Rabu, 12 Februari 2014

The Power of Kepepet

Pada suatu hari kami membawa rombongan pesepeda MTB-Mountain Bike, ada beberapa orang yang belum terlatih untuk melakukan turunan yang perlu ketrampilan khusus, sebab ada beberapa akar pohon, selokan air, batu-batu, dan jalan licin penuh air. Awalnya mereka ragu-ragu untuk turun sambil naik sepeda, ...
Kamis, 15 Januari 2009
The power of kepepet adalah sebuah kekuatan tak terduga, sebab dia muncul bukan dari kekuatan logika matematis, tapi kekuatan kreatifitas yang dipupuk dengan kekuatan spiritual. Kondisi seperti itu, biasanya akan memunculkan kekuatan-kekuatan dan keberanian-keberanian yang tak terbayangkan sebelumnya.
Pada suatu hari kami membawa rombongan pesepeda MTB-Mountain Bike, ada beberapa orang yang belum terlatih untuk melakukan turunan yang perlu ketrampilan khusus, sebab ada beberapa akar pohon, selokan air, batu-batu, dan jalan licin penuh air. Awalnya mereka ragu-ragu untuk turun sambil naik sepeda, namun lama-lama dengan keterpaksaan yang produktif mereka turun juga dengan selamat, walaupun ada juga yang merasakan jatuh sedikit dengan resiko agak kotor bajunya. Namun pada dasarnya, mereka sampai tujuan lebih cepat, dibanding mereka harus tetap turun dengan cara sepeda tidak dinaiki atau memilih jalur lain yang lebih aman dengan memakan waktu sangat lama. Mengapa mereka menjadi berani turun dan sampai tujuan dengan selamat dalam waktu singkat, sebab mereka mengalami “The Power of Kepepet”.


Begitu juga pada tahun 1986, pemerintah membuat kebijakan baru yaitu para pegawai negeri mendapat tunjangan beras, namun pada sisi lain ketika kami dan temen-temen satu kost tidak punya uang untuk membeli beras, dan kami masih ingin hidup dan tidak mau mati karena tidak bisa makan. Maka pada saat itu, punya keberanian untuk mendatangi para dosen di kampus, membeli beras jatahnya dengan harapan harganya lebih murah. Namun justru kami mendapat beras ratusan kilo dengan harga gratis, kawan. Para dosen malah gembira memberikan berasnya, bukan hanya karena beliau sudah punya beras dirumah, dan ingin sedekah beras, namun beliau juga merasa gengsi, masak dosen pulang dari kampus membawa beras. Kamipun juga sangat gembira, sebab jatah untuk membeli beras, bisa untuk membeli buku, walaupun sekedar buku bekas. Dan kamipun juga lebih terkejut lagi, sebab ratusan kilo beras akhirnya bisa diangkut ke tempas kost dengan kekuatan fisik yang tidak terbayangkan sebelumnya. Mengapa berani lobi ke dosen dan mampu mengangkat ratusan kilo beras dalam waktu singkat, sebab kami mengalami ”The Power of Kepepet”.
Sahabat CyberMQ
The Power of Kepepet, bisa kita ciptakan dangan dua cara. Pertama, menciptakan kondisi ”The Power Of Kepepet” secara nyata. Misalnya, berhutang untuk modal usaha, dengan demikian kita akan berusaha sungguh-sungguh untuk membayarnya, nanti Tuhan akan membimbing pembayarannya. Meminjam uang untuk melajutkan kuliah S-2 dan S-3, maka kita tidak akan menunda-nunda kelulusan dan hutangpun terbayar. Kedua, menciptakan kondisi ”The Power Of Kepepet” secara imajiner. Misalnya, menciptakan keyakinan bahwa secara spiritual kematian, jodoh dan rizki tak terduga. Setelah yakin kemudian menciptakan imajiner bahwa tiga tahun lagi akan meninggal. Sedangkan kita belum menikah dan rizki dalam bentuk uang juga belum banyak. Kondisi imajiner ini, akan mensuburkan hormon-hormon prestatif kita. Dan hormon-hormon prestatif yang dikemas dengan pupuk spiritual, semua yang terlihat sangat sulit menjadi kenyataan-kenyataan sangat mudah.
Siapapun boleh tidak percaya dengan kedua metode tersebut, namun kita harus hati-hati, kalau hidup tidak pernah percaya dengan gagasan-gagasan baru, sedangkan orang lain percaya dan mencoba menjalankannya, kita nanti hanya sebagai penonton yang berprilaku panjang angan-angan dan bukan angan-angannya panjang. Tidak percaya, buktikan saja.
Berani hadapi tantangan menciptakan ”The Power Of Kepepet”, agar hidup semakin bermanfaat bagi banyak orang!!! Bagaimana pendapat sahabat ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar