“Wouw… dance [menari]… asolole [bernyanyi/menari]” Ucap Jojo sambil terus menari, di pegangnya handphonenya yang mendendangkan lagu kesukaannya, dengan satu gerakan, Jojo pun mulai bergoyang ala Inul Daratista, membuat orang-orang menatapnya dengan heran, tapi Jojo tak menghiraukan itu dia hanya terus bergoyang dan bergoyang.
“Jo…” Panggil seseorang, membuat Jojo menghentikan aktifitasnya dan menoleh ke arah sumber suara.
“Eh… you [kamu], siopo iki [siapa kamu]?” Ucap Jojo dengan bahasa Inggris dan bahasa Jawa yang sangat-sangat hancur.
“Ya… masa enggak kenal, ini aku, Charles Susanto” Ucap orang yang mengaku bernama Charles itu, Jojo memasang wajah bingung. Di tatapnya tubuh Charles dari kepala sampai kaki, lalu sebaliknya, wah panu and [dan] kurapan, batin Jojo.
“Aku tidak understand [mengerti]” Ucap Jojo dengan suara berat, yang hampir membuat Charles muntah-muntah.
“Yah… enggak perlu banyak gaya, kita kan di Sukamara, jadi lebih baik, pakai bahasa Indonesia saja, coba lihat diriku ini, padahal aku kan keturunan orang Amerika, tapi karena berada di Indonesia, aku jadi memakai Bahasa Indonesia, hebat kan” Ucap Charles sambil membanggakan diri, sedangkan Jojo hanya geleng-geleng, sambil bersenandung, leng… geleng geleng… geleng… geleng… geleng, leng, leng… [dan seterusnya].
Keturunan Amerika, ohok… ohok, bilang saja keturunan orang Sungai Tabuk, heh ~ dasar, batin Jojo, Jojo pun akhirnya ingat kepada Charles.
“Oooh… sekarang aku ingat padamu, dan ngomong-ngomong, kenapa kau berada di sekolah ini, bukannya kau bersekolah di ehem, Amerika?” Tanya Jojo sambil kembali mendendangkan lagu kesukaanya yaitu, Trio Macan feat Super junior yang berjudul Mr. Peyek.
“Oh… aku pindah ke sini karena orangtuaku, ehm… Jojo, bukannya di sini tidak boleh membawa handphone ya?” Jawab sekaligus tanya Charles, membuat Jojo menatapnya dengan heran.
“Heeelllooo… mustahil kamu enggak tahu, oh… hehe, aku lupa, kamu kan anak baru, tapi hei… hal ini kurasa, terlihat dari pakaian yang kita kenakan sekarang, you know [kamu tahu]?” Ucap Jojo penuh penekanan dan juga berlebihan di setiap katanya.
Sesaat, Charles pun berpikir, di pandangnya pakaian yang tengah di kenakan Jojo, hem ada apa ya di hari ini?, ehm di lihat dari pakaian Jojo, AHA! aku tahu, batin Charles di iringi dengan timbulnya lampu yang menyala dari kepalanya.
“Jo, sekarang aku tahu…” Ucap Charles semangat, membuat Jojo memandang Charles dengan semangat juga, wah… tumben otaknya kinclong, batin Jojo.
“Apa coba?”, Tanya Jojo penasaran, Charles pun membusungkan dadanya, bangga.
“Kamu berpakaian seperti ini, karena hari ini, hari gelandangan kan.. ?” Ucap Charles dengan nada roker, yang membuat Jojo berdendang dangdut, tapi sesaat kemudian, Jojo terdiam, membuat Charles yang dalam bahasa Sukamaranya himung alias bingung.
“KAMU BERANI MENGATAKAN PAKAIANKU, PAKAIAN GELANDANGAN, HAAA…!!!” Teriak Jojo penuh emosi, membuat orang-orang di sekelilingnya menatapnya horor, sedangkan Charles, tak berkutik, diam seribu bahasa, tapi kan itu benar, batin Charles dalam hati.
“Ma… maaf..” Ucap Charles takut-takut, Jojo pun menjawabnya setelah emosinya sudah mereda.
“Huh ~ sudahlah… tidak apa-apa, dan ini bukan pakaian gelandangan, tapi ini pakaian yang, itu loh, yang suka minta-minta di bawah jembatan gitu…” Ucap Jojo, membuat Charles menepuk jidatnya.
“Jiahhh… apa bedanya, dan memang hari ini, hari apa sih?” Tanya Charles.
“Hari Senin” Jawab Jojo santai, membuat Charles poop alias BAB di celana eh, salah maksudku, menahan emosinya.
“Maksudku bukan itu, tapi yang tadi itu loh…” Ucap Charles menjelaskan, membuat Jojo mengangguk-angguk.
“Ooo… hem akan ku jelaskan, hari ini adalah hari bebas sekolah artinya, kita boleh membawa handphone atau benda lainnya, dan lagi, kita tak perlu mengenakan seragam, alias hanya memakai pakaian biasa saja, juga… pelajaran yang kita pelajari nanti, bukan pelajaran sekolah, hanya pelajaran yang santai dan menyenangkan, ah… lihat saja nanti, dan sebentar lagi bel, ayo kita ke kelas” Ucap Jojo lalu mulai berjalan, di iringi dengan Charles yang berjalan di belakangnya.
“Jo…” Panggil seseorang, membuat Jojo menghentikan aktifitasnya dan menoleh ke arah sumber suara.
“Eh… you [kamu], siopo iki [siapa kamu]?” Ucap Jojo dengan bahasa Inggris dan bahasa Jawa yang sangat-sangat hancur.
“Ya… masa enggak kenal, ini aku, Charles Susanto” Ucap orang yang mengaku bernama Charles itu, Jojo memasang wajah bingung. Di tatapnya tubuh Charles dari kepala sampai kaki, lalu sebaliknya, wah panu and [dan] kurapan, batin Jojo.
“Aku tidak understand [mengerti]” Ucap Jojo dengan suara berat, yang hampir membuat Charles muntah-muntah.
“Yah… enggak perlu banyak gaya, kita kan di Sukamara, jadi lebih baik, pakai bahasa Indonesia saja, coba lihat diriku ini, padahal aku kan keturunan orang Amerika, tapi karena berada di Indonesia, aku jadi memakai Bahasa Indonesia, hebat kan” Ucap Charles sambil membanggakan diri, sedangkan Jojo hanya geleng-geleng, sambil bersenandung, leng… geleng geleng… geleng… geleng… geleng, leng, leng… [dan seterusnya].
Keturunan Amerika, ohok… ohok, bilang saja keturunan orang Sungai Tabuk, heh ~ dasar, batin Jojo, Jojo pun akhirnya ingat kepada Charles.
“Oooh… sekarang aku ingat padamu, dan ngomong-ngomong, kenapa kau berada di sekolah ini, bukannya kau bersekolah di ehem, Amerika?” Tanya Jojo sambil kembali mendendangkan lagu kesukaanya yaitu, Trio Macan feat Super junior yang berjudul Mr. Peyek.
“Oh… aku pindah ke sini karena orangtuaku, ehm… Jojo, bukannya di sini tidak boleh membawa handphone ya?” Jawab sekaligus tanya Charles, membuat Jojo menatapnya dengan heran.
“Heeelllooo… mustahil kamu enggak tahu, oh… hehe, aku lupa, kamu kan anak baru, tapi hei… hal ini kurasa, terlihat dari pakaian yang kita kenakan sekarang, you know [kamu tahu]?” Ucap Jojo penuh penekanan dan juga berlebihan di setiap katanya.
Sesaat, Charles pun berpikir, di pandangnya pakaian yang tengah di kenakan Jojo, hem ada apa ya di hari ini?, ehm di lihat dari pakaian Jojo, AHA! aku tahu, batin Charles di iringi dengan timbulnya lampu yang menyala dari kepalanya.
“Jo, sekarang aku tahu…” Ucap Charles semangat, membuat Jojo memandang Charles dengan semangat juga, wah… tumben otaknya kinclong, batin Jojo.
“Apa coba?”, Tanya Jojo penasaran, Charles pun membusungkan dadanya, bangga.
“Kamu berpakaian seperti ini, karena hari ini, hari gelandangan kan.. ?” Ucap Charles dengan nada roker, yang membuat Jojo berdendang dangdut, tapi sesaat kemudian, Jojo terdiam, membuat Charles yang dalam bahasa Sukamaranya himung alias bingung.
“KAMU BERANI MENGATAKAN PAKAIANKU, PAKAIAN GELANDANGAN, HAAA…!!!” Teriak Jojo penuh emosi, membuat orang-orang di sekelilingnya menatapnya horor, sedangkan Charles, tak berkutik, diam seribu bahasa, tapi kan itu benar, batin Charles dalam hati.
“Ma… maaf..” Ucap Charles takut-takut, Jojo pun menjawabnya setelah emosinya sudah mereda.
“Huh ~ sudahlah… tidak apa-apa, dan ini bukan pakaian gelandangan, tapi ini pakaian yang, itu loh, yang suka minta-minta di bawah jembatan gitu…” Ucap Jojo, membuat Charles menepuk jidatnya.
“Jiahhh… apa bedanya, dan memang hari ini, hari apa sih?” Tanya Charles.
“Hari Senin” Jawab Jojo santai, membuat Charles poop alias BAB di celana eh, salah maksudku, menahan emosinya.
“Maksudku bukan itu, tapi yang tadi itu loh…” Ucap Charles menjelaskan, membuat Jojo mengangguk-angguk.
“Ooo… hem akan ku jelaskan, hari ini adalah hari bebas sekolah artinya, kita boleh membawa handphone atau benda lainnya, dan lagi, kita tak perlu mengenakan seragam, alias hanya memakai pakaian biasa saja, juga… pelajaran yang kita pelajari nanti, bukan pelajaran sekolah, hanya pelajaran yang santai dan menyenangkan, ah… lihat saja nanti, dan sebentar lagi bel, ayo kita ke kelas” Ucap Jojo lalu mulai berjalan, di iringi dengan Charles yang berjalan di belakangnya.
“Eh, ini kelas berapa?” Tanya Charles di tengah perjalanan sambil menunjuk sebuah kelas, Jojo langsung berhenti dari jalannya, otomatis, Charles pun begitu.
“Aish… aku lupa, sssyuuut… diam.. jangan tunjuk-tunjuk kelas itu, itu kelas 9 G yah.. kelas yang paling berandalan, dan jika kau tidak mau mencari masalah dengan mereka, jauhi mereka, ingat itu, dan lebih baik kita pergi dari sini” Ucap Jojo, Charles pun mengangguk, lalu mereka pun mulai berbalik.
“Hey, mau kemana kalian [logat Batak], oh aku lupa [logat Amrik kepeleset], kalian kan PENGECUT ta’ye… [logat Madura]”, Ucap seseorang yang memang cinta Indonesia, dengan menekan kata ‘pengecut’, membuat Jojo menyahut.
“Te… satte… ta’ye..” Ucap Jojo dengan logat Madura yang memang Madura, membuat Charles cekikikan, dan membuat seseorang yang cinta Indonesia tadi menyumbingkan bibirnya dan akhirnya berbicara dengan logat asalnya, yaitu bahasa Indonesia.
“Woh… apa yang kau lakukan? dasar PENGECUT” Ucap seseorang itu lagi, dengan kembali menekan kata ‘pengecut’ yang berhasil memicu emosi Jojo, Jojo pun kembali berhenti dari jalannya, Charles pun begitu sebenarnya saat ini, Charles sangat-sangat tidak ingin berhenti dari jalannya, tapi karena Jojo berhenti, mau tak mau, dia juga harus berhenti.
Dengan santai, Jojo pun berbalik, dengan terpaksa, Charles pun juga ikut berbalik, senyum remehpun berkembang di bibir Jojo, glek… membuat Charles menelan salvianya dengan susah payah, yah, ketakutan tengah melanda Charles sekarang, bagaimana tidak, sekarang di depannya, tengah berada orang-orang yang tinggi, kekar, menakutkan, dan jangan lupa, mereka termasuk dalam chiby boy, alias nama fans laki-laki cherrybell, eh salah, maksudku tato-tato yang begitu mencolok, wouw!!.. hampir saja Charles ngompol di celana tapi karena ini tempat umum, jadi tidak akan, dan bisa di pastikan, orang-orang itu berasal dari 9 G.
“Siapa yang kau bilang dengan pengecut?” Ucap Jojo dengan senyuman meremehkan yang tak pernah lepas dari bibirnya, sedangkan Charles, kakinya pun mulai bergetar dan memandang kaget Jojo, heh… apa yang dia lakukan? bukannya tadi dia bilang jangan cari masalah, tapi.. dia yang melakukannya, ya.. Jojo, hentikan, batin Charles dalam hati.
“HAHAHAHA… jawaban anak cengingisan ini lucu ya, HAHAHA…” Ucap seorang laki-laki, yang kelihatannya adalah ketua dari anak berandalan itu, yang membuat Jojo semakin meremehkan mereka, dan Charles yang semakin ingin ngompol di celana.
“Iya… ya… PUAHAHAHA… HAHA… HUAHAHA.. haha, he ~” Tawa salah satu anak buah berandalan itu yang memecah keheningan selain bunyi kentut yang tut~, sang ketua berandalan itu pun menatap tajam anak buahnya, memberi peringatan agar tak melakukan yang aneh-aneh.
“Sudah… sudah, hey bocah tak tahu diri, apa yang kau lakukan di sini, kau mau di hajar ya?…” Ucap sang ketua dengan ganas, membuat siapapun yang mendengarnya akan ketakutan, terkecuali Jojo, Jojo pun tertawa, lalu menatap tajam sang ketua.
“Heh, suaramu sangat JELEK, dan lagi, apa hakmu menanyakan apa yang ku lakukan, kecuali.. kau ingin menjadi babuku, bisa ku pertimbangkan itu..” Ucap Jojo, yang berhasil membuat sang ketua berdecak… amboy.. lalu mendelik kesal.
“DASAR BR#%#@$,” Ucap sang ketua berandalan penuh emosi.
“JAGA UCAPANMU, dan lagi, aku bukan pengecut, dengan para banci seperti kalian, ” Ucap Jojo, JGEER… bagai ada petir di siang hari, itu yang di rasakan Charles, ya… sangat syok saat mendengar penuturan Jojo tadi, cari mati ya ini anak, kenapa nggak cari ayam saja, lebih bermanfaat, batin Charles.
“Jo.. j.. j.. j… j… Sinta dan Jojo suka makan sosis sonice, heyah ~ joget pak” Ucap Charles, sambil mengangkat kedua jempolnya, hem… goyang dangdut, dan seketika, semua orang pun mengikuti gerak-gerik Charles, juga nyanyiannya, yaitu OST sosis sonice, Sinta dan Jojo.
“Makan sosis sonice… memang… enak.. banyak gizi hiyah… eh..”, Ucap sang ketua gerandalan yang baru menyadari kelakuannya tadi.
“YAKS… anak sial%#, apa yang kau lakukan tadi” Ucap sang ketua berandalan tegas, membuat semua berhenti bernyanyi, tetapi, tidak untuk berjoget.
“Aishh… hentikan tarian dangdut yahud kalian, nanti aku juga ikut berjoget TAHU…” Ucap sang ketua, dan akhirnya membuat semua orang diam.
“Baiklah, kita kembali ke inti permasalahan, jadi kau memang mau minta di hajar ya?” Ucap sang ketua geng lagi, yang membuat keadaan kembali tercekat, Charlespun kembali menelan salvianya, karena melihat Jojo yang memang ingin mencari masalah dengan mereka.
“Jo… Jojo, su… sudah, kau… min… minta maaf kepada… me.. mereka… sa… saja…” Ucap Charles dengan berbisik dan bergetar.
“Heh, aku tak takut denganmu..” Ucap Jojo dengan senyum remehnya, membuat Charles menepuk jidatnya, kata-kataku tak di hiraukannya, batin Charles sambil menghela nafas, habis deh kamu Jo.. jo.. batin Charles lagi.
“Jangan mengulur waktu apalagi celana, bahaya itu, huh, ayo kita mulai”.
“Aish… aku lupa, sssyuuut… diam.. jangan tunjuk-tunjuk kelas itu, itu kelas 9 G yah.. kelas yang paling berandalan, dan jika kau tidak mau mencari masalah dengan mereka, jauhi mereka, ingat itu, dan lebih baik kita pergi dari sini” Ucap Jojo, Charles pun mengangguk, lalu mereka pun mulai berbalik.
“Hey, mau kemana kalian [logat Batak], oh aku lupa [logat Amrik kepeleset], kalian kan PENGECUT ta’ye… [logat Madura]”, Ucap seseorang yang memang cinta Indonesia, dengan menekan kata ‘pengecut’, membuat Jojo menyahut.
“Te… satte… ta’ye..” Ucap Jojo dengan logat Madura yang memang Madura, membuat Charles cekikikan, dan membuat seseorang yang cinta Indonesia tadi menyumbingkan bibirnya dan akhirnya berbicara dengan logat asalnya, yaitu bahasa Indonesia.
“Woh… apa yang kau lakukan? dasar PENGECUT” Ucap seseorang itu lagi, dengan kembali menekan kata ‘pengecut’ yang berhasil memicu emosi Jojo, Jojo pun kembali berhenti dari jalannya, Charles pun begitu sebenarnya saat ini, Charles sangat-sangat tidak ingin berhenti dari jalannya, tapi karena Jojo berhenti, mau tak mau, dia juga harus berhenti.
Dengan santai, Jojo pun berbalik, dengan terpaksa, Charles pun juga ikut berbalik, senyum remehpun berkembang di bibir Jojo, glek… membuat Charles menelan salvianya dengan susah payah, yah, ketakutan tengah melanda Charles sekarang, bagaimana tidak, sekarang di depannya, tengah berada orang-orang yang tinggi, kekar, menakutkan, dan jangan lupa, mereka termasuk dalam chiby boy, alias nama fans laki-laki cherrybell, eh salah, maksudku tato-tato yang begitu mencolok, wouw!!.. hampir saja Charles ngompol di celana tapi karena ini tempat umum, jadi tidak akan, dan bisa di pastikan, orang-orang itu berasal dari 9 G.
“Siapa yang kau bilang dengan pengecut?” Ucap Jojo dengan senyuman meremehkan yang tak pernah lepas dari bibirnya, sedangkan Charles, kakinya pun mulai bergetar dan memandang kaget Jojo, heh… apa yang dia lakukan? bukannya tadi dia bilang jangan cari masalah, tapi.. dia yang melakukannya, ya.. Jojo, hentikan, batin Charles dalam hati.
“HAHAHAHA… jawaban anak cengingisan ini lucu ya, HAHAHA…” Ucap seorang laki-laki, yang kelihatannya adalah ketua dari anak berandalan itu, yang membuat Jojo semakin meremehkan mereka, dan Charles yang semakin ingin ngompol di celana.
“Iya… ya… PUAHAHAHA… HAHA… HUAHAHA.. haha, he ~” Tawa salah satu anak buah berandalan itu yang memecah keheningan selain bunyi kentut yang tut~, sang ketua berandalan itu pun menatap tajam anak buahnya, memberi peringatan agar tak melakukan yang aneh-aneh.
“Sudah… sudah, hey bocah tak tahu diri, apa yang kau lakukan di sini, kau mau di hajar ya?…” Ucap sang ketua dengan ganas, membuat siapapun yang mendengarnya akan ketakutan, terkecuali Jojo, Jojo pun tertawa, lalu menatap tajam sang ketua.
“Heh, suaramu sangat JELEK, dan lagi, apa hakmu menanyakan apa yang ku lakukan, kecuali.. kau ingin menjadi babuku, bisa ku pertimbangkan itu..” Ucap Jojo, yang berhasil membuat sang ketua berdecak… amboy.. lalu mendelik kesal.
“DASAR BR#%#@$,” Ucap sang ketua berandalan penuh emosi.
“JAGA UCAPANMU, dan lagi, aku bukan pengecut, dengan para banci seperti kalian, ” Ucap Jojo, JGEER… bagai ada petir di siang hari, itu yang di rasakan Charles, ya… sangat syok saat mendengar penuturan Jojo tadi, cari mati ya ini anak, kenapa nggak cari ayam saja, lebih bermanfaat, batin Charles.
“Jo.. j.. j.. j… j… Sinta dan Jojo suka makan sosis sonice, heyah ~ joget pak” Ucap Charles, sambil mengangkat kedua jempolnya, hem… goyang dangdut, dan seketika, semua orang pun mengikuti gerak-gerik Charles, juga nyanyiannya, yaitu OST sosis sonice, Sinta dan Jojo.
“Makan sosis sonice… memang… enak.. banyak gizi hiyah… eh..”, Ucap sang ketua gerandalan yang baru menyadari kelakuannya tadi.
“YAKS… anak sial%#, apa yang kau lakukan tadi” Ucap sang ketua berandalan tegas, membuat semua berhenti bernyanyi, tetapi, tidak untuk berjoget.
“Aishh… hentikan tarian dangdut yahud kalian, nanti aku juga ikut berjoget TAHU…” Ucap sang ketua, dan akhirnya membuat semua orang diam.
“Baiklah, kita kembali ke inti permasalahan, jadi kau memang mau minta di hajar ya?” Ucap sang ketua geng lagi, yang membuat keadaan kembali tercekat, Charlespun kembali menelan salvianya, karena melihat Jojo yang memang ingin mencari masalah dengan mereka.
“Jo… Jojo, su… sudah, kau… min… minta maaf kepada… me.. mereka… sa… saja…” Ucap Charles dengan berbisik dan bergetar.
“Heh, aku tak takut denganmu..” Ucap Jojo dengan senyum remehnya, membuat Charles menepuk jidatnya, kata-kataku tak di hiraukannya, batin Charles sambil menghela nafas, habis deh kamu Jo.. jo.. batin Charles lagi.
“Jangan mengulur waktu apalagi celana, bahaya itu, huh, ayo kita mulai”.
—
“Kan tadi sudah ku bilang, hasilnya jadi begini kan…” Ceramah Charles sambil terus memopong tubuh Jojo menuju ke UKS sekolah.
“Aku tahu… aku tahu, sshh… au” Ucap Jojo sambil memegangi mukanya yang babak belur.
“Nah, lihatlah mukamu sekarang, yang tadinya sudah hancur, jadi tambah hancur kan, eh maksudku…” Ucap Charles yang belum selesai.
“Ya… ya.. aku tahu aku tampan, tapi aku memang tidak suka dengan mereka, jangan salah ya, aku kalah dan babak belur begini karena jumlah mereka yang terlalu banyak, dan lagi, bisa kau berhenti berceramah, kau sudah melakukannya sejak tadi tahu” Potong Jojo dengan nada yang setengah kesal, Charles hanya menanggapi dengan geleng-geleng kepala.
“Baiklah.. baiklah.. heh ~ kau masih bisa mengelak dari kekalahanmu ha… sudahlah, bilang saja kau tidak bisa berkelahi, dasar keras kelapa, eh kepala”, Ucap Charles sambil memasuki ruang UKS, lalu merebahkan tubuh Jojo di salah satu kasur di sana.
“Ukh..” Erang Jojo, membuat Charles cemas.
“Kau tidak apa-apa kan?, aku akan mengambil air putih di kantin, jadi jangan kemana-kemana, nanti salah alamat loh… turuti kata-kataku, oke ehm, tadi kelas sudah di mulai, dan satu lagi, kau tidak perlu masuk kelas sekarang, keadaanmu masih parah, oke… aku pergi” Ucap Charles lalu pergi meninggalkan Jojo, Jojo pun tersenyum evil, dengan susah payah, dia duduk dari posisinya tadi.
“Maaf Charles, kau tahu kan aku memang keras kepala” Ucap Jojo, dengan senyum evilnya yang semakin mengembang.
“Aku tahu… aku tahu, sshh… au” Ucap Jojo sambil memegangi mukanya yang babak belur.
“Nah, lihatlah mukamu sekarang, yang tadinya sudah hancur, jadi tambah hancur kan, eh maksudku…” Ucap Charles yang belum selesai.
“Ya… ya.. aku tahu aku tampan, tapi aku memang tidak suka dengan mereka, jangan salah ya, aku kalah dan babak belur begini karena jumlah mereka yang terlalu banyak, dan lagi, bisa kau berhenti berceramah, kau sudah melakukannya sejak tadi tahu” Potong Jojo dengan nada yang setengah kesal, Charles hanya menanggapi dengan geleng-geleng kepala.
“Baiklah.. baiklah.. heh ~ kau masih bisa mengelak dari kekalahanmu ha… sudahlah, bilang saja kau tidak bisa berkelahi, dasar keras kelapa, eh kepala”, Ucap Charles sambil memasuki ruang UKS, lalu merebahkan tubuh Jojo di salah satu kasur di sana.
“Ukh..” Erang Jojo, membuat Charles cemas.
“Kau tidak apa-apa kan?, aku akan mengambil air putih di kantin, jadi jangan kemana-kemana, nanti salah alamat loh… turuti kata-kataku, oke ehm, tadi kelas sudah di mulai, dan satu lagi, kau tidak perlu masuk kelas sekarang, keadaanmu masih parah, oke… aku pergi” Ucap Charles lalu pergi meninggalkan Jojo, Jojo pun tersenyum evil, dengan susah payah, dia duduk dari posisinya tadi.
“Maaf Charles, kau tahu kan aku memang keras kepala” Ucap Jojo, dengan senyum evilnya yang semakin mengembang.
—
“Jo… hehe.. maaf lama tadi… eh dia kemana?” Tanya Charles saat baru saja masuk ke ruangan UKS dan melihat keadaan UKS yang kosong, tanpa kehadiran Jojo membuat Charles terdiam dasar.. pasti dia ke kelas, batin Charles dan akhirnya berlari menyusul Jojo.
Tok.. tok.. tok..
“Hosh, hosh. hah.. hosh.. ibu, maaf saya terlambat masuk kelas” Ucap Charles dengan nafas yang terengah-engah, ibu guru hanya tersenyum, lalu menyuruh Charles untuk masuk. Setelah masuk, ternyata tepat dugaan Charles, Jojo berada di kelas ini, dia tengah duduk di barisan paling kiri, duduk di paling pojok, Charles langsung memandang tajam Jojo, sedangkan Jojo tidak tahu, karena tengah asyik menggambar sesuatu, Charles pun sudah berada di tempat duduknya.
“Eh Jojo, ada apa denganmu, kamu habis berantem ya?”, Tanya bu guru cemas.
“Bukan apa-apa kok bu, ini bukan habis berantem, tapi tadi pagi, saya menabrak gerobak, tahu-tahu saya jatuh ke got” Jawab Jojo tanpa mengubah pandangannya, jatuh ke got? separah itu, pasti sakit, batin bu guru iba, sedangkan Jojo, cekikikan sendiri karena berhasil ngebohongin bu gurunya yang memang tulalit itu, jatuh ke got, alasan yang aneh, kenapa nggak di sambar petir saja, batin Charles kesal.
“Nah anak-anak, karena ini hari bebas sekolah, jadi kita tidak belajar, hem hari ini, kita akan melakukan kegiatan yang bertemakan, tunjukkan bakatmu, nah sesuai namanya, dalam kegiatan ini, kalian harus menunjukkan bakat kalian, ibu yang akan menunjuk siapa yang akan maju untuk menunjukkan bakatnya, kalian paham kan?” Ucap bu guru menjelaskan, semua murid mengangguk terutama Jojo yang sepertinya sangat antusias, terlihat dari matanya yang berbinar-binar.
“Oke, ibu mulai, kalian bisa…” Ucap bu guru terhenti saat melihat Jojo dengan semangat mengacungkan tangannya dengan berteriak-teriak, seperti orang yang ingin mengajak tawuran.
“BU… SAYA BU… BU… IBU… PILIH SAYA… IBU…” Teriak Jojo dengan semangat yang membara sampai membuat bu guru takut padanya.
“Ehm, ba… baiklah.. ibu akan memanggil, Jo..” Ucap bu guru, membuat Jojo bersiap-siap untuk maju.
“Jo… ki” Lanjut bu guru lagi, yang membuat Jojo, menghela nafas dan mundur kembali ke kursinya.
“Oke… Joki berbakat dalam silat, ehm sekedar pengetahuan, di Sukamara ini juga ada bela diri silat, dan itu sesuai kebudayaan di daerah sini, dan silatnya tentu saja berbeda dengan silat di daerah lain, di sini kalau tidak salah, waktu untuk mendapatkan sabuk merah hanya 6 bulan, itu sabuk yang paling tinggi, nah ibu berharap salah satu dari kalian ada yang tertarik dengan silat, bukan hanya untuk sekedar cinta budaya Sukamara, kalian juga sekaligus menjaga kelestariannya, karena silat hampir tidak ada, jadi kalian bisa melestarikannya pada anak dan cucu kalian nanti” Jelas bu guru panjang lebar, dari penjelasan itu ada raut wajah tidak senang dari Jojo, cih… melestarikan, tidak akan, aku benci silat, silat tidak menyenangkan, batin Jojo kesal.
“Selanjutnya, Jo…” Lanjut bu guru lagi, kembali Jojo bersemangat hendak maju ke depan, pasti aku, batin Jojo.
“Jo… ni” Ucap bu guru, HA… JONI, yah ~ bu pilih aku, batin Jojo dalam hati lagi.
Beberapa menit telah berlalu, dan di saat itu juga Jojo belum juga maju ke depan dan membuat dia mulai tak bersemangat.
“Oke.. yang terakhir, ayo Jojo maju” Ucap bu guru dengan nada yang kelihatannya tidak iklhas yang sontak membuat Jojo kaget sekaligus senang, di rapikannya bajunya, karena melihat rambutnya yang berantakan, di sisirnya dengan rapi, tapi tunggu, badannya bau, dia pun mandi, setelah itu, untuk pelengkap, Jojo pun memakai make up, jangan lupa, lipstick berwarna merah, agar bibir Jojo tambah lebih seksi, lalu…
“Hey… durasi… durasi…” Ucap bu guru, Jojo pun nyengir-nyengir, dan akhirnya maju ke depan yang sebelumnya dia telah memakai wangi-wangian.
Tok.. tok.. tok..
“Hosh, hosh. hah.. hosh.. ibu, maaf saya terlambat masuk kelas” Ucap Charles dengan nafas yang terengah-engah, ibu guru hanya tersenyum, lalu menyuruh Charles untuk masuk. Setelah masuk, ternyata tepat dugaan Charles, Jojo berada di kelas ini, dia tengah duduk di barisan paling kiri, duduk di paling pojok, Charles langsung memandang tajam Jojo, sedangkan Jojo tidak tahu, karena tengah asyik menggambar sesuatu, Charles pun sudah berada di tempat duduknya.
“Eh Jojo, ada apa denganmu, kamu habis berantem ya?”, Tanya bu guru cemas.
“Bukan apa-apa kok bu, ini bukan habis berantem, tapi tadi pagi, saya menabrak gerobak, tahu-tahu saya jatuh ke got” Jawab Jojo tanpa mengubah pandangannya, jatuh ke got? separah itu, pasti sakit, batin bu guru iba, sedangkan Jojo, cekikikan sendiri karena berhasil ngebohongin bu gurunya yang memang tulalit itu, jatuh ke got, alasan yang aneh, kenapa nggak di sambar petir saja, batin Charles kesal.
“Nah anak-anak, karena ini hari bebas sekolah, jadi kita tidak belajar, hem hari ini, kita akan melakukan kegiatan yang bertemakan, tunjukkan bakatmu, nah sesuai namanya, dalam kegiatan ini, kalian harus menunjukkan bakat kalian, ibu yang akan menunjuk siapa yang akan maju untuk menunjukkan bakatnya, kalian paham kan?” Ucap bu guru menjelaskan, semua murid mengangguk terutama Jojo yang sepertinya sangat antusias, terlihat dari matanya yang berbinar-binar.
“Oke, ibu mulai, kalian bisa…” Ucap bu guru terhenti saat melihat Jojo dengan semangat mengacungkan tangannya dengan berteriak-teriak, seperti orang yang ingin mengajak tawuran.
“BU… SAYA BU… BU… IBU… PILIH SAYA… IBU…” Teriak Jojo dengan semangat yang membara sampai membuat bu guru takut padanya.
“Ehm, ba… baiklah.. ibu akan memanggil, Jo..” Ucap bu guru, membuat Jojo bersiap-siap untuk maju.
“Jo… ki” Lanjut bu guru lagi, yang membuat Jojo, menghela nafas dan mundur kembali ke kursinya.
“Oke… Joki berbakat dalam silat, ehm sekedar pengetahuan, di Sukamara ini juga ada bela diri silat, dan itu sesuai kebudayaan di daerah sini, dan silatnya tentu saja berbeda dengan silat di daerah lain, di sini kalau tidak salah, waktu untuk mendapatkan sabuk merah hanya 6 bulan, itu sabuk yang paling tinggi, nah ibu berharap salah satu dari kalian ada yang tertarik dengan silat, bukan hanya untuk sekedar cinta budaya Sukamara, kalian juga sekaligus menjaga kelestariannya, karena silat hampir tidak ada, jadi kalian bisa melestarikannya pada anak dan cucu kalian nanti” Jelas bu guru panjang lebar, dari penjelasan itu ada raut wajah tidak senang dari Jojo, cih… melestarikan, tidak akan, aku benci silat, silat tidak menyenangkan, batin Jojo kesal.
“Selanjutnya, Jo…” Lanjut bu guru lagi, kembali Jojo bersemangat hendak maju ke depan, pasti aku, batin Jojo.
“Jo… ni” Ucap bu guru, HA… JONI, yah ~ bu pilih aku, batin Jojo dalam hati lagi.
Beberapa menit telah berlalu, dan di saat itu juga Jojo belum juga maju ke depan dan membuat dia mulai tak bersemangat.
“Oke.. yang terakhir, ayo Jojo maju” Ucap bu guru dengan nada yang kelihatannya tidak iklhas yang sontak membuat Jojo kaget sekaligus senang, di rapikannya bajunya, karena melihat rambutnya yang berantakan, di sisirnya dengan rapi, tapi tunggu, badannya bau, dia pun mandi, setelah itu, untuk pelengkap, Jojo pun memakai make up, jangan lupa, lipstick berwarna merah, agar bibir Jojo tambah lebih seksi, lalu…
“Hey… durasi… durasi…” Ucap bu guru, Jojo pun nyengir-nyengir, dan akhirnya maju ke depan yang sebelumnya dia telah memakai wangi-wangian.
“Ayo, tunjukkan bakatmu…” Ucap bu guru dengan semangat, Jojo pun memulai aksinya.
“Ehem… ehem.. ehem, 123… dasar kau keong racun, ehei, kemana… kemana… kemana… lay, lay.. lay.. lay.. lay.. lay, panggil aku si jablay, jodohku… love is you {cinta adalah kamu}, PRIKITIEW, nah selesai, bagaimana bu?, saya berbakat kan?” Ucap Jojo, yah ~ berbakat jadi orang gila, batin Charles di tempat duduknya, seketika suasana hening, karena semua orang diam sambil memandang Jojo, membuat Jojo tersipu,
“Ehe… terlalu bagus ya, sampai-sampai kalian enggak bisa merangkai kata-kata, ah… aku jadi malu” Ucap Jojo, masih dengan tersipu-sipu.
Prok.. prok.. prok.. prok.. seluruh siswa kelas pun terpaksa bertepuk tangan, membuat Jojo melambai-lambaikan tangannya sambil berkata ’terima kasih, terima kasih’, Jojo pun kembali ke tempat duduknya.
Anak yang aneh… tapi tunggu, bagaimana kalau dia… batin bu guru sambil memandang Jojo penuh harap.
“Ehem… ehem.. ehem, 123… dasar kau keong racun, ehei, kemana… kemana… kemana… lay, lay.. lay.. lay.. lay.. lay, panggil aku si jablay, jodohku… love is you {cinta adalah kamu}, PRIKITIEW, nah selesai, bagaimana bu?, saya berbakat kan?” Ucap Jojo, yah ~ berbakat jadi orang gila, batin Charles di tempat duduknya, seketika suasana hening, karena semua orang diam sambil memandang Jojo, membuat Jojo tersipu,
“Ehe… terlalu bagus ya, sampai-sampai kalian enggak bisa merangkai kata-kata, ah… aku jadi malu” Ucap Jojo, masih dengan tersipu-sipu.
Prok.. prok.. prok.. prok.. seluruh siswa kelas pun terpaksa bertepuk tangan, membuat Jojo melambai-lambaikan tangannya sambil berkata ’terima kasih, terima kasih’, Jojo pun kembali ke tempat duduknya.
Anak yang aneh… tapi tunggu, bagaimana kalau dia… batin bu guru sambil memandang Jojo penuh harap.
Waktu istirahat…
“APAAAA… SILAT, TIDAK AKAN…” Teriak Jojo menggema di seluruh kantin.
“Ayolah… Jo, bu guru sudah memohon padaku agar menyuruhmu masuk ekstra silat, ayolah… mau ya?” Rayu Charles lagi, ya tadi baru saja bu guru berbicara pada Charles bahwa sekolah mereka akan membawakan silat khas Sukamara kepada tamu yang memang terhormat, di karenakan kekurangan orang, dan menurut bu guru, Jojo berbakat dalam bidang itu, sebenarnya.. Charles ragu akan hal itu dan diapun mengatakannya ke bu guru, bu guru hanya tersenyum, lalu berkata ‘ibu yakin, Jojo bisa melakukannya’, dan yah yang bisa di lakukan Charles hanya ini, menyuruh Jojo untuk masuk ekstra silat.
“Apa kau gila, silat… mana aku tahu melakukannya.. dan lagi, aku tidak suka silat” Ucap Jojo ketus sambil berdiri dari duduknya.
“Ayolah Jo, lagipula ini berguna, kau bisa melestarikan silat Khas Sukamara dan…” Rayu Charles lagi, yang belum selesai.
“Apa peduliku tentang itu, yah ~ tepatnya, aku tak peduli, dan jangan rayu aku lagi, sekali tidak, tetap TIDAK..” Potong Jojo, dengan menekan kata ‘tidak’, lalu berlalu, aku harus ekstra merayunya, batin Charles, lalu ikut berlalu.
Besoknya…
“Jo… ayolah~” Ucap Charles dengan nada yang di buat-buat.
“Aish.. berhenti mengikutiku” Ucap Jojo yang akhirnya berhenti dari jalannya dan menghadap ke arah Charles, yang berada di belakangnya, Charles pun memasang wajah polosnya, lalu, mengedip-ngedipkan matanya, membuat Jojo langsung membuat jarak darinya.
“Ya… Charles aku tahu aku jablay, alias jarang di lebay, eh salah maksudku, jarang di belay, tapi.. aku tidak mau di belay olehmu, jadi jangan kedipi aku, aku masih polos tahu ~, dan saat kau berkedip, kau tahu, kau sangat menakutkan, dan lagi, apa kau tidak bosan, sejak pelajaran pertama sampai sekarang, kau terus merayuku, asih… ku tidak suka tahu” Ucap Jojo Charles hanya nyengir-nyengir.
“Sebenarnya sih, aku juga tidak mau melakukan semua ini, tapi karena ini perintah dari bu guru, mau tak mau aku harus menjalankannya, lagipula ini untuk nama baik sekolah, ayolah Jo ~ bekerja samalah denganku, kamu enggak mau kan, melihat temanmu yang tampan ini harus mengurusi orang yang sangat keras kepala sepertimu, ayolah…” Bujuk Charles lagi, yang membuat Jojo mulai muak, yah, padahal baru 2 hari dia di perlakukan seperti ini, tapi hey bagaimana tidak, siapa yang tahan dengan Charles yang super duper berlebihan, yah nenek-nenek buta saja gengsi di rayu Charles, apalagi Jojo, huh parah.
Aishh… aku harus pergi dari Charles, tapi bagaimana caranya?, hemh… AHA… hehe.. selamat tinggal Charles… haha.. batin Jojo menyeringai, Jojopun memandang Charles membuat Charles kembali bingung di buatnya.
“Hehe… ehem ehem… WAH LIHAT… ADA GEROBAK DANGDUT… !!” Teriak Jojo dengan nada seriosa sambil menunjuk arah utara, karena Charles memang penggila dangdut dengan cepat, dia pun menoleh ke arah yang Jojo tunjuk.
“Mana.. mana?” Ucap Charles antusias sambil celingak-celinguk mencari keberadaan gerobak dangdut yang di maksud, bukannya menjawab, Jojo malah mengendap-ngendap, pergi meninggalkan Charles yang tengah asyik melakukan kegiatan, mari celingak-celinguk bersama.
“Jo… mana, Jo… ? aku nggak me… yah ~, anak itu kemana? aishh, besok aku harus merayunya lagi” Ucap Charles entah pada siapa, lalu melangkah pergi ke rumah.
“APAAAA… SILAT, TIDAK AKAN…” Teriak Jojo menggema di seluruh kantin.
“Ayolah… Jo, bu guru sudah memohon padaku agar menyuruhmu masuk ekstra silat, ayolah… mau ya?” Rayu Charles lagi, ya tadi baru saja bu guru berbicara pada Charles bahwa sekolah mereka akan membawakan silat khas Sukamara kepada tamu yang memang terhormat, di karenakan kekurangan orang, dan menurut bu guru, Jojo berbakat dalam bidang itu, sebenarnya.. Charles ragu akan hal itu dan diapun mengatakannya ke bu guru, bu guru hanya tersenyum, lalu berkata ‘ibu yakin, Jojo bisa melakukannya’, dan yah yang bisa di lakukan Charles hanya ini, menyuruh Jojo untuk masuk ekstra silat.
“Apa kau gila, silat… mana aku tahu melakukannya.. dan lagi, aku tidak suka silat” Ucap Jojo ketus sambil berdiri dari duduknya.
“Ayolah Jo, lagipula ini berguna, kau bisa melestarikan silat Khas Sukamara dan…” Rayu Charles lagi, yang belum selesai.
“Apa peduliku tentang itu, yah ~ tepatnya, aku tak peduli, dan jangan rayu aku lagi, sekali tidak, tetap TIDAK..” Potong Jojo, dengan menekan kata ‘tidak’, lalu berlalu, aku harus ekstra merayunya, batin Charles, lalu ikut berlalu.
Besoknya…
“Jo… ayolah~” Ucap Charles dengan nada yang di buat-buat.
“Aish.. berhenti mengikutiku” Ucap Jojo yang akhirnya berhenti dari jalannya dan menghadap ke arah Charles, yang berada di belakangnya, Charles pun memasang wajah polosnya, lalu, mengedip-ngedipkan matanya, membuat Jojo langsung membuat jarak darinya.
“Ya… Charles aku tahu aku jablay, alias jarang di lebay, eh salah maksudku, jarang di belay, tapi.. aku tidak mau di belay olehmu, jadi jangan kedipi aku, aku masih polos tahu ~, dan saat kau berkedip, kau tahu, kau sangat menakutkan, dan lagi, apa kau tidak bosan, sejak pelajaran pertama sampai sekarang, kau terus merayuku, asih… ku tidak suka tahu” Ucap Jojo Charles hanya nyengir-nyengir.
“Sebenarnya sih, aku juga tidak mau melakukan semua ini, tapi karena ini perintah dari bu guru, mau tak mau aku harus menjalankannya, lagipula ini untuk nama baik sekolah, ayolah Jo ~ bekerja samalah denganku, kamu enggak mau kan, melihat temanmu yang tampan ini harus mengurusi orang yang sangat keras kepala sepertimu, ayolah…” Bujuk Charles lagi, yang membuat Jojo mulai muak, yah, padahal baru 2 hari dia di perlakukan seperti ini, tapi hey bagaimana tidak, siapa yang tahan dengan Charles yang super duper berlebihan, yah nenek-nenek buta saja gengsi di rayu Charles, apalagi Jojo, huh parah.
Aishh… aku harus pergi dari Charles, tapi bagaimana caranya?, hemh… AHA… hehe.. selamat tinggal Charles… haha.. batin Jojo menyeringai, Jojopun memandang Charles membuat Charles kembali bingung di buatnya.
“Hehe… ehem ehem… WAH LIHAT… ADA GEROBAK DANGDUT… !!” Teriak Jojo dengan nada seriosa sambil menunjuk arah utara, karena Charles memang penggila dangdut dengan cepat, dia pun menoleh ke arah yang Jojo tunjuk.
“Mana.. mana?” Ucap Charles antusias sambil celingak-celinguk mencari keberadaan gerobak dangdut yang di maksud, bukannya menjawab, Jojo malah mengendap-ngendap, pergi meninggalkan Charles yang tengah asyik melakukan kegiatan, mari celingak-celinguk bersama.
“Jo… mana, Jo… ? aku nggak me… yah ~, anak itu kemana? aishh, besok aku harus merayunya lagi” Ucap Charles entah pada siapa, lalu melangkah pergi ke rumah.
Huh~ akhirnya aku bisa lolos darinya, batin Jojo sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah, nah sekarang aku berada di mana? batin Jojo lagi sambil memandangi sekitarnya, eh… huh sial, umpat Jojo dalam hati.
“Hei, kau Jojo kan?” Tanya seseorang yang asing bagi Jojo, Jojo hanya memandang orang itu bingung, jangan… jangan…
“Ehem, a… aku bukan Jojo, ak, ehm… Jojon” Ucap Jojo berbohong, orang itu hanya mengangguk.
“Hem, kalau begitu, jika kau bertemu dengan Jojo, suruh dia ke tempat pelatihan silat, oke” Ucap orang itu lagi dan akhirnya berlalu, Jojo pun menarik nafasnya lega, untung saja aku pintar, kalau tidak, waduh aku bisa langsung masuk ekstra silat yang menyebalkan itu, cih apa gunanya silat, itu tak menyenangkan, tak ada gunanya, dan mudah-mudahan orang itu tidak ke sini lagi, batin Jojo.
“YA… kau berbohong, cepat kau harus ikut ekstra silat” Dengan tiba-tiba, seseorang tadi langsung menarik telinga Jojo, membuat Jojo kaget dan frustasi, aishh… dia kembali… tidak ada kesempatan untuk kabur lagi… au… tangannya kekar sekali, telingaku terasa ingin lepas… aish… silat menyebalkan batin Jojo kesal dan akhirnya Jojopun pasrah, diapun mulai berlatih silat.
“Hei, kau Jojo kan?” Tanya seseorang yang asing bagi Jojo, Jojo hanya memandang orang itu bingung, jangan… jangan…
“Ehem, a… aku bukan Jojo, ak, ehm… Jojon” Ucap Jojo berbohong, orang itu hanya mengangguk.
“Hem, kalau begitu, jika kau bertemu dengan Jojo, suruh dia ke tempat pelatihan silat, oke” Ucap orang itu lagi dan akhirnya berlalu, Jojo pun menarik nafasnya lega, untung saja aku pintar, kalau tidak, waduh aku bisa langsung masuk ekstra silat yang menyebalkan itu, cih apa gunanya silat, itu tak menyenangkan, tak ada gunanya, dan mudah-mudahan orang itu tidak ke sini lagi, batin Jojo.
“YA… kau berbohong, cepat kau harus ikut ekstra silat” Dengan tiba-tiba, seseorang tadi langsung menarik telinga Jojo, membuat Jojo kaget dan frustasi, aishh… dia kembali… tidak ada kesempatan untuk kabur lagi… au… tangannya kekar sekali, telingaku terasa ingin lepas… aish… silat menyebalkan batin Jojo kesal dan akhirnya Jojopun pasrah, diapun mulai berlatih silat.
Besoknya…
“Okelah kalau begitu, okelah kalau begitu..” Senandung Charles di setiap langkah kakinya, mungkin dia tertular penyakit Jojo yang suka menyanyi tidak jelas itu, Charles pun terus bernyanyi dan berjalan, tetapi, tiba-tiba, seseorang menghentikan semua aktifitasnya, terutama ngupil.
“Hei, Jo… ehm.. kamu kenapa?” Sapa sekaligus tanya Charles saat melihat Jojo yang tengah memegangi lehernya sambil berjalan, Jojo pun ikut berhenti dari jalannya, lalu Charles pun menghampiri Jojo, dan akhirnya mereka pun berjalan beriringan.
“Jo… jangan-jangan, kamu mencuri pakaian tetangga lagi ya… ya ampun Jo.. lihatlah… semua itu membuat mukamu berpanu, hu Jojo…” Ucap Charles sedramatis mungkin sambil mengelus-elus bahu Jojo, Jojo pun menundukkan kepalanya.
“Maaf… saat itu aku buta, jadi aku men… eh… YAKS… CHARLESS, apa yang kamu lakukan” Ucap Jojo, lalu menjitak kepala Charles dengan penuh nafsu.
“Au… Jo sakit tahu” Ucap Charles sambil mengelus-elus pantatnya, di karenakan gatal.
“Lagian kamu sih, ngomong sembarangan, dan aku pegal-pegal begini gara-gara silat yang menyebalkan itu, cih menyebalkan, dan lagi dalam 5 hari, aku harus bisa menguasai gerakan-gerakan yang sulit, karena kami akan menyambut tamu, aish… apa mereka mau membuatku mati muda” Kesal Jojo dengan nada yang sangat frustasi.
“APAA… jadi kamu sudah masuk silat, ehm aku belum percaya, kalau begitu, siapa guru pertama yang mengajarkan silat di Sukamara?” Ucap Charles, lalu bajunya pun berubah menjadi baju pembawa acara kuis.
“Ya… jika anda benar, anda akan mendapatkan sebuah… tepuk tangan, dan jika anda salah, anda akan berlibur ke Bali, tentunya dengan biaya sendiri” Lanjut Charles lagi dengan nada heboh-heboh humor.
“Hem.. jawabannya Bapak Ibrahim, aku baru mempelajarinya kemarin sore” Ucap Jojo santai, membuat Charles kaget dan kembali ke baju semula, wah benar, batin Charles tak percaya.
“Sudahlah Jo~ kau ikuti saja pelatihannya, lagipula ini untuk nama baik sekolah, benarkan dan lagi ini sangat berguna nantinya, biarpun kau melakukannya dengan tidak ikhlas, tapi aku yakin, ini bermanfaat untukmu, dan kau akan ikhlas melakukannya, kau lupa, dengan ini, kau juga bisa melawan 9 G”, Ucap Charles, membuat Jojo terdiam, benar juga…
“Okelah kalau begitu, okelah kalau begitu..” Senandung Charles di setiap langkah kakinya, mungkin dia tertular penyakit Jojo yang suka menyanyi tidak jelas itu, Charles pun terus bernyanyi dan berjalan, tetapi, tiba-tiba, seseorang menghentikan semua aktifitasnya, terutama ngupil.
“Hei, Jo… ehm.. kamu kenapa?” Sapa sekaligus tanya Charles saat melihat Jojo yang tengah memegangi lehernya sambil berjalan, Jojo pun ikut berhenti dari jalannya, lalu Charles pun menghampiri Jojo, dan akhirnya mereka pun berjalan beriringan.
“Jo… jangan-jangan, kamu mencuri pakaian tetangga lagi ya… ya ampun Jo.. lihatlah… semua itu membuat mukamu berpanu, hu Jojo…” Ucap Charles sedramatis mungkin sambil mengelus-elus bahu Jojo, Jojo pun menundukkan kepalanya.
“Maaf… saat itu aku buta, jadi aku men… eh… YAKS… CHARLESS, apa yang kamu lakukan” Ucap Jojo, lalu menjitak kepala Charles dengan penuh nafsu.
“Au… Jo sakit tahu” Ucap Charles sambil mengelus-elus pantatnya, di karenakan gatal.
“Lagian kamu sih, ngomong sembarangan, dan aku pegal-pegal begini gara-gara silat yang menyebalkan itu, cih menyebalkan, dan lagi dalam 5 hari, aku harus bisa menguasai gerakan-gerakan yang sulit, karena kami akan menyambut tamu, aish… apa mereka mau membuatku mati muda” Kesal Jojo dengan nada yang sangat frustasi.
“APAA… jadi kamu sudah masuk silat, ehm aku belum percaya, kalau begitu, siapa guru pertama yang mengajarkan silat di Sukamara?” Ucap Charles, lalu bajunya pun berubah menjadi baju pembawa acara kuis.
“Ya… jika anda benar, anda akan mendapatkan sebuah… tepuk tangan, dan jika anda salah, anda akan berlibur ke Bali, tentunya dengan biaya sendiri” Lanjut Charles lagi dengan nada heboh-heboh humor.
“Hem.. jawabannya Bapak Ibrahim, aku baru mempelajarinya kemarin sore” Ucap Jojo santai, membuat Charles kaget dan kembali ke baju semula, wah benar, batin Charles tak percaya.
“Sudahlah Jo~ kau ikuti saja pelatihannya, lagipula ini untuk nama baik sekolah, benarkan dan lagi ini sangat berguna nantinya, biarpun kau melakukannya dengan tidak ikhlas, tapi aku yakin, ini bermanfaat untukmu, dan kau akan ikhlas melakukannya, kau lupa, dengan ini, kau juga bisa melawan 9 G”, Ucap Charles, membuat Jojo terdiam, benar juga…
Satu minggu kemudian…
“Hei, Jo… apa kabar?, wah… bagaimana dengan acaranya?” Ucap Charles sambil menghampiri Jojo yang tengah duduk di kantin.
“Sukses” Ucap Jojo senang membuat Charles tersenyum, tiba-tiba, seseorang menghampiri mereka, ternyata seseorang itu adalah anak-anak berandalan 9 G.
“Hei pengecut, kita bertemu lagi, pas sekali, tanganku sedang gatal ingin memukul seseorang” Ucap ketua mereka dengan remeh.
“Wah mereka… Jo… jurus apa yang akan kau keluarkan untuk mengalahkan mereka?” Ucap Charles sambil mengurut-urut bahu Jojo menggunakan minyak GPU yahud.
“Tidak, aku tidak akan mengeluarkan jurus apapun, karena aku tidak ingin menggunakan silat hanya untuk kekerasan semata, yah~ sekarang aku jadi suka silat, silat sangat menarik, dan lagi saat menyambut tamu itu, aku merasa sangat bangga, bangga karena membawakan silat khas daerahku sendiri, yaitu Sukamara, kepada orang luar, sungguh.. rasanya sangat menyenangkan dan kau benar, silat sangat berguna” Ucap Jojo dengan senyum tulusnya membuat Charles terdiam, lalu tersenyum.
“Tapi… bagaimana cara kita menghadapi mereka?” Tanya Charles cemas.
“Lari…”
“Hei, Jo… apa kabar?, wah… bagaimana dengan acaranya?” Ucap Charles sambil menghampiri Jojo yang tengah duduk di kantin.
“Sukses” Ucap Jojo senang membuat Charles tersenyum, tiba-tiba, seseorang menghampiri mereka, ternyata seseorang itu adalah anak-anak berandalan 9 G.
“Hei pengecut, kita bertemu lagi, pas sekali, tanganku sedang gatal ingin memukul seseorang” Ucap ketua mereka dengan remeh.
“Wah mereka… Jo… jurus apa yang akan kau keluarkan untuk mengalahkan mereka?” Ucap Charles sambil mengurut-urut bahu Jojo menggunakan minyak GPU yahud.
“Tidak, aku tidak akan mengeluarkan jurus apapun, karena aku tidak ingin menggunakan silat hanya untuk kekerasan semata, yah~ sekarang aku jadi suka silat, silat sangat menarik, dan lagi saat menyambut tamu itu, aku merasa sangat bangga, bangga karena membawakan silat khas daerahku sendiri, yaitu Sukamara, kepada orang luar, sungguh.. rasanya sangat menyenangkan dan kau benar, silat sangat berguna” Ucap Jojo dengan senyum tulusnya membuat Charles terdiam, lalu tersenyum.
“Tapi… bagaimana cara kita menghadapi mereka?” Tanya Charles cemas.
“Lari…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar