Jumat, 01 November 2013



“Hei.. Kai..!!! Disini…!!!” teriak temanku yang sudah menungguku di gerbang sekolahku pada saat pulang sekolah. Aku menyuruhnya untuk menjemputku daripada aku pulang naik bemo kan lebih hemat dibonceng sama temang yang sekaligus tetangga sendiri.
“Yuk pulang Tohru…!” ajakku untuk pulang ke rumah dan meniggalkan sekolah ini dengan segera.
“Sebentar dulu aku udah berjanji bertemu seseorang….”
“Seseorang…? Cewek…? Temenmu…?”
“Lebih tepatnya dia pacarku…” jawabnya sambil meringis mengejekku.
“Cih, iya-iya yang laku aku enggak…” kataku. dia malah kembali terkekeh.
Gak beberapa lama aku saling bercanda sama temanku seorang cewek mendekati kami berdua tapi lebih tepatnya dia mendekati Tohru karena dia adalah pacarnya.
“Nome kamu udah disini ternyata..” ujar temanku sambil tersenyum.
Aku pun mulai sedikit menjauh. Aku melihat mereka saling bercanda satu sama lain… tertawa… dan masih banyak lagi yang mereka lakukan. Tapi, aku tidak iri sama sekali entah mengapa aku tidak seberapa iri. Ada beberapa alasan kenapa aku tidak pacaran. Pertama aku orangnya benar-benar tidak tahu perasaan cewek. Kedua aku tidak mau buang-buang uang demi cewek matre. Ketiga malas. Pernah aku pacaran sama adik kelasku sewaktu masih kelas 8 selama 2 bulan aku serius 2 bulan lagi aku gantungin dia setelah itu aku memutuskannya karena aku gak ingin dia sakit hati lebih dalam lagi gara-gara aku.
“Hei, kamu kelas mana…?” tanya cewek itu kepadaku. Sontak saja aku kaget lamunanku pun buyar gara-gara dia.
“kelas 1-E…”
“Berarti kalau olahraga barengan dong. Aku kelas 1-D..” ujarnya lagi.
Dia pun bercerita tentang guru-guru yang dia kenal seperti guru biologi serta tugasnya yang membuat virus. Entah kenapa dia sring bertanya-tanya yang aku gak tau tapi ya aku pedulikan saja. Gak mungkin aku tidak memperdulikan dia selagi pacarnya ada di dekatku.
Seperti biasa hari-hariku di sekolah tidak selalu menyenangkan terkadang membosankan juga karena hal sepele tersebut aku jadi malas pergi ke kantin sekolah dan tetap duduk di bangku kelasku sambil membaca komik yang aku bawa dari rumah.
“Hei, ada yang mencarimu tuh Kai…”
“Mencariku….? siapa…?” tanyaku tanpa ada jawaban dari temanku. Langsung aja aku ingin tahu siapa yang mencariku makanya aku langsung keluar kelasku dan melihat seseorang yang sudah tidak asing lagi bagiku.
“Nome…! kenapa kau kemari…? ke kelasku…?”
“Ya, terserah aku dong… Kaki-kakiku juga, badan-badanku juga… Masalah…?” jawabnya sedikit judes sambil meringis melirikku.
“Tsk, ya udah deh terserah kamu…” jawabku angin-anginan.
Entahlah semenjak kejadian kemarin kami berdua jadi sedikit lebih akrab mencari teman memang mudah di sekolah ini. Kami bedua berbincang-bincang banyak hal. Dia berbicara tentang pacarnya si Tohru sedangkan aku? Aku hanya mendengarkannya saja dan sedikit menanggapi.
Sudah 4 hari aku bertemu dengannya sebagai teman saja mungkin aku sudah naik jabatan menjadi sahabat. Hari ini sekolah sudah selesai aku membenahi semua buku-buku yang ada di meja lalu memasukkannya kedalam tasku lalu aku pun segara keluar dari kelasku dan keluar menuju tangga. Sesampai di akhir anak tangga aku bertemu dengan Nome. Dia kemudian menyapaku, ya tentu saja aku membalas sapaannya tersebut kemudian aku meniggakannya begitu saja menuju ke kantin. Sesampai di kantin aku bertemu dengannya lagi.
“Hei, minta nomer teleponmu dong Kai…”
“Nomer telepon…? Buat apaan…?” tanyaku agak kebingungan.
“Ya.. Ada deh… Cepetan aku udah dijemput nih…”
“Nih catat baik-baik…”
Aku pun memberikan nomer teleponku ke dia entah kenapa dia sangat senang mendapatkan nomer teleponku. Hari pun berlalu menjadi malam padahal barusan baru bangun pagi eh tak taunya sudah malam lagi.
“Ah, sms….”
“Hei ini aku Nome..”
Aku pun membalas sms dari Nome. Entah aku sadar atau tidak aku sudah menghabiskan waktuku dangan membalas sms Nome terus-menerus. Lama kelamaan aku jadi tertidur dengan pulas.
“Kamu putus dari Tohru ya….?” Kataku kepadanya.
“Iya, kenapa…?” jawabnya sambil tersenyum.
“Maaf ya… Mungkin kalian putus gara-gara aku…”
“Enggak kok… Biasa aja kali… Bukankah itu biasa terjadi…?”
Aku hanya mengangguk mengerti tapi aku merasa bersalah dengan temanku Tohru mungkin aku dengan Tohru akan bermusuhan. Aku melihat Nome melihatku terus sambil tersenyum. Ada yang aneh dengan dia.
“Serpertinya ada yang janggal…” gumamku dalam hati.
Hari ini ada acara di sekolahku semuanya harus memakai pakaian cosplay kemudian disuruh panitia untuk berkeliling dengan berjalan. Pagi itu matahari sudah bersinar sangat terik.
“Kai, pinjam topimu dong…”
“Nii… jangan hilang lho. Awas”, kataku bercanda
“Awas-awasin aja, huekkk”, kata Nome, sambil melet.
Dia tersenyum ke arahku sambil berjalan ke arah teman-temannya. Entah mengapa, aku begitu nyaman melihatnya tersenyum, indah, manis, aku menyukai senyuman itu. Senyuman milik Nome. Aku mulai menyukainya ketika aku melihat senyuman itu. Pada malam hari aku lebih banyak memikirkannya tanpa terasa aku memegang handphoneku dan mulai sms ke dia.
“Hei… kamu suka sama aku ya…?” Tanyaku ke dia melalui handphoneku.
“Kata siapa… GR banget sih kamu…” Balasnya gak berapa lama.
“Oh… kirain. Aku suka sama kamu Nome..”
“Iya…? jangan bohong ah…?”
“mana mungkin aku bohong.. Kamu juga suka sama aku enggak…?”
“Iya… aku juga suka sama kamu kok Kai… kita pacaran gak kalau udah sama-sama suka nih…?”
“Belumlah kamu harus memberikan senyuman terindah yang kamu punya…”
“Hmmm… Baiklah…”
Keesokan harinya pada hari senin dia memberikan senyuman terbaiknya untukku akupun membalas senyumannya untuknya. Nome cewek termanis yang mempunyai senyum yang sangat indah. Mulai hari senin tanggal 11 november kami pun jadian.
“Aku harap hubungan kita tidak ada hambatannya sama sekali…” ucapku dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar