Tips Menjadi Juara Kelas
Kebetulan saya mengajar disekolah tempat saya mengenyam pendidikan SMA dulu. Ya… saya mengajar di almamater saya.
Waktu saya SD sampai SMP boleh dibilang dengan berleha-leha saja nilai saya sudah bagus. Trus waktu mau masuk SMA, saya dan beberapa teman atas saran wali kelas kami pindah rayon. Kami mendaftar di sekolah yang lebih baik. Bahkan terbaik se kodya Jakut. Kalau orang tua saya sih pertimbangannya karena SMA ini dekat dari rumah sedangkan SMA yang sesuai dengan rayon SMP saya jauh.
Ulangan pertama mapel matematika dapat 3,5 (nilai maksimal 10) saya langsung shock. Pertama kali dalam sejarah akademik nilai saya sejelek itu. Saya yang selalu masuk rangking 5 besar sekarang dapat nilai segitu jeleknya. Waktu itu saya berkesimpulan bahwa sekarang saya tidak lagi berada di komunitas kelas “kucing” tetapi sudah di komunitas kelas “macan”. Harus ganti strategi.
Ini dia resep rahasia saya:
resep pertama percaya pada kemampuan diri.
Jangan mengandalkan orang lain jika mau mengubah nasib kita. Selama IQ kita normal maka kita juga masih mampu sehebat orang lain. Jangan mengandalkan si A, si B atau siapapun. Juga kertas-kertas contekan dan sejenisnya.
Selama SMA wali kelas mempercayai saya untuk menulis rapor. Jadi sebelum hari h saya sudah tau saya ini naik kelas atau tidak, saya peringkat berapa, bahkan saya tau teman-teman saya yang tidak naik kelas beserta permasalahannya. Teman-teman saya sampai kami tamat SMA tidak ada yang tau kalau rapor mereka adalah tulisan tangan saya. Jika saya punya reputasi jelek maka tidak mungkin saya mendapatkan kepercayaan sebegitu besarnya. Nulis rapor…Man!
Khusus kertas contekan saya punya cerita: andai kita selalu mengandalkan kertas contekan selama sekolah sampai kita menjadi seorang ahli. Jadi dokter misalnya. Semua orang menganggap kita hebat begitupun orang tua kita. Suatu saat orang tua kita sakit mendadak, parah dan harus secepatnya dioperasi. Mereka hanya mau dioperasi oleh kita, anaknya yang mereka anggap hebat. Kita harus nyontek dulu. Nyontek buku kedokteran yang setebal batu bata. Waktu terus berpacu. Apa jadinya? Di saat orang tua mengandalkan kemampuan kita. Kita tidak mampu segera menolongnya.
resep kedua tentukan waktu belajar.
Saya memilih waktu belajar saya di rumah. Jam belajar saya dirumah adalah dari jam 21.00 s.d 02.00. Karena pada saat-saat tersebut saya lebih bisa berkonsentrasi.
Pulang sekolah saya kursus sampai di rumah menjelang magrib. Setelah sholat magrib saya tidur dan bangun jam 21.00 untuk mulai belajar. Ditemani siaran radio dan kadang-kadang alunan intrumentalnya kenny g. Ternyata alunan musik instrumental bisa membuat kita lebih berkonsentrasi loh. Btw, intrumental kenny g yang paling saya sukai adalah the moment dan sentimental.
Kalau hari sabtu sampai minggu sore saya libur belajar di rumah. Saya bersenang-senang keliling kota naik bis. Dulu saya suka nyobain naik bis rute yang saya belum tau. Kadang saya makan-makan di mal. Untuk kegiatan terakhir ini saya harus nabungin uang jajan dulu.
resep ketiga review pelajaran.
Jika disekolah saya menyalin materi di kertas coret-coretan. Pada malam harinya saya menyalin kembali coret-coretan tersebut di buku yang bersesuaian. Berarti secara tidak langsung saya jadi mereview materi tersebut. Sambil dihias dengan indah, untuk rumus diberi stabilo atau ditulis dengan warna tinta yang berbeda misalnya. Karena kalau catatan kita rapi dan indah tentu kita akan senang membacanya.
Kemudian saya mencoba latihan soal semampu saya. Kalau ada pekerjaan rumah (pr) maka pr lebih saya utamakan. Saya selalu berusaha mengerjakan pr by my self. Dulu kami suka mengintip buku-buku apa yang dipakai guru-guru kami, kemudian kami juga usahakan punya buku tersebut. Pasti soal-soal ulangan dari buku-buku tersebut. Untuk ulangan yang bersifat hapalan biasanya saya membaca materi sambil merekam suara saya. Kemudian rekaman saya putar ulang sambil saya baca lagi materi tersebut. Jadi mata dan telinga kompak mengirim informasi ke otak saya.
resep keempat disiplin diri.
Kalau sudah menetapkan waktu belajar, berarti harus disiplin. Jangan janji tinggal janji, rencana tinggal rencana. Harus ada motivasi kuat untuk menjadi lebih baik.
resep kelima minta orang tua agar mendoakan kita.
Selain kita sendiri juga harus berdoa untuk melengkapi ikhtiar yang telah dilakukan. Minta juga orangtua mendoakan agar kita berhasil, terutama di saat-saat menghadapi ujian sekolah. Memang semua orang tua pasti mendoakan anak-anaknya, tetapi tidak ada salahnya jika kita secara eksplisit meminta agar mereka mendoakan kita lulus ujian.
InsyaAllah sukses naik kelas. Jangankan untuk naik kelas, berdasarkan pengalaman saya resep tersebut mampu mengantarkan saya mendapat peringkat pertama dari jumlah siswa lebih kurang 48 perkelasnya. Di SMA terbaik se kodya Jakut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar