Sahabat dan Cinta
'Sudah jangan bersedih aku mencintaimu' Seseorang yang memelukku dari belakang sepertinya dia mengerti bagaimana perasaanku. aku masih mengusap air mataku yang masih menetes terus menerus. aku membalikkan badanku lalu melepaskan pelukan seseorang yang memang sungguh hangat kurasakan.
'Pelukan ini seperti memanggilku untuk melakukan lagi' Batinku.
Aku membuka mataku yang terpampang wajah alvin didepan tatapanku kali ini. dia memberikan serangkaian bunga mawar yang dibungkus dengan rapi digenggaman tangannya kali ini. Aku terkejut.
'Mengapa dia datang kepadaku? Apakah dia tahu kalau aku mencintainya selama ini? jangan jangan bagaiamana dengan persahabatan kita? Akan berakhir? Aku tidak bisa melihat sosoknya lagi' batinku. Dengan tercengang melihat alvin ditatapanku kali ini.
'Aku mencintaimu juga Aira' perkataan itu muncul dari mulut manis alvin tanpa terbata - bata dengan menyodorkan rangkaian bunga mawar itu di kala musim gugur yang selalu dikurindukan.
Aku mengambil rangkaian bunga itu dari genggaman Alvin yang berharap aku akan menerimanya. Aku melilitkan tanganku di legernya lalu bersandarlah kepalaku di pundak Alvin yang menjadi tempat ternyaman saat ini. tetesan air mata bahagia pun bisa digambarkan di aura wajahku saat ini. Jantungku berdetak semakin kencang, sehingga aku merasakan duniaku menjadi putih tidak ada seorang pun. Aku terbangun.
'Ini hanya mimpi aira. Semoga menjadi kenyataan kali ini' aku menepuk - nepukkan telapak tanganku ke wajahku yang memang setengah tidak sadar.
Alarm Handphoneku berbunyi.
Terlihat beberapa text message dari seseorang teman dekatku.
Saki : 'happy birthday aira 17th ya traktiran ditunggu selalu sayangggg'
Pame : 'happy birthday aira 17th nanti doanya aku lagi malas ngetik nih semoga aku masih di 3 orang pertama hehe'
Alvin : ' happy birthday aira. Happy sweet seventeen ya. Enjoy with your 17 semoga di dapatkan jodoh keinginanmu. Amin'
alvin pertama kali. perkataannya yang mengatakan semoga didapatkan jodoh itu adalah harapanku akan menjadikannya jodohnya. tetapi setidaknya aku lebih sadar kita tidak akan lebih dari sekedar teman. harapanku mulai berada dipikiranku kali ini, didalam umurku yang beranjak sudah remaja ini aku ingin di jodohkan dengan Alvin kalaupun dia memang jodohku. Batinku.
Semua orang sudah sibuk dengan suasana dekor gedung bergaya kerajaan ini. musim gugur kali ini menyambut meriah ulang tahunku yang bertepatan dengan umur 17tahunku. sedangkan aku masih menatap jendela kaca yang 3x lebih besar daripada badanku, sehingga terlihat sangat luas permukaan gedung saat ini. bahkan aku bisa melihat menara eiffel yang sepertinya menyapa lamunanku didalam gedung saat ini.
'Ayo aira sayang keluar yuk semua sudah menunggu kamu tuh diluar' ucap mamaku yang sepertinya tidak ingin perayaan ulang tahunku kali ini berantakan seperti tahun lalu.
Aku berjalan di atas karpet merah itu yang bertebal sekitar 2cm itu dengan sepatu kaca yang sepertinya bergaya princess Cinderella tetapi dengan gaun emas milik Belle. Semua teman dekatku bahkan seisi gedung menatapku tanpa ada kedipan sedikitpun, sedangkan aku masih bingung berjalan dengan memakai gaun yang sebesar ini dan memang menganggu perjalananku menuruni tangga. Mereka semua bertepuk tangan lalu berharap aku meniup berpuluh lilin yang siap di atas kue tartku saat ini. Ada kebahagiaan kecil yang menyelimuti perasaanku saat ini; ragu, bangga dan malu.
PROOK PROOOK PROOOK!
tepukan dari banyak orang yang mengisi gedung bertema putih ini ke arahku setelah aku membuat harapan lalu meniup lilin ini. Alvin, dia tampan kali ini berpakaian jas hitam rapi dengan tampangnya yang memang berdarah blasteran dengan pakistan menambah kesan tajam di wajahnya.
'Selamat ya, happy birthday sekali lagi' ucapnya yang berada disebelahku.
'Makasih alvin' jawabku dengan tersenyum manis ke arahnya.
'Kamu cantik sekali saat ini' pujinya.
'Terimakasih begitu pula dengan kamu, sangat beda dengan biasanya. Aku tidak pernah melihat kamu mengenakan jas selama 7tahun kita berteman' jawabku.
'Iya aku uda di ajari berpakaian sama Angela' dia membalikkan badan lalu memanggil perempuan yang memang sangat cantik, tajam bahkan sexy dimata semua lelaki. Rambutnya pirang bahkan dia memiliki mata yang berwarna coklat menambah kesan kesexyan nya.
'Angela, selamat ulang tahun' ucapnya dengan mencium pipi kanan kiriku.
'Thanks' jawabku singkat.
'Apakah dia pacar alvin saat ini? Bukankah alvin pernah cerita kalau dia lagi tertarik dengan seseorang. Ataukah memang dia yang selama ini alvin sembunyikan kepadaku. Padahal hari ini aku berharap hari yang terkesan buatku, dan tidak berjalan dengan harapanku' kataku dalam hati.
Aku tidak bisa menahan apa yang kurasakan saat ini saat melihat angela menyelipkan tangannya ke tangan Alvin dengan begitu dekat. Ini godaanku untuk menangis beberapa kali. Sedangkan terlihat wajah alvin yang sepertinya tidak keberataan dengan perlakuan Angela yang merangkul tangannya seperti itu. Aku berjalan menuju balkon belakang gedung ini lalu membuka jendela yang besar itu dan mencoba mencari ketenangan di saat seperti ini. Tetapi, bayangan itu selalu muncul.
'Tidak tidak jangan pernah menangis lagi aira ini hari bahagiamu. Jangan tinggalkan mereka yang menunggumu diluar sana untuk bertemu denganmu lalu kamu membungkam dirimu sendiri di keadaan yang seperti ini'
tetesan demi tetesan sudah menetes yang membawa pesan apa yang kurasakan saat ini. tangisanku sudah semakin segugukan tidak bisa kutahan lagi, ini menyedihkan. Badanku semakin membungkuk ke pinggir pagar balkon dengan ditiupnya angin musim gugur saat ini.
Sebuah tissue mengarah ke arahku dari samping. Terlihat sebuah jas rapi yang pernah kulihat tadi. Alvin.
'Usap air matamu dengan ini aku benci melihat perempuan menangis seperti ini' ucapnya dengan menyodorkan tissue ditangannya.
'Kenapa kamu kesini?' Tanyaku.
'Hanya mencari angin. Aku akan pergi kalaupun kamu mengusirku.' Jawabnya lalu berlalu.
Ini menyedihkan, dia meninggalkanku disaat seperti ini dengan hanya menyuruhku mengusap air mataku dengan sebungkus tissu yang tidak bisa menampung air mataku kali ini. Tangisanku brutal.
Seseorang memelukku dari belakang, dia mengenduskan nafasnya tepat dibelakangku. ' aku mencintaimu aira ' ucapanya itu sepertinya aku pernag merasakan hal seperti ini, didalam mimpi. Aku membalikkan badanku lalu melepaskan pelukan itu. Alvin. Aku tersenyum. Dia membuka kotak berwarna merah yang panjang lalu terlihat kalung berliontion princess dengan prince yang bergadengan tangan. Dia melilitkan kalung itu keleherku.
'Aku mencintaimu aira. jangan cemburu dengan Aira dia hanya adik sepupuku. Aku tidak tertarik dengan perempuan lain selain kamu, Aira. Hanya kamu. ' ucapnya sekali lagi.
'Semoga aku yang menjadi jodohmu didalam doaku semalam' ucapnya lagi. Dengan memelukku sekali lagi.
'Ini nyaman. Terimakasih sudah mengambulkan keinginanku.' Batinku dalam pelukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar