Sabtu, 02 November 2013



Sebelum membaca cerita ini perlu kalian tahu siapa aku, tokoh utama di cerita ini. Aku adalah Puspita Rheza Hanindita. Seorang mahasiswi di sebuah Universitas swasta di Yogyakarta. Jurusan Ilmu komunikasi tahun angkatan 2013/2014. Aku akan menceritakan sedikit pengalaman OSPEK yang berkesan yang hanya terjadi 1x seumur hidupku. Bukan hanya kawan yang kudapat tetapi juga beberapa cowok yang aku taksir. Ehmhhh kalau begitu mari langsung saja aku bercerita.
Hari Sabtu 31 Agustus 2013. Hari yang sejuk untuk para calon mahasiswa baru di Universitasku. Aku membuka mata tepat pukul 04.00 WIB. Hari baru dimulai dalam hidupku. Aku bergegas mandi dan sarapan pagi kemudian meluncur ke kampus untuk menyimak Technical Meeting untuk keperluan OSPEK. Aku berangkat hanya penuh semangat berharap teman-temanku tak seperti yang dulu aku pikirkan semasa SMA. Dan benar saja. Teman OSPEK kelompok pertama gokil abis. OSPEK hari pertama adalah OSPEK Fakultas. Karena aku adalah anak FISIPOL, maka HI, IK, IP dicampur menjadi 1 group. Kami bernama group 18 Sisingamangaraja XII. Penuh canda dan tawa kami berdiskusi untuk persiapan OSPEK. Kegilaan kami muncul dengan kehadiran Otong dan Alan. Mereka lah yang membuat diskusi di kelompok kami bertambah hidup.
Minggu, 1 September 2013. Kami berkumpul kembali untuk mempersiapkan apa saja yang telah disepakati pada hari Sabtu. Kami berkumpul tepat pukul 09.00 WIB. Keseruan muncul sepanjang kami mengerjakan peralatan OSPEK. Dan tahukah kamu, dari salah satu orang pria di kelompokku ada yang sangat mirip dengan teman semasa SMA ku dulu. Dia bernama Leo Dino Widodo. Dia Prodi HI. Sedangkan aku adalah Prodi IK. Rasanya hati ini terlalu miris menerima kenyataan bahwa dia lain jurusan denganku. Tapi 3 hari melihatnya sudah membuat hatiku sedikit terhibur. Jujur saja dia mirip sekali dengan teman masa SMA ku bernama Dewangga yang super duper jail. Berbeda dengan Leo, dia pendiam dan ramah. Dua orang yang berwajah sangat mirip namun sangat berbeda karakter. Sungguhkah aku mencintai dia, Aku tak tahu pasti, karena semenjak kami berpisah aku tak ingin lagi mencari tahu lebih banyak tentang hidupnya.
Entahlah, ada 1 cowok bernama Suci yang mungkin mengetahuiku suka dengan Leo. Dan sejak pertama kali dia bertemu denganku dia selalu saja memperhatikanku. Tapi aku tak pernah sekalipun menanggapinya. Semenjak itu pula Suci tak henti memperhatikanku. Sampai hari yang ditunggu seluruh Mahasiswa dan Mahasiswi datang.
Senin, 2 September 2013 datang juga. Hari pertama OSPEK segaera akan dimulai. Kami kelompok Sisingamangaraja XII pun berkumpul demi sebuah sertifikat diterimanya kami sebagai Mahasiswa dan Mahasiswi. Kami semua lengkap bersama atribut yang telah ditentukan. Serta anggota kami hadir semuanya tanpa kecuali. Dan Leo, cowok yang sudah membuyarkan anganku. Setiap detik aku selalu tak berpaling pandanganku padanya. Seperti ada sesuatu yang membuatku tak berkedip ketika melihatnya. Itu berjalan hingga acara selesai.
Ada 3 hal yang mengetahui persaanku saat itu. Ellena, aku, dan Allah yang tahu. Itu ternyata hanya anggapanku belaka. Suci, Ya Suci. Dia tepat sekali membaca gerak gerikku. Dan dia menangkap sinyal bahwa aku menyukai Leo. Entah bagaimana kejadiannya, Leo berubah drastis semenjak Suci mengetahui bahwa aku menyukai Leo. Leo menjadi jaga jarak denganku. Hingga aku tahu bahwa Suci lah yang memberitahu bahwa aku menyukai Leo. Yaahhh apa mau dikata. Biarlah tetap menjadi sebuah rahasia dlam hatiku saja bahwa aku mencintai Leo walau itu hanya sekejap dan harus bertepuk sebelah tangan.
Hari OSPEK pertama berakhir dengan kemenangan kami sebagai kelompok terbaik di FISIPOL. Sorak sorai bahagia sangat jelas terliat di wajah kami. Kami pulang dengan penuh kepuasan dan terselip sebuah arti persahabatan yang sangat bermakna di hari pertama kami menginjakkan kaki di sebuah Universitas.
Selasa, 3 Septempber 2013, aku harus berpisah dengan kelompok OSPEK fakultas tercintaku. Dan harus bergabung dengan kelompok jurusan yang bagiku lebih banyak membosankan daripada berwarnanya. Hmmmm, tapi apa boleh buat, itu adalah salah satu syarat aku diterima di Universitas ini. Tidak banyak bicara dan seakan angkuh di mataku. Itulah mereka. Harold Lasswel, itulah nama kelompok kami. Sebagian besar menurut feelingku angkuh dan pemilih dalam berteman. Haahhh… rasanya aku ingin pulang saja jika hanya seperti ini. Mungkin aku yang tak bisa berbaur dengan mereka. Semoga suatu hari aku bisa menemukan kawan yang tepat untuk karakterku yang seperti ini.
Eeeiiittsss, ada 1 hal yang membuatku bersinar dalam hati. Kakak pemandu kami. Hmmm, awalnya aku sangat malas jika harus bertemu teman-teman 1 kelasku kali ini. Tapi ada sesuatu yang membuatku bertahan hingga hari berakhir. Kak Ade, kakak senior kami angkatan 2011. Kalian tahu kenapa dia berhasil menjadi spiritku dalam OSPEK. Dia mirip sekali dengan mantan kekasihku bernama Vicky. Hanya yang membedakan adalah Kak Ade tak memiliki gigi gingsul yang manis seperti Vucky. Sifatnya nyaris sama, sama-sama memiliki humor yang tinggi. Intinya aku dapat bertahan karena Kak Ade yang kuibaratkan seperti Vicky. Hingga aku mampu menyelesaikan semuanya. Sebenarnya aku sedikit menaruh perasaan terhadap Kak Ade. Tapi biarlah hanya sahabat baruku, aku dan Allah yang tahu. Biarlah rasa ini tetap menjadi misteri.
Walaupun aku tahu Kak Ade sudah memiliki kekasih, tapi aku tak pernah sedikitpun untuk kecewa. Karena dia dan aku hanya sebatas Kakak yang membimbing adiknya. Dan aku tak pernah ragu untuk melangkah ke depan walau di depanku tak ada dia. Semoga pengalamanku akan selalu kukenang dalam hidup dan hingga akhir hayatku kelak.
Inilah pengalaman OSPEKku di Universitas. Seru dan tak kan terlupakan. Dan aku takkan pernah berhenti menulis pengalamanku selama mengenyam pendidikan di sini. Sekian dulu ceritaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar