Aku pun memulai percakapan dengan menyamar sebagai orang lain. Tidak kusangka ada pesan masuk dari ponselku, ternyata dari cewek misterius itu.
“Ini Siapa?” Tanyanya penasaran
“Aku Enal, kalau kamu?”
“Enal siapa, ngga kenal?”
“Aku tinggal dekat rumah, masa nggak tau?”
“Iyah bener, aku ngga tau. Dari mana kamu dapetin no ponsel aku?” Tanyanya
“Dari teman kamu.” Jawabku
“Emang rumah kamu di mana?”
“Dekat rumah Adel.”
“Yang mana?”
“Coba cari sendiri.”
“Kalau tidak salah kamu Cowok itu kan, yang mancung dan yang tadi bermain facebook?” Tanyanya senyum.
“Itu tau, kalau kamu siapa?”
“Aku Annie.”
Aku pun menemaninya sms an sampai magrib tiba. “Alhamdulillah” Sahutku dalam hati. Aku sangat berterima kasih kepada Allah karena doaku di kabulkan. Pagi pagi sekali aku langsun memulai sms, dan dia pun mempertanyakannya lagi.
“Darimana kamu tau no hp aku?” Tanyanya
“Baiklah, aku mengambilnya pada saat kamu menyebutkan no ponselmu saat beli pulsa kemarin.” Jelasku
“Kamu nulisnya yah?”
“Nggak, aku menghafalnya.”
Iya pun tertawa tak henti-hentinya. Kemudian dia bilang ke aku, kenapa nggak minta aja langsung gitu aja kok repot. Dasar pencuri no ponsel, Sambil melanjutkan tertawanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar