Rabu, 23 Oktober 2013

Kegemukan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kegemukan
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
Tiga siluet gambar yang menunjukkan garis tubuh orang berukuran normal (kiri), kelebihan berat (tengah), dan gemuk (kanan).
Siluet dan lingkar pinggang yang memperlihatkan berat badan normal, kelebihan berat, dan kegemukan
ICD-10E66.
ICD-9278
OMIM601665
DiseasesDB9099
MedlinePlus003101
eMedicinemed/1653 
MeSHC23.888.144.699.500
Kegemukan atau obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan.[1][2] Seseorang dianggap menderita kegemukan (obese) bila indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m2.[3]
Kegemukan meningkatkan peluang terjadinya berbagai macam penyakit, khususnya penyakit jantungdiabetes tipe 2apnea tidur obstruktifkanker tertentu, osteoartritis[2] dan asma[4][2][5]. Kegemukan sangat sering disebabkan oleh kombinasi antara asupan energi makanan yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan kerentanan genetik, meskipun sebagian kecil kasus terutama disebabkan oleh gen, gangguan endokrinobat-obatan atau penyakit psikiatri. Hanya sedikit bukti yang mendukung pandangan bahwa orang yang gemuk makan sedikit namun berat badannya bertambah karena metabolisme tubuh yang lambat; rata-rata orang gemuk mengeluarkan energi yang lebih besar dibandingkan orang yang kurus karena dibutuhkan energi untuk manjaga massa tubuh yang lebih besar.[6][7]
Pengaturan diet dan aktivitas fisik masih menjadi tata laksana utama kegemukan. Kualitas asupan dapat diperbaiki dengan mengurangi konsumsi makanan padat energi contohnya makanan yang tinggi lemak dan gula, serta dengan meningkatkan asupanseratObat-obatan anti-kegemukan dapat dikonsumsi untuk mengurangi selera makan atau menghambat penyerapan lemak, disertai dengan asupan diet yang tepat. Apabila diet, olahraga, dan obat-obatan belum efektif, maka balon lambung dapat membantu mengurangi berat badan, atau operasi dapat dilakukan untuk mengurangi volume lambung dan/atau panjang usus sehingga dapat memberikan rasa kenyang yang lebih dini dan menurunkan kemampuan penyerapan nutrisi dari makanan.[8][9]
Kegemukan adalah penyebab kematian yang dapat dicegah paling utama di dunia, dengan prevalensi pada orang dewasa dan anakyang semakin meningkat, sehingga pihak berwenang menganggap kegemukan sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakatpaling serius pada abad 21.[10] Kegemukan umumnya merupakan stigma di dunia modern (khususnya di Dunia barat), meskipun pada suatu waktu dalam sejarah, kegemukan secara luas dianggap sebagai simbol kekayaan dan kesuburan, dan masih dianggap demikian di beberapa bagian di dunia hingga sekarang.[2][11]

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]

Kegemukan adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa hingga menyebabkan dampak merugikan bagi kesehatan.[1]Kegemukan dinilai berdasarkan indeks massa tubuh (IMT), dan selanjutnya berdasarkan distribusi lemak melalui rasio pinggang-panggul dan total faktor risiko kardiovaskular.[12][13]IMT sangat erat hubungannya dengan persentase lemak tubuh dan total lemak tubuh.[14]
Tampilan depan dan samping tubuh seorang pria dengan "super obesitas". Terlihat gurat-gurat peregangan (stretch marks) pada kulit dan ginekomastia.
Seorang pria "super obesitas" dengan IMT 47 kg/m2: berat 146 kg (322 lb), tinggi 177 cm (5 kaki 10 in)
Pada anak, berat badan yang sehat bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin. Kegemukan pada anak dan remaja tidak didefinisikan dengan suatu angka mutlak, namun berhubungan dengan riwayat kelompok dengan berat badan yang normal, kegemukan didefinisikan apabila IMT lebih besar dari persentil ke-95.[15] Data rujukan yang menjadi dasar penentuan persentil ini berasal dari tahun 1963 hingga 1994, dan oleh karena itu belum dipengaruhi oleh peningkatan berat badan yang terjadi akhir-akhir ini.[16]
IMTKlasifikasi
< 18.5berat badan kurang
18.5–24.9normal
25.0–29.9berat badan lebih
30.0–34.9kegemukan kelas I
35.0-39.9kegemukan kelas II
≥ 40.0  kegemukan kelas III  
IMT dihitung dengan cara membagi berat badan subjek dengan kuadrat tinggi badannya, yang biasanya ditulis baik dalam satuan metrik maupun dalam sistem Amerika :
Metrik: IMT=kilogram/meter^2
Sistem Amerika dan imperialIMT=lb*703/in^2 dengan
lb adalah berat badan subyek dalam pon dan in adalah tinggi badan subyek dalam inci.
Definisi yang paling sering dipakai adalah yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 1997 dan dipublikasikan pada 2000, seperti yang tertera pada tabel di sebelah kanan.[3]
Beberapa lembaga membuat modifikasi dari definisi WHO tersebut. Literatur Bedah membagi kegemukan "kelas III" menjadi beberapa kategori, yang angkanya masih menjadi perdebatan.[17]
  • IMT ≥ 35 atau 40 disebut kegemukan berat
  • IMT ≥ 35 atau 40–44.9 atau 49.9 disebut kegemukan morbid
  • IMT ≥ 45 atau 50 disebut kegemukan super/super obese
Karena populasi Asia memperlihatkan dampak negatif kegemukan terhadap kesehatan pada nilai IMT yang lebih rendah dibandingkan populasi Kaukasia, beberapa negara membuat definisi ulang kegemukan; seperti di Jepang yang mendefinisikan kegemukan sebagai nilai IMT lebih dari 25 [18] sedangkan China menggunakan nilai IMT lebih dari 28.[19]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar